Mohon tunggu...
Dhenasti Kheisa
Dhenasti Kheisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Stunting: Masalah Kesehatan yang Memerlukan Perhatian Khusus

23 Agustus 2024   19:52 Diperbarui: 23 Agustus 2024   19:53 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Stunting adalah kondisi di mana pertumbuhan fisik anak terhambat, sehingga tinggi badan mereka tidak sesuai dengan usia kronologisnya. Ini sering disebabkan oleh kekurangan nutrisi dalam jangka panjang dan kondisi kesehatan yang tidak memadai. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 22% anak di negara-negara berkembang mengalami stunting, dan prevalensinya menunjukkan ketimpangan yang signifikan antara negara kaya dan negara miskin.

Stunting biasanya terjadi pada 1.000 hari pertama kehidupan, yaitu dari kehamilan hingga usia dua tahun. Selama periode kritis ini, kekurangan nutrisi yang tepat, infeksi berulang, dan kondisi lingkungan yang buruk dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak. Selain faktor gizi, sanitasi yang buruk dan akses terbatas ke layanan kesehatan juga berkontribusi pada masalah ini.

Dampak stunting tidak hanya mempengaruhi kesehatan fisik tetapi juga perkembangan kognitif dan sosial anak. Anak-anak yang mengalami stunting cenderung memiliki masalah belajar dan prestasi akademik yang buruk. Di masa depan, mereka berisiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan dan produktivitas yang lebih rendah, yang akhirnya berdampak pada perekonomian negara.

Untuk mengatasi stunting, berbagai upaya perlu dilakukan secara bersamaan. Program peningkatan gizi, termasuk suplementasi makanan dan pemantauan status gizi secara rutin, adalah langkah penting. Pemerintah dan organisasi internasional seperti UNICEF telah meluncurkan berbagai program untuk meningkatkan asupan gizi dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya nutrisi yang seimbang.

Selain itu, intervensi berbasis komunitas yang melibatkan pelatihan untuk ibu tentang pola makan yang baik dan praktik kebersihan juga penting. Akses ke layanan kesehatan yang berkualitas, termasuk pemeriksaan kesehatan rutin dan vaksinasi, turut berperan dalam pencegahan stunting.

Inisiatif global untuk memerangi stunting, seperti yang dilaporkan dalam "The State of the World's Children 2021" oleh UNICEF, menunjukkan bahwa kombinasi intervensi berbasis masyarakat dan kebijakan pemerintah dapat secara signifikan mengurangi angka stunting dan meningkatkan kualitas hidup anak-anak di seluruh dunia (UNICEF, 2021).

Sumber:
- WHO. "Stunting in Children." World Health Organization, 2023.
- UNICEF. "The State of the World's Children 2021: On My Mind -- Promoting, Protecting, and Caring for Children's Mental Health." United Nations Children's Fund, 2021.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun