Mohon tunggu...
Dhevide currans
Dhevide currans Mohon Tunggu... Perawat - dhevide currans

bismillah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Indonesia Tanpa Diabetes Melitus

13 Juli 2023   08:57 Diperbarui: 13 Juli 2023   09:09 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

INDONESIA TANPA DM: PENCEGAHAN PENYAKIT DIABETES MELITUS DI INDONESIA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT DAN MENGURANGI PASIEN DIABETES MELITUS DI INDONESIA

Dhevide currans valentyna 

Jurusan Keperawatan STIKes Mitra Keluarga, Jalan Pengasinan Rawa Semut Margahayu Bekasi Timur

DEFINSI
    Diabetes Melitus adalah penyakit kronis yang timbul karena pankreas yang tidak mampu memproduksi hormon insulin dalam jumlah yang cukup atau ketika kondisi tubuh tidak mampu menggunakan insulin yang telah diproduksi dengan maksimal. Menurut (Sembodo, 2021) Diabetes merupakan suatu penyakit metabolik, yang melibatkan peningkatan kadar glukosa darah yang tidak tepat. Diabetes sendiri memiliki 2 tipe berdasarkan penyebabnya, yaitu diabetes tipe 1 atau yang disebut sebagai insulin-dependent diabetes, dan diabetes tipe 2. Diabetes tipe 1 biasa ditemukan pada orang semenjak kecil, sementara diabetes tipe 2 timbul pada seseorang sudah beranjak dewasa, terutama yang mengalami obesitas.
Diabetes Melitus merupakan penyakit berbahaya dan mematikan. Data milik Kementerian Kesehatan yang diperoleh dari Sample Registration Survey 2014 menunjukkan diabetes menjadi penyebab kematian terbesar nomor 3 di Indonesia dengan persentase sebesar 6,7%, setelah stroke (21,1%) dan penyakit jantung koroner (12,9%). Di Indonesia, prevalensi diabetes mengalami peningkatan dari 5,7% pada 2007 menjadi 6,9% atau sekitar 9,1 juta jiwa pada 2013. Data terbaru dari International Diabetes Federation (IDF) Atlas tahun 2017 menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-6 dunia dengan jumlah Diabetes Melitus sebanyak 10,3 juta jiwa. Jika tidak ditangani dengan baik, Sedangkan World Health Organization bahkan mengestimasikan angka kejadian diabetes di Indonesia akan melonjak drastis menjadi 21,3 juta jiwa pada 2030 (Mathematics, 2016).
B. Etiologi Diabetes Melitus.
   Dari berbagai macam jenis Diabetes Melitus, ada dua jenis yang sering terjadi DM tipe 1 dan DM tipe 2. Diabetes Melitus yang paling sering menyerang anak-anak adalah DM tipe 1, suatu jenis Diabetes Melitus yang disebabkan oleh kerusakan sel beta pankreas, suatu kelompok sel yang berfungsi menghasilkan insulin. Diabetes Melitus tipe 2 adalah DM yang biasanya ditemukan pada orang dewasa. Diabetes Melitus ini terjadi karena akibat gangguan kerja pada insulin. Penyandang DM ini adalah mereka yang mempunyai riwayat keluarga dengan DM tipe 2 atau mereka yang mengalami obesitas, sehingga tidak heran bila makin lama makin banyak dijumpai anak atau remaja yang menderita DM. Diabetes sendiri merupakan salah satu penyakit yang erat kaitannya dengan unsur genetik. Hal tersebut ditunjukkan melalui beberapa faktor risiko timbulnya diabetes pada seseorang adalah karena adanya riwayat penyakit diabetes melitus pada anggota keluarga.
 
 
C. Manifestasi Klinis
    Adanya penyakit diabetes mellitus ini pada awalnya seringkali tidak dirasakan dan tidak disadari oleh penderita. Manifestasi klinis Diabetes Melitus dikaitkan dengan konsekuensi metabolik defisiensi insulin. Tanda dan gejala pasien DM dibagi menjadi dua macam yaitu gejala kronik dan gejala akut serta munculnya ulkus diabetic, yaitu:
1. Gejala akut yang timbul pada pasien DM berupa:
• Pasien akan banyak mengkonsumsi makanan
• Pasien akan banyak mengkonsumsi minum
• Pasien akan lebih sering buang air kecil Apabila gejala tersebut tidak segera ditangani maka akan timbul gejala lain seperti menurunnya nafsu makan pasien dan berat badan akan turun, mudah merasa lelah, pada keadaan tertentu pasien akan koma.
2. Gejala kronis yang muncul antara lain :
• Pasien biasanya akan mengeluh kesemutan
• Kulit pasien akan terasa panas
• Kulit pasien terasa tebal
• Mengalami kram
• Cepat mengantuk
• Pandangan pasien kabur
• Gigi mudah goyang dan sering lepas
• Pada wanita hamil kemungkinan terburuknya dalah keguguran dan prematuritas.
3. Luka diabetic
Luka diabetic atau sering biasa disebut ulkus diabetik luka yang disebabkan karena pulsasi pada bagian arteri distal.
 
D. Penatalaksanaan
  Tujuan dari penatalaksanaan secara umum adalah meningkatkan kualitas hidup bagi penyandang diabetes dan mengurangi risiko komplikasi akut. Penatalaksanaan perlu dilakukan untuk glukosa darah, tekanan darah, berat badan, dan profil lipid (mengukur kadar lemak dalam darah). Pada dasarnya, penatalaksanan Diabetes Melitus dimulai dengan pengaturan makan disertai dengan latihan jasmani yang cukup selama beberapa waktu (2 minggu). Bila setelah itu kadar glukosa darah masih belum dapat memenuhi kadar sasaran metabolik yang diinginkan, baru dilakukan intervensi farmakologi dengan obat - obat yang dapat menurunkan kadar gula darah atau suntikan insulin sesuai dengan indikasi dan petunjuk dokter. Pemantauan kadar glukosa darah bila dimungkinkan dapat dilakukan sendiri di rumah. Tujuan utama penatalaksanaan terapi pada Diabetes Mellitus adalah menormalkan aktifitas insulin dan kadar glukosa darah, sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah untuk menghindari terjadinya komplikasi pada pasien penderita DM. Tatalaksana diabetes terangkum dalam 4 pilar pengendalian diabetes. Empat pilar pengendalian diabetes, yaitu (Pulungan et al., 2019).
1. Edukasi
Penderita diabetes perlu mengetahui seluk beluk penyakit diabetes. Dengan mengetahui faktor risiko diabetes, proses terjadinya diabetes, gejala diabetes, komplikasi penyakit diabetes, serta pengobatan diabetes, penderita diharapkan dapat lebih menyadari pentingnya pengendalian diabetes, meningkatkan kepatuhan gaya hidup sehat dan pengobatan diabetes. Penderita perlu menyadari bahwa mereka mampu sembuh dari penyakit diabetes dan diabetes bukanlah suatu penyakit yang di luar kendalinya. Terdiagnosis sebagai penderita diabetes bukan berarti akhir dari segalanya. Edukasi (penyuluhan) secara individual dan pendekatan berdasarkan penyelesaian masalah merupakan inti perubahan perilaku yang berhasil.
2. Pengaturan makan (Diet)
Pengaturan makan untuk penyandang diabetes bertujuan untuk mengendalikan gula darah, tekanan darah, kadar lemak darah, serta berat badan ideal. Dengan demikian, komplikasi diabetes dapat dihindari, dengan tetap mempertahankan kenikmatan proses makan itu sendiri. Pada prinsipnya, makanan perlu dikonsumsi teratur dan disebar merata dalam sehari. Seperti halnya prinsip sehat umum, makanan untuk penderita diabetes sebaiknya rendah lemak terutama lemak jenuh, kaya akan karbohidrat kompleks yang berserat termasuk 24 sayur dan buah dalam porsi yang secukupnya, serta seimbang dengan kalori yang dibutuhkan untuk aktivitas sehari-hari penderita.
3. Olahraga / Latihan Jasmani
Pengendalian kadar gula, lemak darah, serta berat badan juga membutuhkan aktivitas fisik teratur. Selain itu, aktivitas fisik juga memiliki efek sangat baik meningkatkan sensitivitas insulin bagi tubuh penderita sehingga dapat mengendalikan kadar glukosa lebih mudah dicapai. Porsi olahraga perlu diseimbangkan dengan porsi makanan dan obat sehingga tidak mengakibatkan kadar gula darah yang terlalu rendah. Panduan umum yang dianjurkan yaitu aktivitas fisik dengan intensitas ringan-selama 30 menit dalam sehari yang dimulai secara bertahap. Jenis olahraga yang dianjurkan adalah olahraga bagi penderita DM adalah aerobik. Berjalan, berenang, bersepeda, berdansa, berkebun, dll. Penderita juga tidak lupa untuk meningkatkan aktivitas fisik dalam kegiatan sehari-hari, seperti lebih memilih naik tangga ketimbang lift, dll. Sebelum olahraga, sebaiknya penderita diperiksa dokter seperti tekanan darah yang tinggi dapat diatasi sebelum olahraga dimulai.
4. Obat / Terapi Farmakologi
Obat oral ataupun suntikan perlu diresepkan dokter apabila gula darah tetap tidak terkendali setelah 3 bulan penderita mencoba menerapkan gaya hidup sehat di atas. Obat juga digunakan atas pertimbangan dokter pada keadaan-keadaan tertentu seperti pada 25 komplikasi akut diabetes, atau pada keadaan kadar gula darah yang terlampau tinggi.

PENUTUP
    Diabetes Melitus adalah penyakit yang tidak menular yang memiliki penderita yang cukup banyak di Indonesia. Penyakit ini juga disebut penyakit awal yang menyebabkan komplikasi ke penyakit lainnya bahkan dapat menyebabkan kematian apabila tidak ditangani dan dicegah secara dini serta merubah perilaku hidup sehat. Indonesia merupakan salah satu negara yang termasuk kedalam negara yang memiliki banyak penderita penyakit Diabetes Melitus. Tahap awal yang harus dilakukan adalah dengan cara tenaga medis mengedukasi kepada seluruh masyarakat bahwa hidup sehat itu sangatlah penting sebelum diabetes ini menyerang. Kemudian, pemerintah memberikan sebuah pelayanan program kesehatan untuk penyandang diabetes secara gratis pada setiap puskesmas disetiap minggunya guna berkonsultasi tentang kadar gula darah dan mengecek kesehatan pasien penyandang diabetes, karena menurut data penyandang diabetes di Indonesia berasal dari ekonomi menengah kebawah dan dukungan dari keluarga sangatlah penting karena guna meyakinkan bahwa diabetes ini bukanlah akhir dari segalanya untuk penderita.

DAFTAR PUSTAKA
Mathematics, A. (2016). 済無No Title No Title No Title. 1–23.
PERKENI. (2011). Konsesus Pengolahan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Diindonesia. Perkeni 2018, 1(69), 5–24.
Pulungan, A. B., Annisa, D., & Imada, S. (2019). Diabetes Melitus Tipe-1 pada Anak: Situasi di Indonesia dan Tata Laksana. Sari Pediatri, 20(6), 392. https://doi.org/10.14238/sp20.6.2019.392-400
Safitri, N. A. N., Purwanti, L. E., & Andayani, S. (2022). Hubungan Perilaku Perawatan Kaki Dengan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Di Rsu Muhammadiyah Dan Klinik Rulia Medika Ponorogo. Health Sciences Journal, 6(1), 67–74. https://doi.org/10.24269/hsj.v6i1.1159
Sembodo, T. H. (2021). Evaluasi Pelaksanaan Program Pengendalian Diabetes Melitus oleh Puskesmas di Indonesia: Literature Review. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, December, 2–6. https://doi.org/10.13140/RG.2.2.11431.88488

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun