Mohon tunggu...
Dhimas Wisnu Mahendra
Dhimas Wisnu Mahendra Mohon Tunggu... -

Pengelana Angan... :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Texas (Kembali) Membara: Satu Dekade Tragedi Waco

18 April 2013   17:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:59 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1366358684375816109

Texas (kembali) membara! Setelah dua hari lalu Boston diguncang bom kembar tepat di Hari Patriot, dan sehari setelahnya Presiden Barack Obama menerima surat beracun misterius yang mengingatkan pada upaya teror yang sama beberapa hari setelah tragedi WTC 11 September 2001, hari ini, 18 April 2013, atau 17 April waktu setempat, giliran pabrik pupuk di Texas, Amerika Serikat, meledak dengan dahsyat, diperkirakan menelan puluhan korban jiwa. Hingga tulisan ini diturunkan, otoritas lokal menyatakan setidaknya tujuh puluh orang tewas dan ratusan luka-luka. Ledakan begitu dahsyat menyerupai bom nuklir. Pihak berwajib masih melakukan investigasi. Pada tulisan terdahulu, telah diungkapkan sekelumit teori konspirasi terkait hubungan bom di Boston dengan Hari Patriot dan catatan hitam aksi teror yang kerap memanfaatkan momentum untuk menghiasinya. Kali ini, masih dalam minggu ketiga bulan April yang banyak menyimpan cerita berdarah, giliran Texas kembali dikoyak luka sejarah. Barangkali terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa ledakan besar di pabrik pupuk yang hanya berjarak 32 mil dari Waco, Texas, ini merupakan ulah teroris, khususnya sesuai tengara dilakukan oleh militan sayap kanan dalam negeri yang antipemerintahan. Meski demikian, menarik untuk mengkaji dan cepat menduga hubungan peristiwa ini dengan tragedi Waco, Texas, tepat satu dekade yang lalu, yakni pada 19 April 2003, dimana terjadi perang saudara paling berdarah dalam era modern di AS, antara sekte Branch Davidian yang dipimpin oleh David Koresh dengan Biro ATF (Bureau of Alcohol, Tobacco and Firearms) selama 50 hari yang puncaknya adalah baku tembak dan pembakaran gedung antara aparat yang diwakili FBI dengan kubu sayap kanan yang menewaskan 76 orang pria wanita termasuk 20 orang anak-anak. Tragedi inilah yang memicu tragedi lain yang dilakukan pada Hari Patriot yang sama, 19 April 2005, oleh Timothy McVeigh yang meledakkan bom mobil di Oklahoma dan menewaskan tak kurang dari 168 jiwa, termasuk 19 anak, dan melukai lebih dari 680 jiwa, merusak dan menghancurkan 324 bangunan dalam radius 16 blok, 86 mobil, dan memecahkan kaca-kaca dari 258 bangunan di sekitarnya. Demikian dahsyat bom yang diledakkan di depan Alfred P. Murrah Federal Building itu, menggoreskan luka dalam yang kembali disayat oleh peristiwa mendekati serupa. Dalam kaitannya dengan Waco, Texas, jika kecurigaan di atas memang beralasan, ledakan yang jika benar disengaja di pabrik pupuk di dekat Waco itu, diduga kuat merupakan upaya pengingat kembali tragedi berdarah pada satu dekade yang lalu. Untuk tujuan apa, tentu banyak kemungkinan yang dapat dianalisa, namun setidaknya latar belakang sejarah perang saudara sejak dua ratus tahun yang lalu, diawali dengan pecahnya perang di Lexington dan Concord, dekat Boston, pada 19 April 1775, yang menjadi momentum diperingatinya Hari Patriot di AS hingga sekarang, tiap minggu ketiga di bulan April. Maka wajar jika rasa was-was masih menghantui khususnya bagi penduduk di Amerika Serikat. Bayangan mengerikan teror dan pembalasan dendam menggelayut mendung di langit kelabu dalam satu minggu ini, diawali dari tragedi Bom Boston yang notabene terletak di bagian utara, menyusul ledakan pabrik pupuk di Texas, yang menariknya terletak di selatan, sekali lagi terendus aroma perang saudara utara dan selatan yang melintasi gurat masa. Hari-hari ke depan masih akan menggulirkan kecemasan, namun hendaknya tetap tak putus harapan. Waktu akan menjawab dan menyingkapkan kebenaran. Benarkah ledakan itu aksi teroris susulan, atau sabotase, ataukah murni kecelakaan. Sementara itu, hendaknya kita semua tetap bertahan dan berpegang pada keyakinan, bahwa betapapun berat guncangan dari prahara melanda, pada akhirnya kebenaran yang akan mengalahkan kejahatan. Tetap percaya dan berpegangan tangan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun