Mohon tunggu...
Dessi Hertawati
Dessi Hertawati Mohon Tunggu... -

free soul

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

My 1st Listing Day (Saya Sangat Wajib Bersyukur)

24 April 2013   15:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:40 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


gara2 g ada hp, komunikasi agak terhambat....sampai2 sy g tau kalo hari ini musti listing (kok kecepetan) padahal daftar L1 n C1 belum sampe ke kortim apalagi PCL....

well oke lah daerah listing nya memang masih di desa saya, tapi saya benar2 buta akan daerah yang saya jajaki bersama rekan yang lain, keluar masuk gang sempit nan becek, mentok di tembok yang masih ada bekas banjir (g tanggung tingginya sedada bo!), dikejar2 entok, salah masuk malah ke peternakan ayam, ngetok2 rumah kosong, ditabrak ama anak kecil yg baru belajar sepeda di gang, digodain bapak2 gada gawe, disangkain mo bagiin uang karena moment nya pas ama pilkada, ada yang minta bedah rumah, disuguhin segala makanan kecil, sampe musti nimba dulu buat wudhu (embernya lepas masuk sumur, maafkan saya ibu >.< ) dan banyak lagi lainnya...

total yang kami listing untuk hari ini lebih dari 200 bangunan fisik dan lebih banyak lagi ART nya...wajar jika kami (terutama saya) mendapatkan banyak pengalaman, dan ternyata ketika telah di dunia masyarakat semuanya sangat berbeda dengan teori2 yang tertuliskan di buku2 tebal nan mahal itu (musti di translete pula). saya merasa bersyukur jika saya pernah ikut KKNM di univ saya, ya setidaknya saya pernah sedikit belajar bagaimana berhadapan atau bersentuhan dengan masyarakat yang majemuk...

Bahasa merupakan permasalahan terbesar saya, memang telah lama saya tinggal di tataran sunda ini, tapi sayangnya saya tidak begitu paham bahasa sunda apalagi kalau sudah bahasa sunda yang sangat halus....bener berarti seorang prof dari perancis bilang "bahasa sunda tergolong dalam bahasa yang sulit di dunia"....angka 5 dan 6 tidak pernah beranjak dari rapot SMP saya dalam mata pelajaran bahasa sunda, walaupun itu hanya muatan lokal...

Beruntungnya saya satu kelompok dengan masyarakat yang memang asli daerah tempat kami wawancara, dan kortim kami pun adalah pegawai kecamatan sehingga dapat dengan mudah menyelami medan yang kami hadapi....

tapi ini baru listing, semua dilakukan bersamaan, bagaimana jika nanti wawancara????? itu kan dilakukan sendiri....saya makin kikuk ketika bagian saya mewawancarai saya mendapatkan seorang ibu renta yang tidak bisa berbahasa indonesia sama sekali, dan beliau (maaf) agak kurang pendengarannya, sehingga pada saat listing kami terlihat seperti sedang beradu mulut... >.<

di sisi lain saya mendapatkan giliran untuk me listing satu (hanya satu) rumah yang berada di tengah sawah dan menurut saya itu tidak layak dikatakan sebagai rumah....dindingnya hanya dari kain spanduk dan bilik2 rusak...tapi didalamnya terlihat tertata rapi menandakan penghuninya memang tidak malas...hanya saja...ya begitulah... sang ibu bercerita pada saya bahwa anaknya telah dibawa orang yang ingin menolongnya, sehingga sang anak dibawa ke jakarta untuk alasan kerja (semoga bukan traficking!). kulihat dibagian sudut lainnya sang bapak sedang meniup tungku...asap begitu tebal sehingga sang bapak keluar dari sudut tersebut dengan mata merahnya sembari terbatuk2...saya bertany beliau sedang apa, dan beliau jawab sedang masak nasi, iseng saya tengok ke sudut tersebut, itu bukan nasi tapi itu bubur karena sangat encer dan warnanya kuning, karena penasaran, saya kembali bertanya pada bapak, "bapak bikin nasi kuning ya", dan bapak bilang (dalam bhs sunda) "itu nasi aron* jadi udah tidak berbentuk" (so stupid i am!!!! kenapa musti nanya!!!!!), dasar sifat saya yang cengeng saya langsung menangis disitu, tidak terlalu keras memang hanya saja memang saya menangis sangat tersedu2. singkat cerita saya keluar dari rumah tersebut dengan muka ditekuk, hidung dan mata yang merah sehingga membuat rekan2 lain bertanya2...ya saya hanya jawab "iya tadi banyak asap di rumah itu" (oh ya nanti fotonya sy upload deh)

perjalanan pun dilanjutkan....kaki sangat pegal terasa, bekas patah tahun lalu pun terasa sangat ngilu...tapi tak apalah itung2 ikut program pelangsingan badan dan tanning kulit gretong... :P

tak terasa jam tangan saya telah menunjukan pukul 5 sore, thats mean i must go home! kan peraturannya magrib di rumah...setelah menyelesaikan semua tugas saya hari itu, saya kembali ke kantor desa untuk laporan, dan cabcus pulang ke rumah...alhamdulilah ada satu perangkat desa yang berbaik hati untuk mengantarkan sampai ke rumah (biar tepat waktu maksudnya)

terimakasih ya Allah untuk hari ini, kau kembali mengabulkan doaku agar aku dapat bertemu orang2 baru setiap harinya dalam hidupku dan memberikan pembelajaran...hmmm jadi penasaran besok saya dapat apa lagi ya...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun