Mohon tunggu...
DHIAZ NURULHUDA
DHIAZ NURULHUDA Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

sport

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya Hebat Ada di Desa Wangunsari yaitu Karinding

24 Agustus 2023   11:19 Diperbarui: 24 Agustus 2023   11:29 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah tahu ada alat musik bernama Karinding? jika belum tahu, yu kita cari tahu!

Kesenian karinding salah satu kesenian atau alat musik yang ada di Indonesia. Pada zaman dulu, karinding pada awalnya tidak dimaksudkan sebagai alat musik, tetapi hanya sebatas alat pengusir rasa bosan para petani tradisional yang sedang menjaga sawah dari serangga dan burung perusak padi. Namun, dalam perkembangannya, karinding berubah menjadi suatu alat musik tradisional yang merupakan bagian dari kebudayaan Sunda. Karinding juga digunakan oleh leluhur kita untuk mereduksi racun dan berdialog dengan hama tanaman.

Wangunsari adalah salah satu desa yang masih tetap mempertahankan budaya kesenian karinding. Mahasiswa KKN UPI yang bertugas di Desa Wangunsari mengunjungi sekelompok orang-orang yang sedang memainkan karinding dan alat musik lain, kelompok itu bernama Karinding Keos. Karinding Keos adalah salah satu grup seni yamg sering memainkan Karinding. Para mahasiswa pun bertanya kepada salah satu pendiri dan anggota sekaligus menjadi narasumber pertemun ini.

Pria yang diakrab Bah Okin ini salah satu pendiri Karinding Keos di Desa Wangunsari yang masih bertahan memainkan alat musik karinding. Menurutnya, jenis karinding di dunia ada 1200, dan 88 jenis di Indonesia. Tambahnya bahwa karinding ini memiliki filosofi yang sangat mendalam. Dari bentuknya karinding ini menggambarkan sebuah gunung, dan jika diurutkan dari atas bermakna (yakin, sadar, sabar). Pada tahun 2020, Karinding Keos ini hampir saja terbang ke Jerman untuk menampilan kesenian Karinding, namun pada saat itu terjadi sebuah pandemic Covid 19, maka rencana untuk tampil di luar negeri pun gagal. Tetapi, sekarang pun mereka menjalin kerja sama dengan beberapa pihak disana yang mengapresiasi alat musik karinding.  bisa dilihat contoh karya dari Karinding Keos, keren bukan?!


Saat disinggung bagaimana mereka mempetahankan kesenian ini, mereka menyatakan bahwa salah satu cara untuk menurunkan budaya ke anak cucu kita adalah kita mengajarkan mereka untuk tidak malu untuk belajar, apalagi jika mengetahui filosofi dan makna dari alat musik karinding ini. Semoga kesenian karinding terus berkembang dan tetap lestari di tanah Indonesia, khususnya di Desa Wangunsari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun