Mohon tunggu...
Dhimas Yusantoro
Dhimas Yusantoro Mohon Tunggu... Mahasiswa - masyus

AMAN

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN BTV 3: Mahasiswa Univeritas Jember Berikan Pendampingan Literasi Pakan Alternatif

30 Agustus 2021   21:00 Diperbarui: 31 Agustus 2021   04:41 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disaat masa pandemi Covid19 tidak menyurutkan antusias mahasiswa Universitas Jember dalam membagikan ilmu yang didapatkan dari bangku kuliah kepada masyarakat. Universitas Jember menggelar KKN di masa pandemic Covid19 dengan inovasi tema Back to Village 3, dimana mahasiswa melakukan KKN di rumah masing-masing dengan diberikan 5 tematik yang ditentukan oleh pihak kampus yaitu Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid19, Program Inovasi Tehnologi/informasi Dalam Penanganan Covid19, Program Pemberdayaan Bumdes/jaring Pengaman Desa Penanganan Covid19, Program Literasi Desa Pada Masa Pandemi Covid19, Program Penanganan Stunting dan Aki Akb.

Mahasiswa Universitas Jember yang berasal dari Nganjuk, Jawa Timur melaksanakan KKN di Desa Mojoduwur, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk. Adapun tematik yang diambil adalah Program Literasi Desa Pada Masa Pandemi Covid19.

Melihat kondisi Desa Mojoduwur yang mengalami musim kemarau dan pandemi Covid19, para masyarakat yang memiliki ternak sapi hanya mengandalkan pakan dari limbah hasil pertanian yaitu jerami padi. Menurut observasi dari mahasiswa peserta KKN Desa Mojoduwur memiliki banyak sekali tumbuhan hijauan yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan alternatif. Kesadaraan akan adanya potensi yang dimiliki belum disadari oleh masyarakat yang beternak sapi dan juga pengelolaan jerami pada agar memiliki nilai nutrisi yang tinggi.

Hal tersebut juga dikeluhkan oleh salah satu masyarakat sasaran di Desa Mojoduwur yang beternak sapi yaitu Pak Ri (58) yang diwawancari oleh penulis mengenai keluhan ketika beternak sapi di musim kemarau dan masa pandemi Covid19.

“Musim kemarau sekarang cuman bisa pakai pakan jerami padi mas mau beli pakan rumput gajah juga mahal, semua naik pas musim pandemi sekarang” tutur kepada penulis. Kebutuhan akan nutrisi ternak sebenarnya juga belum disadari oleh peternak, mengingat tujuan beternak sapi adalah untuk tabungan jika kebutuhan mendesak.

Potensi pakan alternatif yang ada di Desa Mojoduwur adalah hijauan dengan kategori leguminosa, dimana tanaman tersebut tumbuh liar disekitaran daerah Dusun Nitis. Leguminosa yang tumbuh subur pada saat musim kemarau di Desa Mojoduwur yaitu lamtoro, turi, dan sentro. 

Ketiga jenis tanaman golongan leguminosa tersebut dapat dimanfaatkan bagian daunnya untuk dijadikan pakan ternak. Pemberian pakan alternatif dari ketiga jenis tersebut tidak serta merta menjadi pakan utama, mengingat ketiga jenis tanaman pakan tersebut memiliki zat yang merugikan jika diberikan secara berlebihan.

Daun Sentro
Daun Sentro

Daun Turi
Daun Turi

Pakan yang digunakan saat ini oleh peternak yaitu jerami padi. Menurut riset dari Amin et al (2015) kelemahan dari jerami padi terlihat dari kandungan protein kasar yang rendah. Jerami padi mengandung protein kasar 8,26%, serat kasar 31,99%, NDF 77,00%, ADF 57,91%, selulosa 23,05%, hemiselulosa 19,09%, dan lignin 22,93%. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun