Mohon tunggu...
Syarief Kate
Syarief Kate Mohon Tunggu... Freelancer - Simple dan Senang Berbagi

| Menjadi insan yang bermanfaat bagi yang lain | Penulis Buku : ~Sudut Kota~ ~Biarkan Aku Menulis~ ~Negeri Seribu Alasan~ ~Demokrasi Rasa Kopi~ Founder Home Writing Institute

Selanjutnya

Tutup

Politik

Untukmu yang Mengaku "Wong Cilik"

28 Maret 2018   19:40 Diperbarui: 28 Maret 2018   19:47 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untukmu yang Mengaku Wong Cilik,

Assalamualaikum alaikum wr wb.

Tulisan ini pernah saya kirim ke salah satu media 2 tahun silam. Tetapi tidak dimuat. Mengingat konten masih relevan dengan kondisi zaman now, maka saya posting di laman ini.

Dengan penuh hormatku kepada pemimpin negeri ini. Saya hanya mengutarakan apa yang sering bergejolak, jangan dianggap kritik pak yah tapi ambil hikmahnya saja.

Ketika masih menjabat sebagai Wali Kota Solo, rakyat menaruh harapan besar kepada Jokowi, sosok yang apa adanya. Pemimpin yang 'sederhana dalam keseserhanaan' dan dianggap merakyat. Pemimpin yang suka blusukan untuk mengamati dan merasakan langsung penderitaan rakyat. Akan tetapi, kala belum tuntas permaslahan di Solo, Jokowi kemudian memutuskan maju dalam perebutan orang nomor satu di Jakarta dan ternyata terpilih. Kita pun mulai bertanya-tanya dalam hati, apakah gerangan dibalik keluguan dan kesederhaan bapak Jokowi? 


Pertanyaan ini kemudian terjawab bahwa lagi-lagi rakyat ibu kota kecewa dengan janji kampanye untuk menuntaskan permasalahan ibu kota republik ini. Seperti banjir, macet, kemiskinan, dan lain-lain. Jokowi ternyata melambung kiri dengan memutuskan bertarung dalam pemilihan presiden 2014 bersaing dengan Prabowo Subianto.

Pertarungan kedua calon memperebutkan kursi nomor satu di negeri ini sangat ketat dengan berbagai intrik yang spektakuler. Janji kampanye pun dihembuskan ke publik agar bisa meyakinkan siapa kandidat yang terbaik. Kita masih ingat sebagian janji Jokowi seperti revolusi mental, pesawat ulang-alik, waduk untuk mengairi persawahan, pemberdayaan produk lokal, mendukung kemerdekaan rakyat Palestina dan masih banyak yang lainnya.

Akhirnya setelah melewati fenomena baru yang muncul di perpolitikan bangsa ini, Ir.Joko Widodo terpilih sebagai presiden ketujuh bangsa Indonesia. Tugas berat tentu menghadang sang presiden untuk menyatukan dan merangkul lawan apalagi kawan. Setelah beberapa tahun Jokowi memimpin Indonesia muncullah masalah dan kecewa. 

Pengangkatan menteri yang tidak professional di bidangnya. Menteri yang diangkat pun kadangkala membuat sensasi nyata dan menuai kritik dari masyarakat. Mengaji dengan lantunan gamelan, wacana penghapusan kolom agama di KTP, peniadaan membaca Doa islami di sekolah, berpolemik dengan pencatutan nama dan problem yang lainnya. 

Penanganan lamban terhadap kasus Tolikara di Papua dan penanganan ekstra cepat pembakaran gereja di Aceh, anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dollar, indikasi 'kriminalisasi' ulama, kenaikan diam-diam harga bahan bakar minyak, pemberian sertifikat tanah yang menuai kontroversi.

Salah satu juga hal nyeleneh yang dilakukan presiden yaitu seringnya berkata saya tidak tahu ketika ada masalah dan berkas apa yang telah ditandatangi. Padahal sebagai kepala negara mestinya semua urusan negara dalam kendali dan sepengatahuannya. Dan anehnya lagi jika dikritik maunya berdasar data padahal waktu sebelum menjabat ingin sekali di 'demo' dan 'dikritik'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun