Ajang balap malam GP Singapura telah berakhir pada hari Minggu (16/9). Lewis Hamilton menyelesaikan balapan di posisi terdepan mengungguli Max Verstappen dan Sebastian Vettel. Lewis meraih Pole Position di sesi kualifikasi dan mendominasi sepanjang balapan berlangsung. Kemenangan dan dominasi Lewis cukup mengagetkan karena sebelumnya Ferrari diprediksi akan kuat di trek jalanan ini, terbukti dari hasil latihan bebas. Sebastian Vettel juga dipandang sebagai ahlinya trek jalanan di daerah Marina Bay, Singapura ini dengan 4 kali kemenangan yang dibukukan setelah 9 kali GP Singapura digelar.Â
Tetapi apa mau dikata, Vettel dan Ferrari kembali gagal mendekatkan diri dengan Hamilton dan Mercedes di puncak tabel klasemen. Ferrari terpeleset untuk sekian kalinya setelah 10 musim lamanya tidak mencicipi gelar juara dunia.
Ferrari menunjukkan kesan kuat di awal pekan balap kali ini. Catatan waktu tim "Kuda Jingkrak" tersebut selalu mengungguli Mercedes di setiap sesi latihan bebas dan memuncaki catatan waktu di sesi latihan kedua dan ketiga. Ferrari yang memiliki kekuatan di aerodinamika serta sedikit unggul pada kekuatan mesin diprediksi unggul di Singapura mengingat Marina Bay Street Circuit memiliki banyak sekali tikungan lambat dan banyak trek lurus jarak pendek dan menengah. Sampai Sabtu sore saat sesi latihan ketiga, Ferrari masih bisa membuktikan prediksi media mengenai performa di trek ini.
Namun situasi tersebut berubah seketika pada sesi kualifikasi. Lewis Hamilton yang tidak diunggulkan sebelumnya berhasil meraih posisi terdepan setelah mencatatkan waktu putaran yang begitu baik dengan selisih 0,3 detik dari Max Verstappen di posisi kedua. Vettel yang diunggulkan untuk meraih Pole Position justru harus puas start di posisi ketiga setelah membuat beberapa kesalahan di percobaan terakhir untuk mencatat waktu tercepat.
Ketika balapan dimulai, Vettel berhasil memulai balapan dengan akselerasi yang sangat baik serta berhasil mendahului Verstappen untuk posisi kedua sebelum Safety Car masuk ke trek akibat tabrakan yang dialami Esteban Ocon. Selang beberapa putaran, balapan kembali dimulai dan Hamilton melaju dengan sangat baik dengan Vettel dibelakangnya dengan jarak kurang lebih 1 detik saja. Pada saat inilah awal mula kesalahan fatal dari Ferrari.
Pada putaran 11 Hamilton melaporkan kondisi kepada timnya melalui radio bahwa ban kompon Hypersoft yang mereka gunakan masih dalam keadaan baik dan tidak ada masalah berarti. Tim strategi Ferrari salah mendengar sehingga mengira kalau ban yang digunakan Hamilton sudah tidak "bernyawa" lagi. Mereka berasumsi Hamilton akan masuk ke pit dalam waktu dekat. Kesalahan yang sangat konyol.
Satu putaran kemudian Hamilton masuk pit untuk mengganti dengan ban kompon Soft yang dijamin bisa dipakai hingga balapan usai. Berbeda dengan Vettel yang harus ekstra hati-hati untuk menjaga ban agar bisa digunakan hingga akhir balapan. Strategi undercut Ferrari gagal total ketika Vettel tertahan di belakang Sergio Perez dan Hamilton dengan leluasa keluar pit di depan Vettel dengan jarak cukup jauh. Terlalu beresiko bagi Vettel untuk mengejar Hamilton walaupun memiliki ban lebih lunak.
Parahnya lagi Max Verstappen yang bertahan dengan ban awal lebih lama justru bisa keluar pit tipis sekali di depan Vettel dan langsung bisa ngacir meninggalkan Vettel yang harus berpikir dua kali kalau mau kejar-kejaran dengan mobil Red Bull itu.
Kesalahan konyol seperti ini dilakukan Ferrari berulang kali. Tidak hanya musim ini, tetapi juga musim-musim sebelumnya. Ferrari yang punya mobil dengan performa terbaik di lintasan seringkali gagal untuk memenuhi ekspektasi karena berbagai kesalahan strategi. Impian untuk meraih gelar juara dunia setelah berpuasa cukup lama pun harus pupus karena kesalahan bodoh seperti itu.