SATRIO PININGIT.
Sebuah gelar untuk sosok yang selalu dinantikan. Sebuah harapan yang disematkan dalam impian malam panjang yang bak tak berkesudahan, kepada seseorang yang akan datang untuk mampu mengatasi keruwetan permasalahan bangsa yang semakin lama semakin tak karuan menuju keterpurukan, bahkan kehancuran. Krisis multidimensi yang dialami bangsa ini sudah kian parah bahkan nyaris sulit diobati.
Kecuali...
Ya, konon, kecuali, jika Tuhan menurunkan Satrio Piningit untuk negeri ini. Dia adalah sosok ksatria yang mengusung tiga watak mulia sebagai pegangan: BENAR, LURUS, JUJUR, yang dilambangkan dengan "Trisula Wedha". Ciri kepribadian dan tanda-tanda kemunculannya sudah digambarkan melalui visi Raden Ngabehi Ronggowarsito, pujangga terakhir keraton Surakarta abad ke-18, antara lain melalui "Serat Kalatidha", bahkan jauh lebih dahulu, oleh Prabu Jayabaya, maharaja kerajaan Kediri yang termasyhur dari abad ke-12 melalui "Jangka Jayabaya".
Sosok Satrio Piningit inilah yang saat ini digadang-gadang tengah berada di ambang pintu kemunculannya. Dalam relevansinya dengan sejarah, Republik Indonesia telah mengalami enam kali pergantian tampuk kepemimpinan. Mulai dari Presiden Soekarno, Soeharto, Bachruddin Jusuf Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, hingga Susilo Bambang Yudhoyono, presiden yang masih menjabat di penghujung kedua kali masa pemerintahannya. Negara ini sekarang tengah menanti siapa yang akan menjadi presiden ketujuh, yang sejalan dengan penggambaran para waskita leluhur bangsa, memiliki sifat yang luhur sebagaiSatrio Pinandito Sinisihan Wahyu,yakni ksatria berhati begawan yang pada saatnya kejatuhan wahyu.
Dialah Satrio Piningit Sejati!
Adalah Ronggowarsito yang mengungkapkan lebih detil ciri-ciri para pemimpin bangsa dengan perlambang tujuh orang ksatria (SAPTA SATRIA), berturut-turut:Satrio Kinunjoro Murwo Kuncoro, Satrio Mukti Wibowo Kesandung Kesampar, Satrio Jinumput Sumela Atur, Satrio Lelono Tapa Ngrame, Satrio Piningit Hamong Tuwuh, Satrio Boyong Pambukaning Gapura,danSatrio Pinandito Sinisihan Wahyu,yang jika arif dicermati dan bijak disikapi akan menampakkan kesesuaiannya dengan sosok para presiden yang telah memimpin Republik Indonesia hingga sekarang!
Lebih gamblang, konon Ronggowarsito juga memberikan sekelumit petunjuk, bahwa nama-nama para pemimpin itu tidak terlepas dari sebuah pola yang unik, yaitu:NO-TO-NO-GO-RO! Pola tersebut oleh banyak pihak diterjemahkan umumnya NO untuk Soekarno, TO untuk Soeharto, dan seterusnya. Bagaimana kesesuaian nama para pemimpin selanjutnya dengan pola tersebut menarik untuk dicermati.
Tanggal 9 Juli 2014 yang tersisa hitungan jari adalah momentum penentuan bagi bangsa ini untuk memilih Presiden Republik Indonesia yang ketujuh! Siapakah di antara calon presidenPrabowo SubiantodanJoko Widodoyang pada akhirnya akan dipilih rakyat dan direstui oleh Tuhan YME sebagai ksatria ketujuh itu? Mungkinkah salah satu di antara mereka adalahSatrio Piningityang akan menjadiSatrio Pinandito Sinisihan Wahyu? Ataukah jalan sejarah akan berbelok ke arah tak terduga? Dan memunculkan sosok lain yang tak pernah terkira tiba-tiba naik pentas dan memainkan perannya sebagai juru selamat bagi bangsa?
Memanasnya suhu politik dan menguatnya polarisasi di antara kedua kubu tak ayal membuat khawatir rakyat yang trauma akan kemungkinan terulangnya sejarah kelam bagi bangsa ini. Setelah kerusuhan Mei 1998, akankah terjadi GORO-GORO yang jauh lebih besar?! Sebagaimana konon telah dengan hati-hati diperingatkan, bahwa kemunculan Satrio Piningit adalah untuk menyelamatkan bangsa ini dari malapetaka dahsyat yang membawa kehancuran. Kita semua berharap semoga itu tidak harus terjadi.
GEGER SATRIO PININGIT...
