Sains pada dasarnya adalah ilmu yang bersifat dinamis, sedangkan agama dalam hal ini islam mengandung ajaran yang bersifat absolut, dalam pandangan umum dapat dikatakan statis.Â
Dengan demikian kedua hal ini saling bertolak belakang. Dapat diketahui ilmu pengetahuan pada zaman ini mengalami perkembangan yang sangat cepat dan masif. Tetapi jika kita menarik kembali ke zaman keemasan islam dimana banyak muncul ilmuwan dari kalangan muslim, pada zaman ini eropa yang kita kenal sekarang sebagai wilayah yang maju akan berbagai hal masih dalam zaman kegelapan karena adanya dominasi gereja pada saat itu.Â
Tidak dapat dipungkiri bahwa islam pada saat itu sanagt berpengaruh dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak ilmu-ilmu yang berkembang pesat pada zaman keemasan Islam ditangan para ilmuwan muslim.
Didalam wahyu pertama Al-Qur'an dikatakan bahwa hal yang pertama harus dilakukan adalah membaca. Membaca dalam arti yang luas, merupakan aktivitas utama dalam kegiatan ilmiah.Â
Semua hal ilmiah harus didasari dari membaca untuk mendapat ilmu. Kata ilmu dalam Alquran banyak disebutkan, dan juga banyak kata yang mengarah kepada aktivitas ilmiah dan pengembangan ilmu secara langsung maupun tidak langsung, seperti perintah untuk berpikir, merenung, menalar, dan lainnya.Â
Jika di telusuri ketidakmajuan atau pada abad kegelapan eropa terjadi karena adanya dominasi gereja dalam ilmu pengetahuan, dan saat orang-orang pada zaman itu melakukan perlawanan terhadap gereja mulai lah terjadi kemajuan kemudian terjadilah zaman pencerahan, ini dimulai pada akhir abad ke-13.
 Dapat dilihat pada saat mereka melepaskan diri dari dominasi gereja malah membuat kemajuan, bagaimana dengan Islam yang secara jelas dalam Alquran sangat mendorong orang-orang untuk melakukan kegiatan atau aktivitas yang bersifat ilmiah yang tertuang secara tidak langsung maupun secara langsung.Â
Jika masyarakat eropa yang sebagian besar kaum Kristiani untuk dapat memajukan ilmu pengetahuan harus melepaskan diri dari cengkraman gereja, sedangkan sebagai muslim saat kita mempelajari dan mendekatkan diri ke agama malah dapat mendorong kemajuan.
Banyak tokoh-tokoh muslim yang berpengaruh dalam perkembangan ilmu pengetahuan diantara nya filosof dan ilmuwan yang ahli dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Sekedar menyebut contoh, dalam bidang kedokteran muncul; al-Rz (866-909 M), Ibn Sin (wafat 926 M), Ibn Zuhr (1091-1162 M), Ibn Rusyd (wafat 1198 M), dan al-Zahrw (wafat 1013 M).Â
Dalam bidang filsafat muncul; al-Kind (801-862 M), al-Farb (870-950 M), al-Ghazl (1058-1111 M), dan Ibn Rusyd (wafat 1198 M). Dalam bidang ilmu pasti dan ilmu pengetahuan alam muncul; al-Khawarizm (780-850 M), al-Farghn (abad ke-9), an-Nairz (wafat 922 M), Ab Kmil (abad ke-10), Ibrahim Sinn (wafat 946 M), al-Birn (973-1051 M), al-Khujand (lahir 1000 M), al-Khayyn (1045-1123 M), dan Nashrudin al-Ths (1200-1274 M).
 Perkembangan dalam bidang hukum Islam ditandai dengan lahirnya empat imam madzhab; Ab Hanfah (wafat 767 M), Ans ibn Mlik (wafat 795 M), Muhammad ibn Idrs al-Syfi (wafat 819 M), dan Ahmad ibn Hambl (wafat 855 M). Dalam ilmu hadist muncul sejumlah ulama terkemuka seperti Bukhr (wafat 870 M), Muslim (wafat 875 M), Ibn Mjah (wafat 886 M), Ab Dwud (wafat 886 M), al-Tirmidz (wafat 892 M), dan al-Nas' (wafat 916 M). Dalam bidang teologi muncul ulama semacam; Ab al-Hudzail al-Allf, Ibrahim al-Nazzm, Ab al-Hasan al-Asy'r, dan Ab Manshr al-Mturd.