Kabupaten Klaten, Desa Taji (25/07/2023) -- KKN Tim II Undip sedang melakukan program Kuliah Kerja Nyata di Desa Taji, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten dengan mengadakan program kerja pengenalan budaya Jepang 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) dan usulan perbaikan layout area produksi untuk meningkatkan produktivitas kerja. Budaya Jepang yang kaya akan nilai-nilai tradisional dan teknologi canggih telah menjadi inspirasi bagi banyak negara, termasuk salah satunya adalah Indonesia. Salah satu konsep yang sangat diterapkan dalam dunia industri Jepang adalah 5S, yang berfokus pada tata kelola dan pengelolaan tempat kerja. Dalam konteks ini, mahasiswa KKN Tim II Undip berperan dalam mengenalkan konsep Budaya Jepang 5S kepada UMKM Batik Budhi Luhur dan menyajikan usulan perbaikan layout area produksi untuk meningkatkan produktivitas kerja.
Konsep Budaya Jepang 5S merupakan singkatan dari lima kata dalam bahasa Jepang yaitu Seiri (Ringkas), Seiton (Rapi), Seiso (Resik), Seiketsu (Rawat), dan Shitsuke (Rajin). Mahasiswa KKN Tim II Undip memperkenalkan konsep ini kepada UMKM Batik Budhi Luhur dengan menjelaskan setiap tahapanya secara komprehensif. Penghapusan barang-barang yang tidak diperlukan, penataan barang dengan rapi di tempat kerja agar lebih efisien, pembersihan secara  rutin untuk dilakukan, standarisasi prosedur kerja yang konsisten, dan disiplin kerja agar menjadi kebiasaan yang berkelanjutan merupakan langkah-langkah yang dapat membantu perusahaan atau UMKM mencapai efisiensi dan efektivitas dalam operasional kerjanya.
Dalam upaya meningkatkan produktivitas UMKM Batik Budhi Luhur, usulan perbaikan layout area produksi dapat diambil sebagai salah satu langkah yang strategis. Mahasiswa KKN Tim II Undip memberikan rekomendasi kepada pemilik UMKM untuk menganalisis dan merancang ulang tata letak area produksi dengan beberapa usulan yang meliputi:
- Pemisahan Area Kerja: Membagi area produksi menjadi zona-zona yang berbeda untuk proses pewarnaan, pencucian, pengecapan dan penyelesaian produk. Hal ini akan meminimalkan hambatan dan memastikan aliran kerja yang lancar.
- Penempatan Alat dan Bahan yang Tepat: Menempatkan alat-alat dan bahan-bahan yang sering digunakan dalam jarak yang mudah dijangkau. Hal ini akan mengurangi waktu pencarian dan mengoptimalkan efisiensi.
- Zona Pembersihan: Menetapkan zona khusus untuk pembersihan dan pemeliharaan alat. Dengan menjaga kebersihan maka risiko kerusakan alat dapat diminimalisir.
- Penerapan Standar Kerja: Memastikan setiap proses mengikuti standar yang telah ditetapkan. Langkah-langkah yang sudah terstandarisasi akan mengurangi kesalahan dan meningkatkan konsistensi produk.
- Pelatihan Karyawan: Memberikan pelatihan kepada karyawan mengenai konsep 5S dan perubahan dalam layout produksi. Dengan pemahaman yang baik, karyawan akan lebih terlibat dan mendukung implementasi perubahan.
- Monitoring dan Evaluasi:Â Menetapkan sistem pemantauan dan evaluasi secara berkala untuk memastikan efektivitas perubahan layout dan penerapan konsep budaya 5S. Hal ini akan membantu dalam mengidentifikasi potensi perbaikan lebih lanjut untuk kedepannya.
Melalui upaya mahasiswa KKN Tim II Undip dalam mengenalkan konsep budaya Jepang 5S dan memberikan usulan perbaikan layout area produksi kepada UMKM Batik Budhi Luhur, diharapkan dapat terjadi peningkatan produktivitas yang signifikan. Selain itu, pengenalan nilai-nilai budaya Jepang serta penerapan konsep 5S juga akan membantu menginspirasi perbaikan pada aspek-aspek lainnya dalam UMKM tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H