Menghirup keharuman secangkir teh yang baru saja diseduh sebelum meminumnya merupakan suatu kemewahan buat saya. Pikiran bisa dibawa mengembara ke mana-mana olehnya. Berbagai inspirasi bisa datang tiba-tiba karenanya. Apalagi kalau bisa menikmatinya bersama pasangan atau orang-orang terdekat. Apalagi kalau dibarengi dengan menikmati kudapan berupa keripik, beberapa potong cookies atau bahkan pisang goreng dan ubi rebus. Terlihat sepele buat banyak orang. Terlihat biasa saja mungkin buat yang lainnya.
Tapi buat saya, secangkir teh dapat membuat suasana menjadi berbeda. Secangkir teh tidak saja mampu mencairkan suasana tetapi juga membawa kehangatan di dalam hati dan ketenangan di dalam jiwa..
Itulah yang  saya rasakan saat diberi kesempatan menghadiri sebuah acara yang digelar oleh Dilmah Indonesia - An ExquisiTea : Afternoon Tea Pairing Session bersama Chef Peter Kuruvita , di Dilmah T-Lounge, Huize Van Wely, Pacific Place Mall-Jakarta tanggal 21 Maret 2017 yang lalu. Menikmati kemewahan sekaligus kehangatan dalam secangkir teh.
Pada acara yang dihadiri sekitar dua puluhan food blogger, food enthusiast, instagramer dan media itu, Chef Peter Kuruvita berbagi tentang cara mempadupadankan beberapa jenis teh andalan Dilmah dengan beberapa hidangan utama dan hidangan penutup  andalan Huize Van Wely yang ternyata bahan dasarnya adalah teh!
Ada enam macam teh, tiga hidangan utama dan tiga hidangan penutup  yang disajikan bagi para tamu undangan yang hadir pada acara itu, yang tidak saja memanjakan mata tetapi juga memanjakan seluruh panca indra.
Ada Blue Crab Pasta yang disajikan bersama Dilmah Jasmine Pear Dragon White Tea. Ada Ayam Sambal Matah yang disajikan bersama Dilmah Chamomile. Â Bakso yang disajikan bersama Dilmah Brilliant Breakfast Tea. Â Mini Markoop yang disajikan bersama Dilmah Lapsang Souchong. Mini Chocolate Crunchy yang disajikan bersama Dilmah Maroccan Mint dan Mini Vlaatje Aardbei yang disajikan bersama Dilmah Sencha Green Tea.
Semua jenis teh andalan Dilmah ini memiliki karekteristik yang berbeda-beda, yang justru mampu memperkuat hidangan pasangannya maupun meredakan rasa pedas dan kesan berminyak dari beberapa hidangan tanpa kehilangan keunikannya. Keren.
Untuk saya pribadi, saya langsung jatuh cinta dengan secangkir kecil Dilmah Lapsang Souchong yang menguarkan bau unik seperti bau asap dari kayu yang terbakar tapi rasanya pas banget saat disajikan bersama Mini Markoop dengan rasa coklat yang ringan andalan Huiz Van Wely ini. Sempurna.
Oh ya sebagai informasi tambahan, proses pembuatan teh Dilmah Lapsang Souchong ini juga tergolong unik banget lho..Jadi, daun-daun teh ini dikeringkan di atas bara yang berasal dari kayu pohon pinus dan cemara yang lambat laun akan membuat baunya melekat pada daun teh tersebut. Dan cara ini adalah cara tradisional pembuatan teh yang telah dilakukan sejak jaman Dinasti Qing. Lama banget ya..
Pada acara ini, para tamu undangan juga diberikan kesempatan untuk menanyakan berbagai hal tentang cara mempadupadankan hidangan yang akan disajikan dengan teh favorit masing-masing. Menurut Chef Peter Kuruvita, tidak ada aturan yang baku dalam mempadupadankan secangkir teh dengan hidangan yang akan disajikan. Tetapi kita diminta untuk menggunakan imajinasi kita saat melakukannya. Excellent.
Masih dalam rangkaian acara ini, Dilmah Indonesia juga memperkenalkan koleksi Dilmah Silver Jubilee Series Tea yaitu koleksi berbagai jenis teh yang diciptakan khusus dalam rangka ulang tahunnya yang ke-25, tahun 2013 yang lalu yang setiap kemasannya ditandatatangani secara khusus oleh Mr. Merril J. Fernando, CEO sekaligus pendiri Dilmah.