Mohon tunggu...
Dhiaul Yusro
Dhiaul Yusro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

suka tidur, melakukan hal baru

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Utang Negara

24 Agustus 2023   14:32 Diperbarui: 24 Agustus 2023   14:38 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Utang negara adalah suatu kewajiban finansial yang diambil oleh pemerintah suatu negara dengan tujuan mendanai berbagai program dan kebijakan publik, seperti pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan perlindungan sosial. Namun, ketika tingkat utang negara mencapai tingkat yang tidak terkendali, hal ini dapat mengancam stabilitas ekonomi dan menghambat upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Artikel ini akan membahas mengenai fenomena tingginya utang negara yang tidak mampu menanggulangi kesejahteraan dengan mendalam.

          Tingkat utang negara yang tinggi bisa menjadi beban berat bagi pemerintah dan masyarakat. Salah satu dampak utama dari utang negara yang tidak terkendali adalah tekanan pada anggaran negara. Sebagian besar pendapatan pemerintah harus digunakan untuk membayar bunga dan angsuran utang, sehingga sisa anggaran untuk program-program sosial dan pembangunan menjadi terbatas. Ini dapat mengakibatkan pengurangan dana yang seharusnya dialokasikan untuk sektor-sektor kunci seperti pendidikan dan kesehatan, yang berakibat pada terhambatnya upaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Selain itu, tingginya utang negara dapat menyebabkan kerentanan terhadap fluktuasi ekonomi global. Ketika terjadi krisis ekonomi atau ketidakstabilan di pasar keuangan global, negara dengan utang yang tinggi akan lebih rentan terhadap dampak-dampak negative seperti:

          1. Pengeluaran Bunga dan Dana Pelayanan Utang: Ketika sebagian besar pendapatan negara digunakan untuk membayar bunga dan dana pelayanan utang, sumber daya yang seharusnya dialokasikan untuk program kesejahteraan akan berkurang. Hal ini dapat mengakibatkan pemangkasan anggaran di sektor-sektor seperti pendidikan, kesehatan, dan perlindungan sosial.

2. Terganggunya Stabilitas Ekonomi: Tingginya utang negara dapat membuat ekonomi menjadi lebih rentan terhadap fluktuasi eksternal. Ketika negara menghadapi krisis keuangan global, beban utang dapat meningkat secara signifikan dan membatasi kemampuan negara untuk merespons dengan tepat.

        3. Inflasi dan Depresiasi Mata Uang: Untuk membayar utang, pemerintah mungkin mencetak lebih banyak uang atau mengeluarkan obligasi. Jika tidak diatur dengan baik, ini dapat menyebabkan inflasi yang merugikan masyarakat dengan mengurangi daya beli. Selain itu, depresiasi mata uang dapat membuat impor lebih mahal, meningkatkan biaya hidup bagi masyarakat.

          Dalam situasi seperti ini, pemerintah mungkin terpaksa mengambil langkah-langkah pahit seperti pemotongan anggaran dan kenaikan pajak, yang dapat memperburuk situasi ekonomi dan sosial.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun