Mohon tunggu...
muhammad andhika raharjo
muhammad andhika raharjo Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

seorang mahasiswa yang belajar di universitas 17 agustus memilih prodi psikologi S1

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"Kekuasaan" Menurut Michael Foucoult

7 Januari 2024   12:36 Diperbarui: 7 Januari 2024   12:41 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Paul-Michel Foucault adalah seorang filsuf Perancis, sejarawan gagasan, ahli teori sosial, ahli bahasa, dan kritikus sastra.
Teorinya membahas hubungan antara kekuasaan dan pengetahuan dan bagaimana keduanya digunakan untuk membangun kontrol sosial melalui institusi sosial, khususnya penjara dan rumah sakit.
Meskipun Foucault sering disebut sebagai pemikir poststrukturalis dan postmodern, ia menolak label tersebut, lebih memilih menampilkan pemikirannya sebagai sejarah kritis modernitas.
Ide-idenya berdampak besar baik pada kelompok akademisi maupun aktivis. Salah satunya adalah konsep pemikiran tentang kekuasaan.

Hampir keseluruhan uraiannya membahas tentang kekuasaan, ia menggunakan gagasan dari orang lain sebagai bahan, tetapi Iya mengolahnya secara inovatif ke dalam rangkaian konsepnya sendiri. Ia menggunakan uraian nietzche tentang kekuasaan sebagai basis refleksi kebudayaan dan filosofisnya. Kekuasaan sendiri adalah suatu yang dilegitimasikan secara metafis kepada negara-negara yang tidak menutup kemungkinan negara dapat mematuhkan warga-warganya. Namun berbeda dengan foulcoult, ya beranggappan bahwa kekuasaan bukanlah sesuatu yang hanya dikuasai oleh negara, sesuatu yang dapat diukur. Kekuasaan dapat kita temui di mana-mana karena kekuasaan adalah salah satu dimensi dari relasi sehingga di mana ada relasi, di sana ada kekuasaan. 

Hubungan antara subjek dan kekuasaan adalah bukan pelaku dan produk. Karena bukan subjek yang menciptakan kekuasaan, tapi subjek lah Yang dipengaruhi oleh kekuasaan, dan sifatnya tidaklah tetap seperti hasil penemuan atau founding subjek. Demikian demikian juga kekuasaan dapat mempengaruhi manusia konsep. Dengan begitu, kebebasan dan subjektif baru akan ditawarkan olehnya. Kebebasan yang dapat mengendalikan kekuasaan dan kehendak dari subjek yang telah dihasilkan.

Pendefinisian kekuasaan ini kemudian dipakai ke dalam pengaturan kehidupan seksualitas di Eropa di masa Ratu Victoria 1, karena pada masa itu Ratu sangat dominan untuk mengendalikan seluruh rakyatnya maka dia dapat dengan mudah mengatur hal-hal kecil dari rakyatnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun