Mohon tunggu...
Dhelwa Efriya
Dhelwa Efriya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa Unpam

Saya Dhelwa, memiliki hobi menulis cerita sejak kecil membuat saya suka membaca buku baik fiksi maupun non-fiksi. Menceritakan kembali cerita yang saya baca merupakan aktivitas merupakan bagian dari hobi saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peningkatan Literasi Anak Bangsa Indonesia dalam Pengembangan Ilmu Pancasila

13 Juni 2024   19:31 Diperbarui: 13 Juni 2024   19:36 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pancasila photography/https://www.genpi.co/berita/49494/hari-lahir-pancasila-diperingati-setiap-1-juni-begini-sejarahnya

Sebagai Ideologi negara Pancasila bukan hanya menjadi pedoman dalam Masyarakat semata. Pancasila juga mengajarkan tentang ilmu-ilmu dalam berkehidupan bermasyarakat. Segudang ilmu yang tertuang dalam nilai-nilai Pancasila dan dapat di terapkan dalam kehidupan seperti ilmu Ketuhanan, kemanusiaan, sosial, ekonomi, budaya maupun politik.

Dalam pengembangan ilmu, Pancasila memberikan arahan bagi para ilmuwan dan akademisi Indonesia dalam melaksanakan penelitian dan menghasilkan pengetahuan yang bermanfaat untuk masyarakat. Pancasila mendorong pendekatan yang inklusif dan mempromosikan keadilan serta persatuan dalam dunia akademik.
Salah satu bentuk ilmu yang dapat ditelaah yakni Pendidikan dan Sosial. Seperti yang umum diketahui Pendidikan merupakan pilar utama untuk memajukan bangsa Indonesia menjadi lebih baik dan dapat bersaing dengan negara-negara luar. Sebagai seorang pelajar tentulah Pendidikan amat dijunjung tinggi bukan hanya untuk kepentingan pribadi juga untuk kepentingan bangsa dan negara. Dengan mengutamakan Pendidikan prinsip-prinsip Pancasila akan dapat terus dilestarikan. Namun bagaimana cara Pendidikan dapat melestarikan prinsip-prinsip Pancasila?

Jenjang Pendidikan di Indonesia yang menerapkan 12 tahun wajib belajar inilah yang menjadi Langkah utama agar dapat melestarikan prinsip Pancasila. Dalam mengemban Pendidikan dari sekolah dasar hingga sekolah menegah atas para siswa tentunya diajarkan mengenai pemahaman nilai-nilai Pancasila.


Nilai ketuhanan yang menjadikan siswa memiliki keyakinan akan kuasa Tuhan Yang Maha Esa menjadikan siswa agamis dan taat dengan aturan dalam agamanya. Nilai kemanusiaan yang menjadikan siswa memiliki  rasa kemanusiaan terhadap manusia lain maupun makhluk hidup lainnya. Keberadaban juga menjadi nilai penting yang termasuk dalam sila ke-2 yang menjadikan siswa memiliki adab sopan santun terhadap orang lain, hal ini juga mencerminkan budaya masyarakat Indonesia yang ramah dan menjunjung tinggi tata krama. Nilai persatuan menjadikan siswa memilki rasa toleransi terhadap sesama, karena dengan rasa toleransi inilah persatuan dapat terwujud. Nilai kemusyawaratan menjadikan siswa yang selalu mengutamakan musyawarah dalam mengambil setiap keputusan dan dapat memisahkan kepentingan pribadi dengan kelompok. Serta Nilai keadilan menjadikan siswa yang bijak dan adil dalam membuat,maupun mengambil Keputusan.


Dari nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila banyak sekali ilmu-ilmu yang dapat dijadikan pedoman untuk Pendidikan bangsa Indonesia. Namun adakah tantangan atau hambatan dalam mengimplementasikan ilmu-ilmu tersebut? Tentu saja ada, karena seperti yang kita tahu bahwa Indonesia memiliki ragam budaya, Bahasa, agama maupun Ras hal tersebut tentu nya memiliki dampak tersendiri untuk bangsa kita. Berikut salah satu kasus yang terjadi di Indonesia dalam dunia Pendidikan.

Seperti kata pepatah "Buku adalah Jendela Dunia" yang memiliki banyak makna salah satu nya mengenai literasi. Secara umum Literasi merupakan kemampuan seseorang menggunakan potensi dan keterampilan dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan aktivitas membaca dan menulis. Namun bagaimana  Tingkat literasi di Indonesia? Mengapa literasi menjadi hambatan untuk mengimplementasikan nilai Pancasila dalam ilmu Pendidikan?

Indonesia merupakan negara dengan tingkat literasi yang rendah dengan peringkat ke 62 dari 70 negara penelitian, hal ini disampai oleh Suhajar Diantoro saat Rapat kordinasi nasional bidang perpustakaan tahun 2021.
Serta berdasarkan Rapor Pendidikan 2023 tingkat literasi Indonesia  berada dalam kategori sedang. Rapor Pendidikan 2023 mendefinisikan kategori sedang sebagai kondisi dimana sebanyak 40-70 persen siswa mencapai kompetensi minimum literasi. Ironisnya jika Tingkat literasi ini terus menurun dapat membahayakan bangsa Indonesia dalam bersaing dengan negara lain di dunia Pendidikan. 

Salah satu penyebab minim nya literasi di Indonesia yaitu karena peran keluarga serta kemiskinan. Keluarga yang mendukung, mempersiapkan serta memadai pendidikan untuk anaknya menjadikan anak yang memiliki tingkat literasi yang tinggi namun sayangnya tak semua orangtua mampu untuk memadai kebutuhan pendidikan si anak, inilah yang disebut faktor kemiskinan menjadikan penyebab terbesar yang membuat literasi anak bangsa menurun. Sebenarnya ada juga faktor terbesar lainnya seperti teknologi yang banyak membawa dampak buruk bagi perkembangan literasi anak bangsa. Kebanyakan anak bangsa lebih menyukai konten-konten media social yang belum tentu isinya adalah fakta atau hanya karangan semata. Banyak dari mereka yang langsung mengambil Tindakan dari apa yang mereka lihat tanpa menyaring dan mencari tahu asal-usulnya, dampak serta fakta yang sebenarnya. Hal inilah yang menjadikan literasi di Indonesia menurun dan juga banyak terjadi penyimpangan dalam pola pikir maupun perilaku anak bangsa Indonesia.

Jika membahas tentang hal negatifnya pasti tidak akan ada habisnya, namun dibalik itu juga tersimpan banyak sekali hal positif yang sangat bermanfaat bagi Pendidikan anak bangsa Indonesia untuk memajukan dan bersaing secara global. Dengan demikian salah satu cara untuk meningkatkan literasi dalam Pendidikan adalah dengan menerapkan dan lebih mendorong anak bangsa untuk berpedoman pada nilai-nilai Pancasila dan mengambil ilmu yang ada didalamnya. 

Salah satunya dengan mengutamakan nilai sosial dan persatuan, dengan banyak bersosialisasi kita dapat menggali lebih banyak ilmu yang berguna untuk masa depan kita serta nilai persatuan yang  menyatukan perbedaan-perbedaan pola pikir masyarakat. Tak ada salahnya untuk membuat jalan tengah dari semua perselisihan yang terjadi bukan? Dengan begitu kita bisa meningkatkan minat literasi dan berpikir kritis dalam permasalahan sosial.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun