Wisata halal saat ini telah menjadi trend di dunia. Tidak hanya di negara muslim saja, wisata halal sudah menyebar di berbagai negara non muslim seperti Jepang, Korea, Taiwan, dan lainnya. Menurut Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang dimaksud wisata halal adalah wisata yang mempunyai pelayanan serba halal seperti penyediaan makanan halal, fasilitas pendukung untuk beribadah: mushola dan tempat wudhu, hingga pelayanan ramah muslim lainnya. Artinya, wisata halal lebih menitikberatkan pada pelayanannya yang serba islami bukan dengan mengubah tempatnya menjadi serba syariah.
Ranah Minang adalah sebutan lain untuk provinsi Sumatera Barat. Masyarakat minang dikenal sebagai masyarakat religius. Masyarakat Minangkabau terkenal dengan filosofi kehidupannya yaitu "adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah" artinya, adat bersendi kepada agama, agama bersendi pada Al qur'an. Dari falsafah tersebut agama yang dimaksud adalah agama Islam dan Al qur'an merupakan hukum tertinggi yang mengatur dalam ajaran adat Minangkabau. Dengan demikian, nilai-nilai islami telah membudaya di Ranah Minang.
Secara geografis Sumatera Barat dianugerahi dengan bentangan alam yang indah, seperti laut, pantai, danau, gunung, dan ngarai. Perpaduan antara nilai-nilai agama, budaya, dan kekayaan alam merupakan modal utama pengembangan wisata halal di ranah minang.
Ayo kita mengenal beberapa objek wisata halal di Ranah Minang!
Masjid Raya Sumatera Barat adalah salah satu destinasi wisata halal yang wajib kita kunjungi ketika berada di Sumatera Barat. Masjid raya ini memiliki arsitektur yang unik dan dirancang tahan gempa karena Sumatera Barat merupakan daerah rawan gempa. Selain itu, masjid ini tidak memiliki kubah dan memiliki banyak pintu sehingga dikenal juga sebagai "Masjid Seribu Pintu Angin". Selanjutnya kita dapat melanjutkan perjalanan ke Batusangkar untuk berwisata ke Istana Pagaruyung. Istana Pagaruyung didirikan oleh Raja Adityawarman sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Minangkabau pada tahun 1347. Istana Pagaruyung ini pernah dibakar oleh Belanda Pada tahun 1804 saat perang Padri. Saat ini telah dibangun kembali replika istana pagaruyung dan dijadikan sebagai objek wisata.
Melanjutkan perjalanan dari Istana Pagaruyung menuju Sawahlunto, Kota ini dibangun dan dikembangkan oleh Kolonial Belanda pada abad ke-19 sebagai kota industri tambang batubara. Kota Tambang Sawahlunto ditetapkan menjadi Warisan Dunia oleh UNESCO pada tanggal 6 Juli 2019 di kota Baku, Azerbaijan. Awal mulanya dari penetapan visi Kota Sawahlunto sebagai Kota Wisata Tambang yang Berbudaya pada tahun 2001. Atas dasar prakarsa itulah Sawahlunto kemudian masuk Daftar Sementara Warisan Dunia pada tahun 2015. Pada tahun 2018, Kota Sawahlunto diajukan dengan nama "Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto" hingga akhirnya diangkat menjadi Warisan Dunia yang dianggap memiliki nilai universal untuk dunia.
Belum lengkap rasanya kita ke Ranah Minang jika belum mengunjungi Nagari Pariangan di Kabupaten Tanah Datar yang telah dinobatkan sebagai salah satu desa terindah di dunia oleh Budget Travel, majalah pariwisata internasional dari New York, Amerika Serikat pada tahun 2012. Di Nagari Pariangan kita dapat menikmati pesona alam yang indah, prasasti pariangan, masjid tuo dan rumah gadang serta adat istiadat masyarakat yang masih terjaga dengan baik. Kemudian kita dapat melanjutkan berwisata ke Bukittinggi yaitu Ngarai Sianok dan Jam Gadang. Ngarai Sianok terbentuk dari proses tensional, Kala Eosen, sampai kepada proses Oligosen. Ditambah dengan proses alam berupa letusan gunung purba, yang bernama Gunung Api Purba Maninjau. Semua proses alam tersebut membentuk keindahan Ngarai Sianok yang eksotis dan sering disamakan dengan Green Canyon Colorado, Amerika. Saat ini, Ngarai Sianok telah ditetapkan sebagai Geopark untuk menjaga kelestariannya. Jam Gadang menjadi landmark Bukittinggi. Jam Gadang dibangun pada tahun 1826 sebagai hadiah untuk sekretaris kota Bukittinggi yaitu Rook Maker. Di desain oleh Yazid Rajo Mangkuto, dan peletakan batu pertama dilakukan oleh putra Rook Maker. Mesin pada Jam Gadang dibuat secara eksklusif, yaitu hanya terdapat dua unit saja di dunia, yaitu Jam Gadang dan Big Ben di London, Inggris.
Bagi kamu yang menyukai wisata yang memacu adrenalin, dapat mengikuti event bertaraf internasional. Tour de Singkarak adalah kejuaraan balap sepeda resmi dari Persatuan Balap Sepeda Internasional yang diselenggarakan setiap tahun di Sumatra Barat. Event ini biasanya diselenggarakan sekitar bulan April hingga Juni dan berlangsung selama seminggu. Menurut Wikipedia, Singkarak merupakan danau terbesar di Sumatra Barat menjadi bagian dari jalur lintasan Tour de Singkarak. Selain itu, beberapa kawasan wisata lain juga menjadi bagian dari jalur lintasan, termasuk Lembah Harau, Kota Tambang Sawahlunto, Istana Pagaruyung, Danau Maninjau, Kelok 44, Perkampungan Adat Nagari Sijunjung, Danau Diatas, dan Danau Dibawah.
Untuk kamu yang menyukai tantangan dengan olahraga Paralayang dapat mencobanya di Puncak Lawang sebagai salah satu spot terbaik di Asia Tenggara dengan pemandangan langit biru jernih di atas dan pemandangan 360 derajat Danau Maninjau yang menakjubkan. Selain paralayang, kita juga dapat menikmati petualangan lainnya seperti arung jeram, super camp, outbound, dan paintball. Sedangkan untuk kamu yang menyukai olahraga selancar di laut dapat menemukannya di kepulauan Mentawai. Ombak di kepulauan Mentawai dikenal sebagai salah satu ombak terbaik di dunia. Dikutip dari www.kongkrit.com, dari 71 titik selancar yang ada di Kepulauan Mentawai, 49 titik diantaranya masuk kategori executive berskala internasional dan 7Â titik (spot) diantaranya merupakan yang terbaik dari 10 titik spot yang ada di dunia. Titik-titik spot ini diantaranya berada di Pulau Nyang-Nyang. Karang Bajad, Karoniki, Pananggelat dan Mainuk di Pulau Siberut, Kateil Basua di Pulau Sipora dan Pagai Utara di Pulau Sikakap masuk 10 Besar Terbaik di Dunia.
Bagi kamu sudah lapar dan lelah, jangan lupa menikmati aneka kuliner ranah minang yang tersedia di setiap objek wisata halal tersebut. Salah satunya adalah menikmati rendang yang dinobatkan sebagai peringkat pertama makanan terenak di dunia dalam kategori "World's 50 Most Delicious Foods" pada tahun 2011. selain itu juga tersedia nasi kapau yang sudah melegenda di Kota Bukittinggi, Gulai Baluik (Belut) di Batusangkar, dendeng batokok lado mudo di Sawah Lunto, serta berbagai buah tangan lainnya seperti keripik balado, keripik kulit, keripik sanjai, salalauak,dan lain-lain sesuai kekhasan setiap daerah di Ranah Minang.
Untuk menghasilkan multiplayer efek dari wisata halal di Ranah Minang, maka perlu dilakukan peningkatan literasi wisata halal kepada para pelaku wisata halal dan masyarakat sekitar objek wisata. Memberikan pelatihan tata kelola wisata halal kepada UMKM dan penggunaan digitalisasi dalam desain, produksi, dan pemasaran untuk menghasilkan produk barang/jasa yang disukai oleh wisatawan. Menyediakan fasilitasi pendukung wisata halal terpadu dan dapat diakses dengan mudah oleh para wisatawan. Membentuk koperasi-koperasi syariah pengelola wisata halal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar serta menghapus berbagai pungutan liar di lokasi-lokasi objek wisata halal.