Mohon tunggu...
DHIAULHAQ DHIAULHAQ
DHIAULHAQ DHIAULHAQ Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Stimulasi Perkembangan Literasi pada Anak Usia Dini

26 Januari 2023   09:14 Diperbarui: 26 Januari 2023   09:25 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

STIMULASI PERKEMBANGAN LITERASI PADA ANAK USIA DINI

Nama : DHIA'ULHAQ

NIM : 2200002021

Email : 22000002021@webmail.uad.ac.id

 Stimulasi adalah perangsangan (penglihatan, bicara, pendengaran, perabaan) yang datang dari lingkungan anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan anak yang kurang bahkan tidak mendapat stimulasi. Stimulasi juga dapat berfungsi sebagai penguat yang bermanfaat bagi perkembangan anak. Berbagai macam stimulasi seperti stimulasi visual (penglihatan), verbal (bicara), auditif (pendengaran), taktil (sentuhan) dll dapat mengoptimalkan perkembangan anak. Pemberian stimulasi akan lebih efektif apabila memperhatikan kebutuhankebutuhan anak sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya. 

Pada tahap perkembangan awal anak berada pada tahap sensori motorik. Pemberian stimulasi visual pada ranjang bayi akan meningkatkan perhatian anak terhadap lingkungannya, bayi akan gembira dengan tertawa-tawa dan menggerak-gerakkan seluruh tubuhnya. Tetapi bila rangsangan itu terlalu banyak, reaksi dapat seba;liknya yaitu perhatian anak akan berkurang dan anak akan menangis. Stimulus verbal pada periode ini sangat penting untuk perkembangan bahasa anak pada tahun pertama kehidupannya. 

Kualitas dan kuantitas vokal seorang anak dapat bertambah dengan stimulasi verbal dan anak akan belajar menirukan kata-kata yang didengarnya. Stimulasi visual dan verbal pada permulaan perkembangan anak merupakan stimulasi awal yang penting, karena dapat menimbulkan sifat-sifat ekspresif misalnya mengangkat alis, membuka mulut dan mata seperti ekspresi keheranan, dll. Selain itu anak juga memerlukan stimulasi taktil, kurangnya stimulasi taktil dapat menimbulkan penyimpangan perilaku sosial, emosional dan motorik.

 Kemampuan literasi merupakan kemampuan dasar,fondasi untuk membaca,berpikir dan menulis. Perkembangan literasi menjadi sangat penting diperhatikan, karena literasi merupakan kemampuan awal yang harus dimiliki oleh setiap individu untuk menjalani hidup di masa yang akan datang.Dari sisi ajar artinya bahwa potensi atau kemampuan itu dapat dikembangkan oleh lingkungan.

Salah satu lingkungan yang berperan dalam pengembangan potensi anak adalah guru.Guru mempunyai peran dalam memberikan stimulasi pada anak. Guru merupakan faktor konteks sosial yang penting untuk membantu anak menguasai keterampilan stimulasi literasi dengan tepat, yang artinya stimulasi yang diberikan oleh guru harus sesuai dengan kebutuhan anak sehingga menciptakan kemampuan optimal. Stimulasi pembentukan karakter sejak usia dini dapat diberikan melalui pendidikan di lembaga pendidikan seperti; di PAUD dan melalui pola asuh orang tua di rumah serta dilingkungan masyarakat. 

Pemberian stimulasi pada anak usia dini harus diperhatikan oleh para pendidik maupun orang tua yang merupakan pemberi stimulasi, dan memberikan pengembangan enam aspek perkembangan yang ada pada anak usia dini. Salah satu aspek adalah aspek moral dan nilai-nilai agama. Aspek moral mencakup pada aspek lehidupan keagamaan, nilai, dan karakter anak. Karakter yang perlu ditanamkan sejak usia dini merupakan karakter yang mampu mengakar sampai jiwa anak. Melalui penyampaian dengan cara-cara yang benar dan sesuai dengan tahap perkembangan anak, akan memungkingkan terwujudnya pembiasaan sebagai perilaku terhadap karakter yang akan ditanamkan. Penyampaian dengan cara yang menyenangkan dan menantang untuk dipelajari bagi anak, baik pemberian pengetahuan maupun pada penanaman tingkah laku anak.

 Berdasarkan data yang telah saya baca yaitu programme for internasional student assessment (PISA) tahun 2015, kemampuan membaca diIndonesia berada dikategori dibawah rata-rata, Progress in Internasional Reading Literacy Studi (PIRLS) melakukan asesmen terkait dengan keterampilan literasi kepada siswa dikelas empat di Indonesia,dan diketahui bahwa keterampilan literasi anak Indonesia masuk dalam kategori intermediate-low.selain itu berdasarkan hasil penelitian PISA tahun 2015 kemampuan membaca belum ada peningkatan dari penelitian yang telah dilakukan pada tahun 2012, temuan penelitian ini menegaskan pentingnya stimulasi literasi dari seorang guru sebagai upaya membantu keterampilan anak dan preventif terkait dengan permasalahan anak dalam membaca,maka dari itu perlu diciptakan lingkungan yang stimulatif untuk mencegah terjadinya permasalahan literasi anak dikemudian hari.

PEMBAHASAN

1.Faktor yang berperan dalam situasi perkembangan literasi

Literasi merupakan suatu kemampuan yang berkembang.Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan literasi anak usia dini adalah faktor biologis,lingkungan,dan interaksi orang tua.

a.Faktor biologis pertumbuhan anak memiliki pengaruh terhadap kemampuan literasi anak,seperti pertumbuhan lidah,mulut,posisi taring,dan tenggorokan (Bjorklund,2012).Faktor bilogis ini dapat berpengaruh terhadap perkembangan Bahasa,seperti aspek fonologis (kemampuan anak dalam membunyikan huruf/kata).

b.Faktor lingkungan keluarga yang berpengaruh terhadap literasi anak adalah jumlah anggota dalam keluarga,Pendidikan keluarga,kondisi finansial,dan sikap keluarga seputar Pendidikan (Geske dan Ozola,2008).Lingkungn rumah berperan untuk menyediakan kesempatan bagi anak untuk berinteraksi dengan tulisan.

c.Faktor Lingkungan sosial disekolah berperan penting dalam mengembangkan kemampuan literasi anak,khususnya saat anak memasuki lingkungan sekolah adalah guru dan teman.Kedua hal ini memiliki pengaruh untuk membantu anak mengembangkan kemampuan Bahasa melalui komunikasi sehari-hari.

Keterampilan stimulasi literasi merupakan strategi atau teknik yang digunakan guru dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas interaksi antara guru dan anak untuk membantu anak mengembangkan keterampilan literasi.Stimulasi literasi yang diberikan oleh guru menggunakan interaksi verbal yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal konsep Bahasa sebagai kemampuan dasar keterampilan literasi.Keterampilan stimulasi dapat dipahami sebagai sebuah strategi yang didesain untuk meningkatkan interaksi verbal dan nonverbal sntsrs guru dan anak.Keterampilan stimulasi mencakup :

1.Memberikan pernyataan ataupun komentar yang meliputi suara,kata benda,atau struktur Bahasa yang belum dikuasai anak

2.Memberikan deskripsi terkait dengan kejadian atau aktivitas yang sedang berlangsung

3.Mengajukan pertanyaan dengan komunikasi jawaban yang bervariasi

4.Memberikan komentar dengan menambahkan informasi dari perkataan yang diucapkan anak

5.Meminta anak untuk melakukan interaksi/percakapan dengan teman sebaya

2.PENGEMBANGAN STIMULASI DI SEKOLAH/PERAN GURU

 Salah satu peran guru dalam mengembangkan literasi anak adalah memberikan bantuan bagi anak dalam mengakses pembelajaran literasi disekolah.Bantuan yang diberikan oleh guru dalam mengakses pembelajaran literasi disekolah.Bantuan yang diberikan oleh guru dalam membantu anak mengakses lingkungan atau memproses pembelajaran,khususnya berupa pembelajaran seputar Bahasa dan literasi.Guru dapat membantu anak untuk menginternalisasi dan mengakuisisi kemampuan Bahasa.Guru dapat menggunakan teknik interaksi antara orang dewasa dengan anak untuk menstimulasi kemampuan linguistik.

 Keterampilan stimulasi yang tepat perlu dimiliki guru,artinya stimulasi yang diberikan oleh guru sesuai dengan kebutuhan atau level kemampuan anak.Jika guru tidak memberikan stimulasi yang tepat maka kemampuan optimal akan gagal terbentuk.

KESIMPULAN

Dapat diketahui bahwa keberfungsian keluarga hanya dapat memengaruhi social problem solving konstruktif remaja jika dilakukan bersamaan dengan kualitas persahabatan. Hal tersebut dikarenakan perkembangan psikososial remaja, yaitu remaja mengembangkan kemandirian, termasuk mencari identitas diri, perubahan kognitif yang memengaruhi egosentrisme remaja, serta hubungan dua arah yang menyebabkan remaja lebih bebas dalam membuat pilihan pada hubungan persahabatan. Tidak banyaknya pilihan yang dimiliki atas keluarga membuat remaja merasa lebih dikontrol dan hal tersebut berpengaruh pada emosi dan motivasi dalam proses penyelesaian masalah.

Rekomendasi yang dapat disampaikan dari kajian ini, yaitu: bagi orang tua yang memiliki anak usia remaja, dalam menjalankan fungsi-fungsi dalam keluarga sebagai model perilaku, pengajar, pengatur, atau pemberi kasih sayang dilakukan dengan menjalin komunikasi dua arah, membangun hubungan dengan rasa saling percaya, serta melakukan pemantauan terhadap aktivitas sehari-hari remaja dengan porsi yang tepat (tidak terlalu kurang atau berlebihan) karena hal tersebut dapat memengaruhi emosi dan motivasi remaja dalam proses penyelesaian masalah. 

Selain itu, hendaknya orang tua juga memahami perkembangan kognitif remaja dengan lebih memberikan kebebasan, namun tetap diiringi dengan tanggung jawab pada remaja Orang tua juga hendaknya mempertimbangkan dengan baik pemilihan lingkungan tempat tinggal dan komunitas di sekitar keluarga yang dapat berdampak bagi pemilihan lingkungan teman sebaya dan sahabat remaja (misalnya sekolah, organisasi, tempat-tempat ibadah, dan lain sebagainya). Pemilihan lingkungan dapat memengaruhi perilaku penyelesaian masalah yang diambil oleh remaja di kemudian hari.

Kemudian, pada remaja disarankan untuk memakai kebebasan dalam memilih lingkungan teman sebaya dengan bertanggung jawab. Selain itu, disarankan memilih figur sahabat dengan mempertimbangkan kualitas personal berupa karakter-karakter yang positif dan kompetensi yang dimiliki sahabat, serta dukungan yang ditunjang dengan kebersamaan, kepercayaan, kedekatan, dan kepedulian dari sahabat, karena hal tersebut dapat memengaruhi emosi dan motivasi remaja.

DAFTAR PUSTAKA

Adrian, m., lyon, a., oti, r., dan tininenko, j. 2011. "social problem solving dalam s. Goldstein dan j.a. naglieri (ed.). Encyclopedia of child behavior and development. Him. 1399-1403. Boston, m.a.: springer us

Andayani, t.r. 2016. "pengembangan konsep dan kualitas pertemanan, serta pengukurannya" disertasi. (tidak dipublikasikan). Yogyakarta: fakultas psikologi. Universitas gadjah mada.

Berns, r.m. 2012. Child, family, school, community: socialization and support (ed. 6). Belmont: wadsworth & thomson learning bjorklund, d.f. 2012. Children's thinking: cognitive development and

KEMENDIKBUD.GO.ID.PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK SEJAK USIA DINI DI PAUD

 KEMENTERIAN KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

 ADELIA KHRISNA PUTRI, SUBANDI, KWARTARINI WAHYU YUNIARTI. 2021. BUKU KONTEMPORER DALAM PSIKOLOGI INDONESIA. YOGYAKARTA: GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun