Olahraga adalah jalan karier yang memerlukan kekuatan fisik, intelegensi, serta talenta. Seringkali talenta diturunkan dari generasi ke generasi dalam satu nama keluarga layaknya sebuah bisnis. Hal tersebut tidak asing tentunya di olahraga apalagi olahraga balap.
Tentu yang paling terkenal adalah Keluarga Andretti yang mendominasi balap di Amerika Serikat. Saat ini generasi ketiga Andretti lah yang sedang berjuang meneruskan nama besar keluarga mereka di ajang Indycar.
Ketika berbicara balap mobil tentu Formula 1 adalah puncak dari segala-galanya. Sampai saat ini sudah ada 2 pasang ayah dan anak yang memenangkan titel juara dunia Formula 1. Ada Graham dan Damon Hill, serta Keke dan Nico Rosberg. Ayah dan anak yang sekedar berkompetisi di Formula 1 pun jumlahnya sudah tak terhitung lagi.
Di barisan pembalap F1 musim ini ada nama Max Verstappen, anak dari Jos Verstappen yang membalap di F1 pada rentang 1994 hingga 2001. Yang belum masuk F1 dan masih berjuang di feeder series pun ada beberapa jumlahnya. Ada Giuliano Alesi, anak dari Jean Alesi. Kemudian ada Pietro Fittipaldi, cucu dari Emerson Fittipaldi. Kemudian ada sesosok dengan nama besar Schumacher juga disana.
Nama besar Schumacher adalah salah satu nama keluarga yang paling prestisius di Formula 1. Michael Schumacher adalah pembalap F1 paling sukses sepanjang sejarah hingga detik ini. 7 titel juara dunia dan 91 kemenangan menjadi buktinya. Kemudian ada sang adik yakni Ralf Schumacher.
Memang prestasinya tidak se-mentereng sang kakak. Namun dengan 6 kemenangan dan 27 podium di F1 adalah suatu catatan impresif untuk karier seorang pembalap. Michael dan Ralf selama 9 tahun bersaing di trek yang sama. Tercatat mereka beberapa menduduki posisi satu-dua dalam suatu balapan. Mereka adalah kakak-adik paling sukses dalam sejarah Formula 1.

Mick Schumacher, adalah anak kedua dari Michael Schumacher yang saat ini sedang berjuang pada musim keduanya di ajang F3 Eropa. Pada tahun pertama di F3 Eropa ia menempati posisi ketiga dalam klasemen khusus pendatang baru. Catatan yang tidak terlalu impresif untuk seorang dengan nama Schumacher di belakangnya.
Keran kemenangan baru terbuka untuknya bulan lalu ketika memenangi salah satu balapan Formula 3 Eropa di Sirkuit Spa-Francorchamps. Kemenangannya ini begitu spesial karena cara ia memenangi balapan layaknya bercermin pada sosok ayahnya. Mick melaju kencang di Spa dalam keadaan basah-kering.
Ini bagaikan reka ulang kemenangan pertama sang ayah di F1 di tempat yang sama dan kondisi cuaca yang kurang lebih serupa. Tak ayal momen ini mengarahkan lampu sorot para jurnalis balap di dunia ke arahnya.
