era digital saat ini dapat dianalogikan seperti pisau bermata dua. Dimana satu sisi membawa dampak baik berupa kemudahan bagi manusia. Di sisi lain memberikan dampak buruk berupa perubahan secara besar-besaran jika tidak diantisipasi dengan baik.
Dunia telah mengalami revolusi dibidang teknologi. Gelombang pertama revolusi teknologi karena penemuan mesin uap, gelombang kedua karena penemuan motor listrik, revolusi teknologi gelombang 3.0 dan 4.0 karena penemuan digital, semua aspek kehidupan manusia berbasis digital. Perkembangan teknologi diMasifnya penggunaan jaringan internet di berbagai penjuru dunia dapat tandai dengan perkembangan dibidang teknologi digital ini. Tentu saja, hal ini ditandai dengan orang-orang di satu kota dan kota lain dengan sangat mudah bisa bertukar informasi dengan yang lain. Sebuah era baru pun muncul karena adanya perkembangan teknologi digital. Era ini Bernama Cyber Communication Era, yang ditandai dengan perkembangan di berbagai platform media sosial yang ada di tengah kehidupan masyarakat. Pada saat ini, komunikasi bukan lagi hanya sebatas interaktif tapi juga dapat berjejaring. contohnya, jika kita sedang mengakses media sosial bukan berarti kita hanya sebagai konsumen informasi dan bukan hanya terlibat dalam komunikasi tersebut, namun kita juga berjejaring atau membuat jaringan dengan orang lain. Ada jaringan followers atau saling tag satu dengan yang lain sehingga muncul jejaring sosial tersebut. Pada Cyber Communication Era, juga bisa membuat setiap individu menjadi produsen informasi, seperti membuat akun di berbagai media sosial atau membuat channel di Youtube sehingga batas antara produsen dan konsumen informasi semakin tipis.
Selain itu, perkembangan di era teknologi digital sangatlah berperan penting dan memberikan dampak dalam kehidupan Manusia, baik dampak positif dan negatif. Di era digitalisasi yang begitu masif sekarang, jaringan internet sangat mempermudah segala kebutuhan primer manusia, baik dari aspek informasi hingga kebutuhan sehari-hari dapat dijangkau dengan sangat mudah. Dampak dari dunia digital sekarang ini, bisa dilihat dari sisi sosia lbudaya,  era  digital  juga  mempunyai  pengaruh  positif  maupun  dampak negatif  yang  menjadikan  tantangan  untuk  memperbaikinya.  degradasi  moral  di  kalangan masyarakat  khususnya para  remaja  dan  pelajar  menjadi  salah  satu  tantangan  sosial  budaya  yang serius.  Pola  interaksi  antar  orang  berubah  dengan  kehadiran  teknologi  era  digital  seperti leptop  terutama  pada  masyarakat  golongan  ekonomi  menengah  ke  atas.  leptop  yang disambungkan  dengan  telpon  telah  membuka  peluang  bagi  siapa  saja  untuk  berhubungan dengan dunia luar tanpa harus bersosial langsung.
Lajunya Perkembangan teknologi atau yang disebut dengan disrupsi teknologi ini terjadi pada abad 21 yang di tandai dengan suatu perubahan yang drastis dari masyarakat industri menjadi industri teknologi dan informasi. Disrupsi digital mengacu pada interupsi atau perubahan radikal yang terjadi di suatu industri atau pasar akibat adopsi dan penerapan teknologi digital. Hal ini melibatkan transformasi model bisnis tradisional dan penciptaan pendekatan baru yang memanfaatkan peluang yang disediakan oleh teknologi digital. Disrupsi digital dapat berdampak pada berbagai sektor seperti ritel, perbankan, pendidikan, kesehatan, dan dapat mengubah cara perusahaan beroperasi, berinteraksi dengan pelanggan, dan menghasilkan nilai.
Di era disrupsi digital yang terus berkembang, Pendidikan di perhadapkan dengan tantangan yang begitu luar biasa dalam menyesuaikan diri pada perkembangan teknologi yang sangat massif. Revolusi teknologi digital telah mengubah Lenskap Pendidikan yang signifikan, membawah berbagai perubahan cara siswa atau mahasiswa, guru pengajar, dan institusi Pendidikan. Tantangan-tantangan ini memunculkan pertanyaan kritis tentang efektivitas Pendidikan dan keberlanjutan pembelajaran di era disrupsi digital ini.
 Lalu, apa saja yang menjadi tantangan Pendidikan di Era Disrupsi teknologi?
1.Kurikulum
Tantangan pertama adalah tentang kurikulum, karena ini merupakan pegangan sebagai bekal kegiatan para pelajar di sekolah. Selama ini indonesia mempunyai tradisi mengganti kurikulum setiap 10 tahun, padahal perubahan dunia teknologi digital terjadi setiap hari.
Hal ini harus dipikirkan bagaimana cara untuk membentuk kurikulum yang bisa beradaptasi, ini mendisrupsi kebiasaan yang ada selama ini. Mungkin lebih baik secara bertahap sehingga polanya mengikuti zaman. Melalui kurikulum, kita ditantang untuk menyiapkan anak-anak yang bisa mempunyai pemikiran antisipatif, kritis, analitis, kreatif dalam memecahkan masalah, berinovasi, dan mempunyai karakter yang bisa beradaptasi untuk hal-hal baru di dunia digital. Karakter itu akan membekali anak-anak kita agar bisa hidup dalam zaman yang penuh kompleksitas dan ketidakpastian, tapi pada saat yang sama penuh dengan kesempatan.
2.proses Pembelajaran
Tantangan kedua yakni mengenai pengajaran atau penyampaian. Materi pelajaran yang bisa diajarkan oleh guru dengan mudah biasanya akan mudah pula digantikan dengan teknologi. Kalau guru mengajarkan hanya menyampaikan materi yang tertulis di buku, maka tidak ada bedanya dengan internet. Bahkan informasi di internet jauh lebih banyak dan kaya, dimana para pelajar sekarang sudah bisa mencarinya sendiri tanpa bantuan guru. Namun, untuk mengubah kebiasaan mengajar bukan persoalan mudah. Selama ini segala macam hal mengenai pengajaran diatur dari pemerintah pusat. Pengajaran seolah-olah pekerjaan manual, padahal sebenarnya penuh dengan kreativitas, inovasi. Maka dari itu, harus ada perubahan aspek di semua lini. Jadi, tantangan yang sebenarnya adalah perubahan paradigma mengajar. Hal yang mudah biasanya akan mudah juga di otomasi.