Mohon tunggu...
Dhestanto Oktorahadi
Dhestanto Oktorahadi Mohon Tunggu... -

Saya hanyalah orang biasa yang "Berusaha menjalani HARAPAN"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tak Ada Teori yang Sempurna

5 November 2011   03:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:02 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Teori adalah pendapat yang dikemukakan oleh seseorang atau sekelompok orang mengenai sesuatu atau peristiwa yang ada. Oleh karena itu, suatu teori tidak pernah lepas dari kekurangan atau kelemahan. Dan kekurangan atau kelemahan inilah yang terus dicari perbaikannya atau terus dilengkapi agar sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan perkembangan serta kemajuan iptek dan ilmu pengetahuan yang begitu pesat.

Keinginan untuk memperbaiki dan mencari pemecahan masalah yang tidak bisa diselesaikan teori yang ada inilah yang mendorong para ahli untuk terus melakukan perubahan dan mencari teori baru untuk melengkapi kekurangan yang ada, sehinggga terjadi pergeseran teori-teori belajar.

Teori pembelajaran behaviorisme menekankan pembelajaran pada pemberian stimulus untuk memancing respon dari siswa serta mementingkan perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dan interaksi dengan lingkungan. Jika terjadi perubahan tingkah laku seperti yang diharapkan berarti sudah belajar, sedangkan jika tidak terjadi perubahan tingkah laku meskipun telah terjadi pemahaman dalam diri siswa itu berarti siswa belum berhasil dalam belajarnya.

Teori pembelajaran konektifisme muncul untuk melengkapi teori pembelajaran bahaviorisme. Teori ini memang masih menekankan pada pembelajaran berdasarkan stimulus dan responnamun menurut teori ini, pemberian akibat positif dan negatif sangat diperlukan untuk memancing munculnya respon yang diharapkan. Ketergantungan kedua teori ini terhadap perubahan tingkah laku dan mengabaikan peran mental inilah yang mendorong para ahli bergeser pada teori pembelajaran lain.

Teori pembelajaran kognitifisme hadir untuk melengkapi teori-teori sebelumnya. Dalam teori pembelajaran kognitifisme yang ditekankan bukanlah perubahan tingkah laku, siswa dianggap telah belajar jika terjadi perubahan sikap atau persepsi dan pemahaman dalam dirinya, meskipun tidak merubah tingkah lakunya.

Munculnya teori pembelajaran konstruktivisme tidak lepas dari anggapan bahwa dalam belajar siswa itu harus aktif membangun pengetahuannya sendiri. siswa sebagai pebelajar harus aktif membangun pengetahuan dalam dirinya. Oleh karena itu teori pembelajaran konstruktivisme diharapkan mampu melengkapi teori sebelumnya yang menempatkan siswanya sebagai objek belajar yang harus terus diberi pengetahuan.

Teori pembelajaran humanisme adalah teori yang menekankan pembelajaran untuk mengarahkan siswa mencapai tujuan belajar dan mengasah nilai-nilai kemanusiaannya atau yang biasa disebut memanusiakan manusia. Hal ini karena teori pembelajaran humanisme menganggap bahwa manusia terdiri dari beberapa aspek bukan hanya kognitif atau psikomotor saja, sehingga dalam proses belajar siswa, kesemua aspek tersebut harus dilibatkan sebagai suatu kesatuan.

atas telah dikatakan bahwa setiap teori tak bisa lepas dari kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu adanya teori-teori yang baru bisa melengkapi kekurangan yang ada pada teori sebelumnya. Namun bukan berarti yang baru itu tidak memiliki kekurangan. Dan dengan adanya berbagai teori pembelajaran ini, bisa digunakan untuk saling melengkapi kekurangan tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun