Dimana istilah generasi milineal dipopulerkan oleh penulis bernama William Strauss dan Neil Howe pada tahun 1987, dalam bukunya yang berjudul Generations: The History of America's Future (1991) dan Millennials Rising: The Next Great Generation (2000).
Generasi millenial ini menggantikan generasi baby boomers atau generasi x yang telah mendahuluinya dimana pun. Pembagian generasi ini didasarkan pada kesamaan karakter dan kesamaan kondisi lingkungan yang ada disekitarnya.
Generasi millenial atau generasi Y, begitu banyak orang menyebutnya, kini tengah mewarnai Negeri ini dengan warna-warni aktivitasnya. Generasi millenial adalah generasi yang lahir antara tahun 1980-2000.
Pemuda kita saat ini yang merupakan Generasi milineal memiliki kehidupan yang begitu dipengaruhi oleh orang-orang di sekitarnya (connected & community).
Generasi muda kita saat ini merupakan generasi yang melek teknologi (Tech Savvy). Mereka bertumbuh di tengah-tengah perkembangan teknologi yang demikian pesat. Tidak sedikit dari mereka yang mampu memanfaatkan teknologi untuk kebaikan yang lebih luas.
Dari sini dan melihat fakta-fakta yang ada di sekitar kita, generasi millenial punya cara berbeda dalam mengekspresikan rasa cinta serta kepedulian mereka terhadap negara kita tercinta.
Nama-nama seperti Gamal Albinsaid dari Malang dengan Bank Sampahnya yang mendunia dan memperoleh penghargaan dari Inggris yang dibacakan Pangeran Charles, seorang Dalu Kirom dari Gang Doli, Surabaya dengan Gerakan Melukis Harapannya, prestasi di bidang teknologi pun tak bisa diremehkan dimana kebermanfaatan teknologi menjadi nilai tambah dan tentunya kebanggaan bagi masyarakat.
Nama-nama seperti Nadiem Makarim yang begitu fenomenal memberdayakan ribuan mitra dengan Go-Jek nya, Achmad Zaki dengan Bukalapak-nya muncul sebagai "pahlawan" UMKM Indonesia, Rama Raditya dengan Qlue-nya menjadi platform pelayanan publik yang digunakan oleh pemprov DKI.
Alfatih Timur dengan Kitabisa-nya yang telah menghimpun miliaran dana crowdfunding. Berbicara nasionalisme pun generasi muda Indonesia tak bisa diremehkan dimana insiden bendera terbalik yang dilakukan panitia Sea Games dimana Negara Malaysia selaku Tuan Rumah pesta Olahraga terbesar di Asia Tenggara.
Sehingga memunculkan banyak kecaman dari generasi muda kita melalui sosial media diikuti dengan beberapa website milik Negara Malaysia diretas oleh Hacker Indonesia.
Jika melihat hal ini saya merasa ada yang salah dengan cara pandang kita melihat generasi muda kita saat ini. Tak selamanya mereka salah, tak selamanya mereka dicap sebagai generasi yang tidak peduli dengan lingkungannya apalagi negaranya.