Mohon tunggu...
Dhefita Ayu T. Yuliana
Dhefita Ayu T. Yuliana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa

Saya Dhefita Ayu Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Mahasiswa semester 3 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Prodi Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apakah "People Pleaser" Selalu Merugi?

5 Agustus 2024   16:35 Diperbarui: 5 Agustus 2024   16:53 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

People Pleaser ini bahasa gaul yang sering kita temui di setiap komunikasi. People pleaser ini diartikan kebiasaan dari seseorang yang selalu ingin memberi yang terbaik atau berkeinginan menyenangkan orang lain. 

Nah, dari makna tadi kita bisa lihat kalau si people pleaser ini cenderung mementingkan kebahagiaan orang lain, karena bagi nya yang utama orang lain bahagia dibanding diri nya sendiri. mereka itu bisa disebut THE POWER OF SAYING YES. 

Mengapa dikatakan seperti itu? Karena People Pleaser akan terus mengatakan ya untuk penerimaan atau persetujuan dibanding Tidak untuk penolakan. Padahal tidak semua hal iitu butuh persetujuan atau penerimaan, akan tetapi si people pleaser tidak peduli dengan hal itu.  People Pleaser ini berawal dari adanya ketidak percaya dirian ataupun trauma yang terjadi, dari dalam dirinya akan timbul rasa tidak enak kepada seseorang dan di dalam dirinya akan terus berpikir bahwa ia harus selalu menyenangkan orang orang disekitarnya dan tidak akan dibuat kecewa dengan mengorbankan dirinya sendiri. Tentu saja diantara kita sering menemukan people pleaser mulai dari teman kalian atau bahkan kalian sendiri yang menjadi People Pleaser. Maka dari itu kita perlu mengenali dahulu ciri ciri people pleaser :

        1. Sering merasa bersalah kepada orang lain dan permintaan maaf yang terus menerus

Perasaan bersalah kepada orang lain ini timbul dikarenakan si people pleaser takut kalau ia akan dijauhi. Dan dari pemikiran rasa bersalah yang terus menerus kepada orang lain ini nantinya akan menimbulkan overthinking yang berlebihan sehingga membuat si people pleaser merasa cemas. Bahkan, ini akan membuat people pleaser haus akan permintaan maaf dikarenakan rasa bersalah yang menghantui dirinya.

       2. Sering mengorbankan kebahagian diri sendiri untuk orang lain

Ini sifat dominan dari seorang people pleaser akan selalu mengorbankan kebahagian atau apa yang harusnya menjadi hak nya akan diberikan kepada orang lain. Dan mereka juga akan butuh pembenaran dari setiap apa yang dilakukan. Sebab apapun yang  menjadi kebahagian orang lain nantinya akan menjadi kebahagiannya.

      3. Kata "Ya" yang melekat pada dirinya

Apapun yang sudah melekat pada diri pasti akan menjadi kebiasaan yang akan timbul dan akan menonjolkan khas dari seseorang tersebut. Seperti hal nya people pleaser, dia memiliki kebiasaan yang akan selalu mengatakan "Ya" dalam situasi apapun, karena perasaan tidak enak yang ia miliki. Sungkan baginya untuk mengatakan "tidak" dikarenakan ia tidak bisa menolak permintaan. Ia cenderung akan mengatakan ya untuk semua hal, dikarenakan people pleaser akan selalu mengutamakan kebahagiaan orang lain, meskipun ia terpaksa tetapi si people pleaser memaksakan berkata ya untuk orang sekitarnya. Supaya orang lain tidak kecewa terhadap dirinya.

      4. Selalu mengikuti voting terbanyak 

Dalam suatu kegiatan tertentu, entah dalam organisasi ataupun diluar organisasi tentu kita akan banyak mengeluarkan pendapat atau menyampaikan pendapat yang berbeda dari setiap orang yang tergabung di dalamnya untuk menentukan suatu tujuan tertentu.  Semua orang pasti akan mendapat hak nya masing masing untuk menyampaikan pendapat tersebut. Beda halnya dengan people pleaser, ia cenderung merasa tidak enakan jika pendapat nya berbeda dengan yang lain, dan tentunya ia merasa takut jika yang lain merasa kecewa dengan pendapat nya. Dan lebih memilih untuk mengikuti voting atau suara terbanyak yang sudah dikumpulkan.

Freeepik
Freeepik


Dari ciri ciri yang sudah dijelaskan diatas tadi tentu kita sudah bisa menilai lebih dalam mengenai People Pleaser yang ada disekitaran kita. Bahwa si people pleaser akan terus mengutamakan kebahagiaan orang lain dibanding dirinya sendiri. Kita juga sudah bisa menilai bahwa menjadi People Pleaser tentu akan sangat merugikan bagi diri sendiri.  Tentu menjadi people pleaser juga bukan merupakan keputusan yang bijak karna terlalu menomorduakan diri sendiri, yang berarti kita kurang mengenali diri sendiri. Ini dia kerugian menjadi people pleaser.

a. Kebaikannya selalu dimanfaatkan 

Yaps, kebaikan yang akan dimanfaatkan. Karena dengan si people pleaser merasa bersalah yang berketerusan dan tidak bisa menolak permintaan akan membuat orang lain berpikir bahwa si people pleaser itu orang yang gampang disalahkan dalam hal apapun dan dipaksa untuk mengikuti kemauan dari orang lain dalam segala hal.  Sebenarnya sesekali kita menolak permintaan seseorang tidak akan rugi lho! Bahkan kita juga harus menginstropeksi diri kita agar tidak merasa bersalah yang berketerusan karna kita harus tau letak salah kita dimana, tidak hanya asal merasa bersalah akan suatu hal. 

b. Kepentingan Pribadi akan terlantar

Tentu saja kepentingan pribadi akan terlantar dan tertinggal bahkan akan mendadak numpuk. Dikarenakan people pleaser selalu mengutamakan kepentingan orang lain agar tidak mengecewakan orang tersebut. Memang terkadang kita bisa membantu orang lain, tetapi terkadang disaat kita membutuhkan bantuannya orang itu malah tidak ada untuk kita dan akhirnya tidak bisa menolong. Maka dari itu cobalah untuk mengerti keadaan diri sendiri terlebih dahulu dan mengutamakan kepentingan pribadi, setelah selesai baru kita bisa menolongnya.

c.  Tidak bisa mengembangkan potensi diri 

Ketika diri kita hanya mengikuti pendapat orang lain, tidak berpendapat sama sekali dalam suatu kegiatan. Bahkan diberi kesempatan untuk menyuarakan hak nya pada saat itu, tetapi tidak  digunakan. Maka itu akan mematikan potensi yang ada di dalam diri kita karena hanya ada ketakutan dalam diri kita dan rasa ketidak enakan yang akan selalu timbul. Maka dari itu cobalah untuk mengeluarkan pendapat dan ketika memang ada kesempatan untuk menyuarakan hak dari tiap tiap individu maka berikanlah suaramu.

Untuk itu coba untuk instropeksi diri sebagaimana mestinya dengan mengenali diri dan kemampuan kita terlebih dahulu. Terkadang kita boleh memperhatikan orang lain dan membantu orang lain, tetapi untuk semua itu tidak harus too much atau berlebihan. 

Kita perlu tau batasan yang seharusnya diberikan, kalau memang dari diri kita belum mampu untuk mencapai itu semua, cobalah untuk sesekali menolak apa yang seharusnya tidak dilaksanakan oleh diri kita. Jangan terlalu mengutamakan orang lain karena belum tentu orang lain ada untuk kita, ketika kita sedang butuh butuhnya.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun