Mohon tunggu...
Mahardhika Cipta Raharja
Mahardhika Cipta Raharja Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Tertarik pada bidang marketing, personal branding, dan dunia digital, khususnya internet. Selain itu, masih terus belajar pula untuk mendalami yang namanya dunia riset, baik social research, business & management research, maupun analisis statistiknya.\r\n\r\nVisit our personal site at http://mcraharja.id

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

BlackBerry, BBM, dan SMS

12 November 2011   03:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:46 811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul tersebut merupakan tiga istilah yang pasti sudah tidak asing lagi dalam bidang teknologi komunikasi. Ya, karena memang istilah-istilah tersebut sudah sering kita dengar, bahkan kita sendiri ikut berkontribusi dalam meramaikannya. Mulai dari istilah SMS yang mulai kita dengar sejak era milenium satu dekade lalu, hingga era BlackBerry dengan BBM-nya yang masih berusia “jagung” namun ternyata cukup sukses menggaet perhatian masyarakat kita.

Dalam tulisan kali ini saya tidak akan membahas mengenai detail kehebatan teknologi dari ketiga istilah tersebut. Tidak pula menjelaskan bagaimana rincian perjalanan ketiga istilah tersebut di Indonesia. Namun, saya tertarik mengenai dampak dari keberadaan teknologi tersebut terhadap perilaku kawan-kawan saya dalam memanfaatkan teknologi tersebut untuk berkomunikasi.

Seperti kita tahu bahwa kedatangan teknologi baru dari RIM, produsen BlackBerry, telah menambah segmen pasar baru dalam dunia ponsel, termasuk di negeri kita ini. Pasalnya, salah satu hal unik yang ditawarkan dari produk tersebut adalah BBM itu sendiri. Sebuah fasilitas yang memudahkan pengguna BlackBerry dalam berkomunikasi dan berbagi. Jika disandingkan dengan teknologi SMS, keberadaan istilah “berbagi” inilah yang menjadi hal penentu dari ketertarikan saya akan perilaku kawan-kawan saya dengan BlackBerry mereka. Kenapa? Alasannya karena kemampuan “berbagi” inilah yang menjadikan BBM ini menggeser keberadaan teknologi SMS dalam menunjang komunikasi via pesan mereka, khususnya antar sesama pengguna BlackBerry.

Lalu apanya yang unik dari perilaku para pengguna BlackBerry? Oke, mari saya jelaskan. Hal menarik dari adanya fasilitas BBM ini adalah, ternyata para pengguna menjadi lebih interest terhadap BBM dari pada SMS dalam menjadikannya sebagai media berkomunikasi. Kok bisa? Padahal jika berkomunikasi non telepon dengan pengguna non BlackBerry kan memang tidak bisa menggunakan BBM? Atau dengan kata lain harus dengan SMS? Ya memang demikian, makanya saya tertarik pada perilaku kawan-kawan saya tersebut. Penjelasan dari interest tersebut, bahwa kadar interest tersebut saya ukur dengan melihat perilaku mereka, yaitu mereka lebih memberikan prioritas lebih besar untuk menjaga agar BBM mereka bisa tetap beroperasi. Prioritas bagaimana? Prioritas di sini adalah perihal alokasi pulsa. Mereka lebih memilih tidak memiliki alokasi pulsa untuk SMS daripada tidak memiliki alokasi pulsa untuk BBM-nya. Hal ini saya rasakan sendiri, tidak hanya bersumber dari satu dua orang kawan saya saja, bahwa mereka pernah cuhat (baca: bercerita) pada saya. Inti dari curhat tersebut bahwa mereka minta maaf tidak bisa membalas SMS karena tidak punya pulsa. Lalu saya tanya balik, “Ya percuma dong, punya BB tapi tidak bisa internetan dan BBM-an?” Jawaban yang sungguh mengagetkan dan di luar ekspektasi saya, “Kalo pulsa yang langganan internet unlimited bulanan sih ada, cuma pulsa buat telpon dan SMS itu yang lagi tidak ada”.

Dari realita tersebut saya jadi berpikir bahwa memang keberadaan BlackBerry dengan BBM-nya ini merupakan sebuah gebrakan teknologi yang bagi masyarakat kita hal tersebut adalah sebuah hal yang luar biasa. Secara tidak langsung, teknologi BBM ini mampu menggeser keberadaan SMS sebagai media berkomunikasi. Analisa saya, bahwa memang relevan hal demikian terjadi. Faktor utamanya menurut saya adalah perihal biaya komunikasi dan transfer data melalui teknologi internet yang ada di Indonesia masih termasuk dalam kategori buruk. Buruk dalam arti bahwa biaya masih mahal dan kecepatan internet masih tergolong “lelet”. Pasti kita bisa merasakan  ke-lelet-an tersebut dengan bukti bahwa untuk membuka sebuah video atau siaran streaming via internet masih perlu yang namanya buffering. Ya memang demikian realita yang terjadi. Saya hanya bisa berharap, kata-kata “tanpa buffering” dan “anti lelet” seperti yang ada pada iklan produk-produk turunan teknologi komunikasi itu benar-benar segera saya rasakan di negeri ini. Sehingga tidak ada lagi kata-kata “lagi ndak punya pulsa”. :D

Kembali lagi ke masalah BBM dan SMS tadi. Memang sebuah “keprihatinan” bagi Anda yang menjadi korban tidak memperoleh reply dari kawan Anda yang pengguna BlackBerry hanya karena tidak ada alokasi pulsa untuk SMS. Namun, kita juga harus paham bahwa membiayai ponsel, apalagi yang bermerek BlackBerry memang tidak murah. :D Komentar saya jika Anda mengalami hal demikian cuma satu: “Kacian deh lo….” *just kidding.

(Ilustrasi gambar : http://cdn.crackberry.com)

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun