Mohon tunggu...
Syarief Kate
Syarief Kate Mohon Tunggu... Freelancer - Simple dan Senang Berbagi

| Menjadi insan yang bermanfaat bagi yang lain | Penulis Buku : ~Sudut Kota~ ~Biarkan Aku Menulis~ ~Negeri Seribu Alasan~ ~Demokrasi Rasa Kopi~ Founder Home Writing Institute

Selanjutnya

Tutup

Politik

Trending Pohon Calon Pejabat

20 Maret 2018   21:02 Diperbarui: 20 Maret 2018   22:04 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di dunia Maya kita mengenal istilah trending topik, utamanya twitter. Twitter sebagai salah satu media sosial yang bisa digunakan oleh siapa saja untuk menuliskan berbagai keluhan yang dihadapinya. Tweet kritis dan sindiran menyebabkan kebijakan yang diambil pemerintah berubah total. Selain itu, medsos yang satu ini dapat dipakai sebagai media kampanye bagi calon bupati, gubernur, walikota, caleg bahkan presiden sekali pun. Presiden Amerika, Donal Trump telah membuktikannya ketika maju memperebutkan orang nomor satu di negeri Paman Sam tersebut.

Akan tetapi nampaknya ini berbeda di bumi pertiwi. Calon pejabat berlomba-lomba memajang fotonya di pohon. Trending topik bermetamorfosis menjadi trending pohon. Nampaknya pepohonan harus menahan 'persaigan' tidak sehat calon pemimpin di negeri ini. Sederhana saja melihat kondisi tersebut, belum berkuasa saja telah menzalimi makhluk tuhan apalagi jika menduduki singgana.

Pilkada serentak 2018 kita telah disuguhi banner, baliho, spanduk kandidat mejeng di pohon dari kota hingga daerah terpencil.

Sejatinya semua kandidat mencabut sendiri gambar yang terpaku di pepohonan. Masyarakat tentunya menantikan kampanye yang kreatif. Di era smartphone saat ini terbuka lebar pintu bagi calon bupati/gubernur membranding diri lewat media. Entah itu lewat koran, situs pribadi atau memanfaatkan blog gratisan yang berisi konten positif bukannya provokatif. Semua menunggu tulisan opini terhadap perubahan mendasar yang akan dilakukan kala terpilih nantinya.

Kita sudah bosan melihat pohon terpaku oleh oknum yang tidak mencintai sesama ciptaan tuhan. Bahkan pohon pun sebenarnya ingin menjerit dan mengutuk keras calon penguasa yang hanya mementingkan pribadi, golongan atau kelompoknya. Marilah memilih pemimpin yang sependeritaan dengan pohon yang tetap kokoh mesti tersakiti. Mudah-mudahan terpilih pemimpin yang mampu merasakan jeritan rakyat. Menegakkan keadilan seadil-adilnya. Menerapkan konsep hukum tajam keatas tumpul kebawah. Dan yang terpenting tidak alergi dengan kritikan rakyat di medsos.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun