Broken Home  merupakan Konflik-konflik dalam keluarga yang mulai bermunculan seperti pertengkaran orangtua, kesibukan orang tua, masalah ekonomi dan sebagainya yang mengancam keharmonisan keluarga. Suatu masalah ini tidak boleh diacuhkan karena berakibat fatal terhadap perkembangan psikologi anak, prilaku dan juga keimanan anak sehingga perlu diatasi, dibina agar tidak menjadi masalah yang besar dan menjadi jembatan untuk memperkuat keimanan anak. Anak yang hidup dalam keluarga harmonis tentu akan membawa dampak yang positif bagi perkembangan anak namun apabila anak yang hidup dalam keluarga yang kurang kondusif maka juga akan membawa dampak buruk bagi anak.  Dalam konteks masalah ini, Sering kali mengakibatkan stress, depresi, merenung, trauma berkepanjangan, hingga bunuh diri.
Kasus Broken Home seringkali beredar terjadi di lingkungan, saya  pernah mendengarkan kasus yang mengejutkan dari teman saya yang mempunyai hubungan keluarga yang tidak sehat atau tidak  harmonis dapat berakhir banyak hal bisa stres, depresi, merenung hingga bunuh diri. keluarga adalah rumah tangga yang memiliki hubungan darah atau perkawinan atau menyediakan terselenggaranya fungsi-fungsi instrumental mendasar dan fungsi-fungsi ekspresif keluarga bagi para anggotanya yang berada dalam suatu jaringan. Perlu diketahui keluarga yang tidak sehat atau tidak harmonis bisa berdampak dan memengaruhi psikologis seorang dan juga bisa menyebabkan trauma berkepanjangan dalam bersosialisasi, agresif, dan bahkan melakukan kekerasan. Maka dari itu kasus yang saya ceritakan kali ini berdasarkan cerita atau pengalaman nyata dari teman saya.
Sebut saja namanya katrin tinggal di kota makasar, katrin adalah siswa kelas 12 jurusan Ilmu Pengetahuan Alam di SMA yang berlokasi di kota makasar. katrin menjadi korban broken home yaitu perceraian, orang tuanya bercerai sejak terjadi masalah keluarga saat di bangku SMP. Awal hubungan keluarga mereka memang berjalan dengan baik tidak ada masalah yang sampai tiba tiba keluarga dia muncul permasalahan yang sangat besar. Sampai suatu kejadian dimana hubungan keluarga mereka berujung perceraian dan tidak pernah mengalah untuk ego. Sejak sebelum di bangku SMP keluarga dia baik saja-saja tanpa mengalami pertengkaran, dan KDRT dengan penuh keharmonisan, kebahagiaan dan ceria. Kehidupan dia penuh damai, penuh ketentraman mempunya bakat kepintaran dibidang akademik atau non akademik bisa dibilang dalam sebuah keorganisasia. Hingga dia mendapatkan beasiswa dari sekolah ke kota kota besar untuk menimbah keilmuan lebih lanjut. Bahkan sairen di cintai sama orang tuanya dan dikasih pernuh perhatian dari orang tuanya.Â
Sejak di bangku SMP sebuah masalahpun terjadi orang tua si katrin sudah memulai mengenal dunia perpolitikan, bahkan semua orang tua dia gabung ke dunia partai politik.Â
Kedua orang tua si katrin sama-sama ingin menjabat bagian suatu instansi pemerintah di makasar, yang dimana si mama dia ingin menjabat gubernur di sulawesi selatan, sedangkan papa dia ingin  menjabat walikota di kota makasar. Sehingga kedua orang si katrin mengalami pertengkaran berlomba-lomba demi mendapatkan suatu jabatan itu, akhirnnya kedua orang tua dia semuanya gagal mendapatkan jabatan. Semua seluruh kekayaan dan  semua bisnis yang orang tua dia miliki pun  bangkrut, dikarenakan suatu dunia perpolitikan.Â
Pada waktu pemilihan mereka berdua gagal, disitulah mereka memulai pertengkaran dikarenakan gagal dan mengalami stres berat, depresi, dan marah tak terkontrol. Si katrin terkejut dikarenakan banyak amarah yang di keluarkan di lingkungan rumah dia, bahkan dia mengalami stres berat dan depresi gara gara di rumahnya banyak banget masalah. Semakin amarah kedua orang tua tidak terkontrol akhirnya mereka memutuskan untuk berpisah atau bercerai.Si katrin memutuskan untuk mengikuti mamanya di daerah yang jauh, mamanya juga memutuskan nikah lagi dan membuat bisnis baru tetapi sedikit ada perkembangan. Si katrin menceritakan kepada saya bahwa selama ada permasalahan di rumah dia dan mamanya nikah lagi si katrin mendapatkan kekerasan, sehingga dia mengalami depresi, stres, trauma yang berat, dan bahkan pernah ingin bunuh diri karena tidak kuat dengan kehidupan dia saat ini.
Broken Home tidak secara khusus diakui sebagai bagian dari teori psikologi perkembangan. Teori perkembangan psikologis seperti teori Piaget atau vygotsky lebih fokus pada tahapan perkembangan individu dari segi kognitif atau sosio-emosional. Namun demikian, aspek hubungan tidak sehat dan dampaknya terhadap kesejahteraan mental sering kali menjadi topik dalam bidang psikologi.
- Menurut teori Piaget. Dalam konteks hubungan keluarga yang tidak harmonis, terdapat keterkaitan dengan tahap-tahap perkembangan kognitif Piaget. Contohnya pada tahap pra-operasional (usia 2-7 tahun), anak mungkin belum sepenuhnya dapat memahami prespektif orang lain. Ini bisa memengaruhi kemampuan mereka untuk empati dan memahami dampak perilaku mereka pada orang lain. Pada tahap operasional konkret (7-11 tahun), anak mulai mengembangkan pemahaman yang lebih kompleks, tetapi mungkin masih memiliki kesulitan nuansa dan kompleksitas hubungan interpersonal.
- Menurut teori vygotsky, fungsi kognitif manusia berasal dari interaksi sosial setiap individu dalam konteks budaya, dan moral sosial manusia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H