Mohon tunggu...
Dhiliya Aulia Karin
Dhiliya Aulia Karin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mencoba hal-hal baru

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Percaya Diri Tanpa Pengakuan Dari Orang Lain

26 Oktober 2023   11:45 Diperbarui: 26 Oktober 2023   12:08 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Percaya diri dapat diartikan sebagai keyakinan seseorang untuk mampu berperilaku sesuai dengan yang diharapkan atau diinginkan. Terlebih jika seseorang tidak percaya diri, maka banyak masalah timbul. Sebab kepercaya diri merupakan aspek kepribadian seseorang yang berfungsi untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya.

Dari rasa percaya diri, kita dapat melatih sebuah keberanian dalam menghadapi tantangan dan dari rasa percaya diri yang kita miliki juga akan memberi suatu kesadaran bahwa belajar dari pengalaman jauh lebih penting dari pada keberhasilan atau kegagalan. Rasa percaya diri penting untuk berpartisipasi dalam kehidupan publik. Sepertinya halnya ketika bergabung dalam suatu kegiatan, contohnya Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) atau organisasi lainnya maka secara tidak disadari rasa percaya diri kita meningkat dengan keefektifan dari aktivitas atau kegiatan yang dijalani itu sendiri.

Rasa percaya diri merupakan suatu sikap atau perasaan yakin yang dimiliki individu atas kemampuan yang ada pada dirinya sendiri. Sehingga dengan rasa percaya diri ini individu yang bersangkutan tidak merasa cemas atas semua tindakan yang dilakukan. Ketika kita sudah percaya diri, kita dapat dengan bebas melakukan hal-hal yang disukai dan bertanggung jawab atas segala perbuatan yang dilakukan; hangat dan sopat dalam berinteraksi dengan orang lain, dapat menerima dan menghargai orang lain, memiliki dorongan berprestasi serta dapat mengenali kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri sendiri.

Rasa percaya diri merupakan sikap mental individu dalam melihat diri maupun objek sekitar, sehingga individu tersebut memiliki keyakinan akan kemampuan diri dalam melakukan sesuatu sesuai kemampuan. Kepercayaan diri adalah kepercayaan terhadap kemampuan, kapasitas serta pengambilan keputusan yang terdapat dalam diri sendiri (Bachtiar, 2020)

Menariknya saat ini, orang yang tidak percaya diri bukan dipengaruhi oleh dirinya sendiri. Melainkan objek yang dihiraukan dari rasa tidak percaya diri ini disebabkan oleh orang lain (sosial comparisen). Mereka lebih menghiraukan perkataan orang lain dan juga orang yang tidak percaya ini; lebih suka membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain, merendahkan diri, yang akhirnya perilaku seperti ini membuat rasa tidak percaya diri. Sosial comparisen ini tidak selalu ternilai negatif tapi kebanyakan seperti itu. Karena rata-rata orang yang tidak percaya diri suka membandingkan dirinya dengan orang lain terutama membandingkan dirinya dengan orang yang lebih pintar, kaya, ganteng, cantik atau bahkan dengan orang yang banyak disukai. Dampaknya akan timbul gejala-gejala tidak pede seperti; insecure, overthinking, pemalu, ragu, takut, tidak berani memulai hal baru atau bahkan tidak berani untuk berinteraksi. Berbagai gejala tersebut sebenarnya adalah gejala-gejala orang yang tidak percaya diri serta orang yang selalu mendengarkan opini dan validasi dari orang lain.

Pada dasarnya tidak ada salahnya jika kita membandingkan diri kita dengan orang lain agar kita dapat keluar dari zona nyaman. Namun jika sudah berdampak negatif, lebih baik di stop untuk tidak membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang. Biasanya penyebab utama dari rasa tidak percaya diri ini ketika kita melihat postingan orang lain di media sosial yang mungkin postingan itu lebih oke, pinter, cantik, ganteng, bisa traveling sana-sini, beprestasi atau bisa dikatakan lebih beruntung daripada kita. Dari sinilah pemicu utama untuk membandingkan-bandingkan diri sendiri dengan orang lain lalu merasa tidak percaya diri. Mungkin tidak semua orang yang tidak percaya diri pemicunya berawal dari media sosial, namun hampir sebagian besar dari media sosial.

Jika benar penyebab utamanya di sebabkan oleh media sosial. Langkah pertama mungkin kita bisa mengstop melihat postingan orang lain yang di rasa akan membuat kita membanding-bandinhkan atau bahkan jika memang perlu di uninstall juga tidak papa. Namun sebenarnya masih banyak hal yang positif yang dapat kita ambil dari media sosial seperti kita bisa memfollow akun-akun tentang kesehatan mental yang membuat kita lebih percaya diri, mengembangkan bisnis online dari media sosial atau bahkan kita dapat mengetahui berita dari media sosial. 

Kedua, membandingkan diri kita yang sekarang dengan sebelumnya terutama dalam hal-hal positif. Progres apa saja yang sudah kita lakukan selama belakangan ini? Hal-hal seperti ini akan membuat kita merasa bersyukur, terkadang kita lupa atas perubahan-perubahan positif kita yang selama ini kita lakukan karena terlalu sibuk membandingkan diri sendiri dengan orang lain. 

Ketiga, cerita dan minta feedback dari orang terdekat. Mulai untuk cerita dan minta pendapat orang terdekat bisa mendapatkan perspektif yang baru, bisa jadi pandangan kita terhadap diri sendiri terlalu negatif sedangkan orang terdekat kita tidak memiliki pikiran yang sama dengan kita dan bisa jadi ini akan membuka pikiran kita terhadap diri sendiri. Keempat, sadar bahwa dengan kita membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain itu akan menghilangkan fokus kita terhadap diri sendiri. Terlalu sering membanding diri sendiri membuat kita kehilangan fokus dan sulit untuk maju, lebih baik fokus atas apa yang bisa kita lakukan daripada sibuk membandingkan.

Saat kita sibuk memikirkan pandangan orang lain mengenai diri kita, disitulah ketertinggalan diri kita dalam segala hal. Sebab dengan kita memikirkan tentang pendapat orang lain diri kita tidak akan pernah berkembang bahkan maju. Karena setiap harinya yang ada di dalam pikiran kita hanya memikirkan validasi. Kita perlu menjadi diri sendiri tanpa memikirkan perkataan orang lain. Dengan mencintai diri sendiri Kita akan difokuskan pada dunia kita sendiri, dengan progres yang ingin kita capai bahkan adanya perubahan-perubahan yang positif atau tanpa kita sadari kita sudah ada di tahap percaya diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun