Mohon tunggu...
Dhimas Kaliwattu
Dhimas Kaliwattu Mohon Tunggu... Penulis - seorang manusia

menjaga ingatan dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Titik Temu

13 April 2019   16:00 Diperbarui: 14 April 2019   11:18 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: humanfraternitymeeting.com

Bukan hari ini saja, upaya hidup berdampingan penuh kedamaian menjadi tema besar yang aktual. Dialog-dialog tersebut telah ada sejak zaman baheula. Sebuah titik temu yang amat sejarah tentang kerukunan beragama terpatri di India, dua ratus tahun sebelum masehi. Begini isinya:

(1) Barang siapa menghormati, menghargai agama keyakinan orang lain, sama dengan menghormati, menghargai agama keyakinan sendiri.

(2) Barang siapa menghina, mencela, merendahkan agama keyakinan orang lain, sama dengan menghina, mencela, merendahkan agama kita sendiri.

Deklarasi ini disaksikan langsung oleh Dewan Asoka. Sejurus waktu, pernyataan cinta ini kemudian melanglang buana. Asoka memasyurkan misi kemanusiaan ini ke empat penjuru dunia; Tiongkok kuno, Yunani kuno, Sri lanka kuno dan Nusantara kuno. Singkatnya, yang dikirim itu berhasil menjadi buah bibir di berbagai belahan dunia. Menjadi semacam paradigma yang menelurkan peradaban timur yang manis -- sebelum dirusak oleh generasi pengrusak dengan tanda di bumi hanguskannya kampus Nalanda, India pada abad 12.

Senin, 4 Februari 2019, seputaran waktu sebelum kembang api Chinese New Year's 2570 meletup-letup di langit. Dua orang ternama tokoh Internasional, Grand Syekh Al Azhar, Sayyed Ahmed el-Thayeb dan Pimpinan Gereja Katolik Dunia Paus Fransiskus, bermuka-muka di Abu Dhabi. Mereka selaras melempar senyum, berjabat tangan, dan akhirnya berpelukan.

Kedua laki-laki yang diakui sebagai respresentatif dari dua Agama besar di dunia itu sepakat menandatangani dokumen persaudaraan insani, Document on Human Fraternity; Human Fraternity, Living in Peace, and Coexistence. 

Sebelumnya pertengahan bulan Desember lalu, Ulama besar Mesir itu mengucapkan selamat natal dan selamat ulang tahun pada rekannya, Paus yang saat itu tengah berusia ke-82 tahun. Sebelumnya lagi, kedua sahabat itu sempat saling berkunjung tempat, lalu bergantian menjadi tuan rumah.

Setelah dibaca-baca dan dialih bahasakan oleh Martin Harun OFM. Dokumen termaksud itu berisi tentang seruan perdamaian, kebebasan, dan hak-hak perempuan. Dokumen aslinya tersedia dalam bahasa inggris dan bahasa arab. Ada 12 point tertulis.

***

sumber: indiatoday.in
sumber: indiatoday.in

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun