Perubahan yang begitu drastis ini bisa menjadi peluang dan tantangan bagi pemuda Indonesia dalam mewujudkan cita-cita Generasi Emas 2045. Tantangan yang dihadapi bukan lagi penjajahan, melainkan arus informasi yang masif dan bebas. Jika tidak disaring dengan baik, hal ini bisa berdampak negatif pada kehidupan kita dan kehidupan bernegara.
Perkembangan teknologi dan informasi dapat membantu kita merumuskan dan menyebarkan ide kebangsaan, tetapi juga bisa menjadi bumerang yang mengancam makna Sumpah Pemuda tentang "satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa," serta bisa mengancam kesatuan Republik Indonesia yang sudah final.
Pemuda dan Peradaban
Sebagai generasi yang hidup di tengah perkembangan teknologi, pemuda Indonesia harus waspada terhadap dampak positif dan negatifnya. Kita harus mampu menjadi agen perubahan yang memanfaatkan teknologi untuk kemajuan Indonesia dan juga menjadi penyaring yang dapat mengurangi dampak buruk dari informasi yang beredar, seperti disinformasi dan hoaks. Pemuda harus bisa menjadi kompas yang menavigasi cara hidup generasi emas dan memberikan kontribusi maksimal bagi Indonesia yang menghadapi bonus demografi.
Mempersiapkan Generasi Emas 2045 adalah cita-cita luhur yang harus dimulai dari sekarang sebagai hutang peradaban pemuda kepada generasi penerus. Pemuda harus mengambil posisi strategis di bidang politik, sosial, dan kemasyarakatan; memperkuat keyakinan terhadap Sumpah Pemuda agar tetap relevan; dan menjadi garda terdepan dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Selamat memperingati Hari Sumpah Pemuda!!!
Penulis: Delvis Sonda(Ketua PMKRI Cab.Jakarta Timur)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H