Mohon tunggu...
Dhey
Dhey Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

I write anything I want

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Namaku Adalah . . .

26 September 2014   06:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:29 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menulis adalah caraku mengungkapkan cinta, selain menunggu dan mendoakan dengan ikhlas. Aku memang bukan penyair yang baik, aku bukan pengungkap cinta yang romantis, tapi aku adalah aku yang mencintaimu dengan tulus.

Aku adalah bagian dari waktu

Tempatku di masa lalu, menyimpan kisah pilu

Kau bilang aku ini cerita usang

Tapi mengapa aku di benakmu tak pernah hilang

Aku adalah saksi dua orang sejoli yang pernah mengisi waktu bersama

Saling tulus menyayangi dan mendoakan, aku adalah apa yang kalian ciptakan

Katakanlah itu sebuah momen indah, kalian rangkum dengan indah dalam benak

Janji-janji, mimpi-mimpi, semua yang kalian ingat, kini rusak

Karena waktu sebegitu kejamnya

Membuka topeng setiap manusia

Memperlihatkan dengan jelasnya

Semua kebohongan yang tersimpan dengan manis

Aku yang kalian banggakan

Kini menjadi apa yang ingin kalian hilangkan

Tapi bagaimana caranya kau lari

Sementara aku adalah bagian dari memori

Namaku adalah kenangan

Sebuah puisi bebas, teruntuk setiap kenangan yang kerap menghiasi pikiranku. Aku memang berusaha memusuhinya, menghilangkannya lalu lari sejauh mungkin. Tapi aku sadar kenangan adalah bagian dari diriku sendiri, sesuatu yang melekat dalam memori. Biarlah kenangan menusukku setiap saat, aku hanya perlu mengikhlaskan. Terima kasih terutama untuk kamu yang telah menjadi bagian dari kenanganku, semoga kita bisa berdamai dengan hal-hal indah maupun sedih yang pernah kita lalui.

Jangan lari. Hadapi.

Depok, 25 September 2014

Di tengah malam, dari hati yang mencoba mengikhlaskan kepergianmu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun