Pentingnya pemberian ASI, terutama ASI eksklusif, turut menjadi sorotan dalam rencana program Bakti 2013 Kagama Balikpapan. Usai meninjau Pojok Laktasi di Pasar Pandansari yang dua bulan lalu diresmikan Walikota Balikpapan, H. Rizal Effendi, Kagama Balikpapan akhirnya turut menyumbangkan sebuah kulkas untuk tempat penyimpanan ASI bagi ibu-ibu yang memanfaatkan fasilitas Pojok Laktasi tersebut. Proses serah terima tersebut (24/2) diwakili oleh Ketua Kagama Balikpapan drg. Agung Dwi Kurianto Sp. Pros dan Kepala UPTD Pasar Pandansari M Ride. Beberapa saat sebelum penyerahan satu unit kulkas tersebut, anggota Kagama Balikpapan juga mengikuti pembukaan Balikpapan Breasfeeding Class yang diselenggarakan oleh Komunitas Peduli ASI Balikpapan. Hadir sebagai pembuka, drg. Dyah Muryani, yang juga merupakan anggota Kagama Balikpapan, menekankan pentingnya pemberian ASI khususnya 6 bulan pertama. Dyah juga membicarakan mitos-mitos tentang menyusui yang salah kaprah dan mengajak ibu-ibu untuk berbagi pengetahuan mengenai ASI. "Kebanyakan ibu berhenti menyusui saat sakit karena takut bayinya tertular penyakit. Padahal di dalam ASI sebenarnya sudah terdapat antibodi penyakit yang diderita ibu, Â kecuali untuk penyakit seperti HIV," papar Dyah. Dalam acara tersebut, Dyah juga menyinggung soal Pojok Laktasi yang terdapat di pasar Pandansari yang dapat dimanfaatkan ibu-ibu jika berkunjung ke pasar tradisional tersebut. Selain dapat menjadi ruang yang nyaman untuk menyusui, Pojok Laktasi saat ini juga memiliki kulkas penyimpanan ASI. Penyimpanan ASI ini menjadi penting terutama untuk ibu yang tidak bisa menyusui anaknya secara langsung dikarenakan kendala fisik. "Tidak semua ibu beruntung bisa menyusui anaknya. Untuk penderita HIV Aids misalnya, banyak kasus anaknya tidak mengidap penyakit itu saat lahir. Sehingga sang ibu harus memberikan ASI lain agar anaknya tidak tertular," lanjut Dyah. Kewajiban untuk memberikan ASI Eksklusif sendiri telah tercantum pada pasal 6 Peraturan Pemerintah (PP) nomor 33/2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif yang ditetapkan pada 1 Maret 2012, bahwa setiap ibu yang melahirkan harus memberikan ASI Eksklusif kepada bayi yang dilahirkannya. Banyak para ibu yang berada dalam lingkup perkotaan berpikir bahwa susu formula memiliki gizi lebih baik, sehingga lebih memilih memberikan susu formula pada bayinya meskipun harganya mahal. Padahal banyak penelitian mengemukakan keutamaan ASI dibandingkan susu formula dalam hal membentuk sistem imunitas anak yang baik. Selain itu, bagi para wanita karir, proses menyusui secara langsung tidaklah mudah karena terkendala jam kerja dan terpaksa memberikan susu formula kepada anaknya. "Kulkas ASI sangat diperlukan sebagai sarana penunjang Ruang Laktasi yang ada di tempat-tempat umum seperti pasar, terminal, bandara. Selain itu juga diperlukan di perkantoran pemerintah maupun swasta, terutama yang banyak mempekerjakan perempuan," jelas Binkesmas DKK dr. Andi Sri Juliarti, M.Kes yang juga merupakan anggota Kagama Balikpapan. Andi juga menjelaskan bahwa manfaat Kulkas ASI ini sebagai tempat penyimpanan ASI perah dari ibu-ibu yang bekerja sehingga ASI dapat awet untuk diberikan pada bayi di saat ditinggal ibunya bekerja. Dengan demikian pemberian ASI tidak terputus atau tidak diselang-seling susu formula saat ibu bekerja. Andi berharap ke depannya program bakti yang diselenggarakan oleh Kagama Balikpapan ini dapat berkembang lebih baik dalam hubungannya dengan sumbangan Kulkas ASI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H