“ Ya! Tiga kebohongan!! Pertama! Saudara didakwa telah melakukan kebohongan kepada Istri Saudara!”
“Itu tidak benar Yang Mulia!!”
Seketika seisi ruangan tampak tegang. Penjaga Mahkamah geleng-geleng kepala serasa tidak percaya. Sementara itu pengunjung masih tampak diam tidak mengeluarkan suara sepatah-pun. Ditengah keheningan tersebut, setengah membentak, Ketua Majelis Mahkamah mengingatkan Terdakwa.
“Saudara Terdakwa! Sebaiknya Saudara diam dulu!! Saya akan menyelesaikan dakwaan ini!!”
“Baik Yang Mulia!”
“Kedua! Saudara didakwa telah melakukan kebohongan kepada rakyat di Kota ini!” Ketua Majelis Mahkamah memberi jedah beberapa saat, sembari menatap wajah-wajah dingin para pengunjung sidang. Sebelum akhirnya melanjutkan pembacaan dakwaan ketiga.
“Ketiga!, Saudara didakwa telah melakukan kebohongan terhadap Tuhan Saudara!!”
“Apa??!! Saya membohongi Tuhan?? Bagaimana saya melakukannya?!! Itu semua tidak benar Yang Mulia!! Itu fitnah, fitnah, fitnaahhh!!!” Setengah meronta, Raja Panduta serasa tidak sabar melakukan bantahan dan pembelaan.
“Saudara Terdakwa, diam!! kendalikan emosi Saudara!! Saudara akan diberikan hak dan kesempatan untuk melakukan bantahan dan pembelaan! Jadi dengarkan dulu satu persatu uraian dakwaan terhadap Saudara!!”
Ketua Majelis Mahkamah terlihat tenang dan tetap menjaga wibawanya, meskipun tidak bisa menyembunyikan rasa kesalnya terhadap Raja Panduta.
“Saudara Terdakwa, baiklah! Kita akan mulai satu persatu uraian dakwaan terhadap Saudara! Silakan Saudara menyiapkan bantahan dan pembelaan!”