Mohon tunggu...
Dhia Imara
Dhia Imara Mohon Tunggu... Penulis - Manusia biasa yang segalanya masih belajar

Jadikan menulis sebagai bekal untuk menimbun manfaat dan berkah dunia akhirat demi menggapai jannah-Nya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kontroversi Perihal Rasa Tidak Enak Hati

31 Maret 2020   07:06 Diperbarui: 31 Maret 2020   16:16 1528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak enak hati adalah suatu sikap yang mungkin di laku oleh orang-orang, bukan semua. Namun hanya beberapa saja. Iya, rasa tidak enak hati terkadang dapat menyingkirkan segala bentuk keegoisan yang kita punya.

Namun di sisi lain, sikap tersebut terkadang menimbulkan berbagai macam kontroversi. Mengapa? Apa alasannya? Dan apa saja kontroversi yang timbul ketika kita mencoba memunculkan sikap itu dalam diri kita sendiri?

Dengan adanya sikap tidak enak hati yang muncul dalam diri. Ada dua dampak yang dapat timbul berdasarkan pandangan serta pengalaman si penulis. Konten ini di buat untuk dapat memberikan sedikit wejangan kepada para pembaca terhadap realita yang terjadi akibat rasa tidak enak hati.

Dampak positif dari rasa tidak enak hati :

  1. Ego yang kita punya seakan-akan luntur sekejap mata.
  2. Hal yang kita tau dari rasa tidak enak hati adalah, kita mampu mengutamakan kepentingan orang lain daripada kepentingan diri pribadi.
  3. Menjadi manusia yang lebih bermanfaat untuk orang lain.

Ya, terkadang dampak positif yang timbul mungkin akan sedikit memunculkan sedikit prasangka oleh setiap insan yang mengalami rasa tidak enak hati. Keseringan menampung sikap ini, terkadang membuat insan yang merasakan bosan dan terkadang berprasangka buruk.

Ego yang kita punya mungkin akan tersingkirkan begitu saja. Namun di sisi lain, diri dan batin ini serasa tertekan dan di-push keras oleh keadaan yang dialami. Mengapa? Mengapa rasa ketertekanan terhadap rasa tidak enak hati itu nihil untuk hadir di dalam batin ini?

Jawabannya adalah, ketika kita sedang menaruh dan memberikan rasa tidak enak hati kepada orang lain. Kurangnya keikhlasan serta ketulusan untuk menyingkirkan ego masih terbilang surut atau bahkan semakin menyurut. Hal itu menyebabkan kembali memuncaknya ego dalam diri kita masing-masing.

Acuh tak acuh terhadap keadaan, bersikap apatis terhadap orang lain, memberi keuntungan untuk diri sendiri, tanpa membagi. Itulah sifat tamak yang dimiliki oleh manusia dan mungkin jarang untuk kita sadari.

Ketika kita kembali melihat apa yang dapat kita ambil dalam menegakkan sikap tidak enak hati. Hampir 100% dampak yang dapat kita peroleh adalah hal yang baik, sekaligus bermanfaat untuk diri kita pribadi dan juga orang lain. Diri kita saja yang selalu berprasangka buruk atau berpikir negatif terhadap keadaan.

Pernah saya membaca sebuah buku yang mungkin bisa saya katakan, buku paling istimewa yang saya baca seumur hidup ini. Ada satu pelajaran yang sarat akan makna saya ambil, yaitu dengan kita berpikir negatif terhadap apapun yang terjadi, seakan-akan kita sedang mengumbar kerendahan diri. Sedangkan dengan kita berpikir positif, seakan-akan dalam diri kita terdapat kemenangan dan kesuksesan dalam batin.

Lantas sekarang, bagaimana dengan dirimu? Masih mengeluh dengan sikap tidak enak hati yang kau miliki? Melakukan kebaikan jangan sampai kau bumbui dengan keragu-raguan ya, sebab dalam Islam tidak ada yang namanya keragu-raguan. Yang ada hanyalah, ya atau tidak. Putuskan pilihanmu sekarang, lebih kau utamakan kebaikan untuk dirimu dan orang-orang, atau memilih untuk mematungkan ego yang kau punya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun