Jejaring sosial menjadi candu bagi banyak masyarakat Indonesia khusunya kaum remaja ababil. Kehadirannya membawa perubahan positif maupun negatif yang berdampak bagi kita dan hubungan sosial dengan orang lain. Kini semeua kalangan menggunakan jejaring sosial guna melakukan komunikasi satu sama lain. Hingga hal yang dulu dianggap privasi kini dapat menjadi konsumsi umum, mengumbar segala informasi tentang dirinya agar dapat dilihat oleh orang lain.
Mulai tahun 2002, perkembangan teknologi informasi memasuki era social networking website atau media sosial. Lewat Friendster (2002), Myspace (2003), Facebook (2004), setiap orang bisa menjadi “media”. Siapapun dapat menyebarkan opininya secara lebih luas dan berdiskusi menggunakan media sosial. Saling bertukar informasi dalam bentuk tulisan, foto, rekaman suara, video. Kegiatan menulis di blog yang disebut blogging, menulis status lewat twitter membuat masyarakat di zaman sekarang menjadikan media sosial sebagai kebutuhan hidup yang tidak bisa terpisahkan, sehingga meng-update status seolah-olah adalah sebuah kebutuhan yang tidak bisa dilepaskan layaknya kebutuhan sandang, papan, pangan dan ekonomi.
Disadari atau tidak, jejaring sosial memang telah mengubah gaya hidup banyak orang. Zaman dahulu kehidupan masyarakat dapat hidup tenang tanpa kehadiran jejaring sosial di tengah-tengah mereka. Sedangkan di zaman ini sebagain besar remaja dan orang dewasa dapat dikatakankan tidak bisa hidup tanpa teknologi seperti internet, smartphone, dan jejaring sosial tersebut. Padahal fungsi sesungguhnya dari media social adalah sebagai pembuka jalan menuju media baru yang memperlebar kesempatan untuk berdialog, bertukar pikiran dan berbagi pengetahuan dan informasi. Sayangnya oleh sebagian kaum remaja di Indonesia, media sosial justru digunakan sebagai sarana menunjukan gengsi untuk membentuk stereotip dirinya sebagai generasi yang gaul, beberapa orang menyebut kelompok ini alay.
Jejaring sosial meningkatkan rasa ingin tahu yang besar di masyarakat, membuat masyarakat ingin selalu update akan informasi dan trend saat ini, serta membuat masyarakat lebih membuka diri dan keseharian mereka lewat situs sosial yang dapat dikunjungi oleh banyak orang melalui status-status yang diposting oleh invidu itu sendiri. Beberapa individu merasa mengupdate status adalah sebuah hal yang dianggap bagus dan dapat menaikan status sosial individu tersebut.
Padahal jejaring sosial juga memiliki efek negatif bagi individu dan orang lain, diantaranya dapat menghilangkan waktu untuk bersosialisasi dan berinteraksi secara langsung yang dianggap lebih efektif. Karena kehadiran jejaring sosial merubah cara berinteraksi setiap individu, seringnya menggunkan situs jejaring sosial membuat individu asyik dengan hidupnya sendiri, banyak sekali waktu yang tersita dengan sia – sia, padahal waktu itu bisa dipakai untuk berinteraksi dengan orang lain yang merupakan prinsip dasar dari Interpersonal Communication.
Menurut saya perkembangan media social memang luar biasa bermanfaat, tetapi sebagai remaja seharusnya kita bisa lebih menggunakan sarana tersebut sesuai dengan kaidahnya. Jangan malah kita menggunakan untuk menghabiskan waktu yang sangat berharga hanya demi mengupdate kata-kata atau foto-foto yang tidak ada manfaatnya dan mengganggu privasi orang lain. Media memang diciptakan untung memudahkan komunikasi antara manusia akan tetapi jangan sampai kemudahan tersebut justru malah membuat perubahan sifat sosial yang mengakibatkan perubahan pola masyarakat dalam berinteraksi. Gunakan media sosial dengan sebijaksana mungkin.
Dhenim Prianka | Tugas Penulisan Artikel | Jurnalistik 5.E | 6662110619
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H