Civitas INISNU Temanggung Fakultas Tarbiyah dan Keguruan mengupayakan kualitas lulusan mahasiswa dengan mempersiapkan tenaga pendidik yang profesional, kolaboratif, dan kompetitif. Untuk memaksimalkan usaha yang diinginkan, Civitas INISNU Temanggung meningkatkan kualitas pendidikan dengan berkolaborasi antara perguruan tinggi dan lembaga pendidikan menengah atau lembaga mitra. Bentuk kolaborasi yang dilaksanakan dinyatakan efektif setelah adanya Program Praktik Pengalaman Lapangan (PPL). Lembaga mitra banyak terlibat dengan adanya kolaborasi karena lembaga mitra menjadi tali penyambung sekaligus wadah pembelajaran bagi mahasiswa dalam mendalami peran sebagai tenaga pendidik.
Istilah kolaboratif termasuk kata sifat yang berarti kerja sama atau berkolaborasi. Secara konsep tersebut, kolaboratif tidak dapat dikatakan sebagai senjata untuk menjatuhkan salah satu lembaga. Konteks positif tersebut menggambarkan bahwa pelaku, wadah, dan naugan memiliki tanggung jawab yang sama dan keuntungan yang dapat diperoleh.
 Sekolah Menengah Kejuruan yang dipilih sebagai lembaga mitra biasanya memiliki keunikan yang berbeda dengan sekolah-sekolah lainnya. SMK Al- Qodiriyah memiliki keunikan pada sistem kurikulum yang kombinasi antara kurikulum nasional dan kurikulum yayasan. Sehingga peserta didik difokuskan dalam keterampilan yang sesuai dengan keahlian dan ditargetkan dapat mengikuti kurikulum yang dibentuk oleh yayasan. Dalam cangkupan tersebut mahasiswa INISNU Temanggung memilih SMK Al-Qodiriyah sebagai lembaga mitra karena terdapat manfaat yang dapat diambil.Â
Salah satu contohnya mahasiswa yang menjalankan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan mendapat pembelajaran dan pengalaman yang dapat dimanfaatkan dikemudian hari. Selain itu, mahasiswa dapat mengetahui kondisi pendidikan secara nyata seperti halnya pendidik yang disibukan administrasi, pengelolaan kelas terkait praktik kurikulum merdeka, ataupun pengenalan karakteristik peserta didik yang beraneka ragam.
 Sebelum adanya kegiatan PPL, mahasiswa sudah dibekali microteaching atau belajar mengenai bahan mengajar. Sehingga kegiatan PPL yang dilaksanakan sebagai ajang menerapkan teori yang sudah dimiliki mahasiswa di dunia nyata. Dengan begitu, mahasiswa dapat lebih tahu mengenai teori dan proses aplikasian di lembaga pendidikan.
 Selain manfaat yang diperoleh dalam sistem pembelajaran, mahasiswa memanfaatkan lingkungan baru sebagai ajang sosialisasi demi hubungan dan relasi yang baik. Faktor sosial yang diterapkan mahasiswa dengan guru, staf, dan warga sekitar dapat membantu menambah jaringan dan membantu mengembangkan karir setelah lulus dari kampus.
Sehingga keuntungan-keuntungan tersebut menjadi profit tersendiri bagi mahasiswa lain untuk melaksanakan kegiatan PPL.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H