Sudah saatnya pemerintah (Badan Pengelola Haji Indonesia) tidak lagi memandang ibadah haji sebagai ritual tahunan biasa saja apalagi sebagai sebuah "proyek" yang bernuansa bisnis.Â
Tapi juga harus meningkatkan pelayanan dengan tujuan akhir mengawal niat suci jamaah untuk menunaikan ibadah haji dan mendapat haji yang mabrur. Bukan hanya sekedar mengawal keberangkatan, ritual ibadah, dan kemudian mengawal kepulangan jamaah secara fisik saja.
Seharusnya tugas pemerintah untuk mengawal niat suci jamaah ini tidak susah. Karena jamaah yang telah mengorbankan harta, waktu, tenaga, pikiran dan perasaan yang tidak sedikit tentunya juga tak ingin ibadahnya sia-sia. Ratusan ribu jamaah haji resmi Indonesia ditambah ribuan jamaah haji "turis" lainnya tentu mempunyai keinginan yang sama untuk menjadi orang yang lebih baik ketika kembali ke tanah air (Haji Mabrur).Â
Di tengah Pandemi yang masih berlangsung. Indonesia sudah 2 tahun berturut-turut tidak bisa memberangkatkan Jama'ah Haji. Ini semakin memperpanjang masa antrian berangkat. Kesempatan 2 tahun ini seharusnya bisa di manfaatkan oleh Pemerintah untuk mempersiapkan keberangkatan Jama'ah Haji dengan sebaik mungkin. Jangan sampai pemerintah seperti kata A'a Gym dalam khutbah Arafahnya kalau mengelola orang yang berniat baik saja tidak mampu, bagaimana mungkin bisa mengelola bangsa yang tidak hanya terdiri dari orang yang berniat baik ?!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H