Mohon tunggu...
dhimas noviandy
dhimas noviandy Mohon Tunggu... Freelancer - sastra

biarkan aku menuliskan apa yang dititipkan tuhan dalam pikiranku, biarkan aku mengemukakan apa yang ingin disampaikan tuhan melalui pikiranku

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sore-sore Menyebalkan

4 November 2019   20:11 Diperbarui: 4 November 2019   20:17 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

sore sore menyebalkan
sore sekitar ashar
menjelang waktu berikutnya
anak anak manusia sedang mengadu nasib untuk masa depan mereka
yang katanya ankan sukses jika kalian kuliah,kata orang tuanya
sore itu sebenarnya anak anak manusia beradu dengan ilmu
yang sebenarnya mereka tidak sukai
pikiran mereka berada di luar ruang belajar
berangan angan sedang mencapai kesuksesan
sesekali angan angan mereka terhenti sejenak
kembali ke materi yang mereka benci, suara helaan nafas Panjang
menghiasi di sisi kanan dan kiri
semua anak anak manusia sedang putus asa
dalam angan mereka bertanya "mengapa sulit sekali jalan yang harus ku tempuh untuk mengapai masa depan itu bu?"
sore itu memang menyebalkan sekali
mereka dijejali materi sulit yang harus bisa mereka kuasai
dengan pemateri kolot tak ramah sama sekali
"tuhan cobaan ini sulit sekali" pertanyaan anak yesus
di bangku pojok belakang dengan rasa kecewa
matahari semakin surut,jam bergerak sedikit lambat dari biasa rasanya
si muslim menanti nanti adzan berikutnya
agar selesai urusan sore ini yang menjengkelkan
mata sayup sayup menghiasi kelas
rasa gelisah menghiasi setiap detik anak anak manusia sore itu
ini tentang catatan akan gelisahnya anak anak manusia
akan menempuh impiannya
melalui jalan yang sulit mungkin aspalnya harusnya bisa dibenahi
ingin mencari jalan lain tetapi tidak ada
yang ada jalan yang rusak dari sudut  di jangkau itu
"ah sebentar lagi sudah maghrib"
harapan si muslim tercapai
mungkin kemudahan ini adalah doa doa ibunya
yang dikabulkan tuhan satu per satu

malang,30 sept 2019
memasuki waktu maghrib

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun