Provinsi Jambi adalah salah satu provinsi yang berada di Pulau Sumatera Provinsi dengan luas 50.160 km2, berdasar konsisi wilayah Provinsi Jambi mempunyai wilayah yang cukup komplek seperti dataran tinggi dataran rendah dan kawasan pesisir dimana kawasan pesisir yang berada di kawasan timur dan berbatasan lagsung dengan laut china selatan dan juga menjadi muara dari berbagai sungai yang ada di Jambi seperti sungai batang hari yang merupakan sungai terpanjang di sumatera yang mempunyai hulu di wilayah sumatera barat, dilihat dari unsur tanah wilayah jambi di kawasan hulu lebih di nominasi oleh tanah mineral sementara kawasan pesisir lebih di dominan oleh gambut sementara kondisi hutan sendiri seperti kawasan pantai pada umumnya wilayah timur jambi di dominasi oleh tanaman mangrove, kawasan mangrove di provinsi jambi berada di dua kabupaten yaitu kabupaten Tanjung Jabung timur dan Tanjung Jabung barat, dalam melihat kondisi lingkungan ancaman terhadap lingkungan di kawasan mangrove bisa di sebabkan oleh dua faktor yaitu faktor alam dan non alam.
Berdasarkan peta kawasan hutan Jambi SK.863/klhk/2013 kawasan mangrove Jambi berdasarkan statusnya adalah kawasan cagar alam dan sebagian lain adalah kawasan Areal Pengunaan Lain terutama yang berada di kabupate Tanjung Jabung barat.
Bagaimana kondisi lingkungan di pesisir Jambi Saat ini
Sama seperti wilayah lainya di Jambi sampai saat ini ancaman lingkungan masih masif saja terjadi wilayah pesisir jambi hanya saja di jambi sendiri isu lingkungan tentang wilayah pantai tidak seperti wilayah lainya yang selalu diberitakan dan disorot seperti konflik lahan dan kebakaran misalnya, wilayah pantai timur jambi sampai saat ini masih terus mengalami abrasi dari tahun ke tahun jika kondisi abrasi ini tidak di tangulangi maka beberapa desa yang ada di pantai timur jambi akan hilang dalam beberapa tahun kedepan jika abrasi terjadi apa yang terjadi dengan kawasan lain tentu tekanan terhadap kawasan lain juga akan semakin besar karena masyarakat yang desanya mengalami abrasi akan mencari daerah lain utnuk membangun pemukiman yang aman.  Berdasarkan data statistik dinas kehutanan dan kelautan provinsi jambi garis pantai yang berada di wilayah timur jambi sepanjang 221 kilometer yang berada di tanjung jabung timur dan tanjung jabung barat, di wilayah pantai cemara misalnya kawasan pantai mengalami pergeseran 150 meterselama 4 tahun terakhir  perubahan garis pantai ini perlu di kaji dan di pelajari lebih dalam.
Berdasarkan kondisi lapangan dan pantauan citra satellite penyebab utama abrasi di kawasan pesisir jambi disebabkan dua faktor besar yang pertama adalah factor alam karena posisi pantai timur jambi yang menghadap langsung ke laut china selatan dengan kecepatan angin dan ombak yang besar proses pengikisan pantai tidak bisa di hindari apalagi kondisi pesisir jambi yang semakin hari kawasan mangrovenya semakin berkurang. Factor lain penyebabnya adalah faktor manusia, sampai saat ini masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir jambi masih memafaatkan pohon mangrove sebagai bahan bangunan dan infrastruktur lainya serta jual beli dalam bentuk arang bakau, kondisi lain yang menjadi ancaman kawasan mangrove jambi adalah upaya pemerintah Provinsi Jambi untuk menjadikan kawasan Tanjung Jabung  sebagai pelabuhan dagang berskala international sehingga pembangunan  pelabuhan ujung jabung terus di kebut, pembangunan pelabuhan dan infrastruktur lainya akan menghilangkan kawasan mangrove dan pesisir sementara ancaman lain saat pelabuhan mulai beraktifitas kapal -- kapal besar yang akan merapat kepelabuhan juga akan mengancam kawasan pesisir jambi baik baik dalam bentuk fisik kawasan pantai maupun ekosistemnya dan harapan terbesar pemerintahan tetap mempertimbangkan kondisi lingkungan dalam upaya pembangunan nantinya.
Apa upaya yang mungkin dilakukan
Melihat kondisi pesisir jambi saat ini yang terus mengalami abrasi dan ancaman setiap tahunya perlu dilakukan upaya bersama antara pemerintahan, pengiat lingkungan dan masyarakat desa setempat, upaya yang mungkin bisa dilakukan adalah menginventarisir lokasi yang terus mengalami abrasi dan menanam kembali mangrove sehingga dalam beberapa tahun yang akan datang mangrove akan menjadi tangul alam dari terjangan ombak laut ke pantai, kemudian pola pemamfaatan mangrove juga harus di atur baik dalam aturan tertulis ataupun lainya Â
Padahal berdasarkan kearifan lokal dahulu, pohon-pohon mangrove yang berada di sekitar pantai sengaja dipertahankan. Jikapun hendak dimanfaatkan, hanya sesuai dengan seharusnya saja bahkan mereka mematok penggunaan lahan darat sejauh 500 m dari garis pantai. Artinya, tidak ada kegiatan aktivitas apapun di 500 m menuju ke garis pantai, termasuk pembukaan lahan dan tambak ikan. Hal tersebut terbukti mampu mempertahankan wilayah mereka dari ancaman abrasi dalam jangka waktu yang , sampai hari ini pemahaman masyarakat terhadap pentingnya hutan manrove masih cukup kecil sehingga pembelajaran perlu dilakukan ditingkat desa,
Dalam upaya ekonomi misalnya agar kegiatan menebang hutan mangrove di jadikan arang bisa di kendalikan dengan sumber pendapatan lain selain dari membuat arang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H