Rendahnya Tingkat Permintaan Masyarakat terhadap Sektor Pemasaran di Indonesia Setelah Munculnya Covid-19

Covid-19 adalah virus yang sedang merajalela di seluruh negara baik di Indonesia ataupun luar negeri.Pandemi covid-19 sangat berdampak kepada masa depan  pasar tenaga kerja di  Indonesia dengan mengakibatkan terjadi nya ekonomi yang buruk dan pembatasan pergerakan manusia.Kemudian sejumlah daerah di Indonesia menerapkan pembatasan sosial berskala besar ( PSBB ) sejak mulai April 2020 sampai saat ini untuk memutus penularan covid-19.Tetapi hal tersebut sangat berdampak terjadi nya menurunnya permintaan yang dilihat dari rendahnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga.Sehingga menurut hasil survei Kementrian Ketenagakerjaan suatu korelasi permintaan dengan pendapatan perusahaan terdapat sebanyak 22,8% perusahaan mengaku mengalami penurunan permintaan sebesar 81,100% dan jumlah responden yang mengaku keuntungannya menurun 81,100% pun sama.Semua masyarakat banyak sekali yang terkena dampak dari wabah penyakit covid-19 ini.Banyak sekali suatu instansi di tutup untuk mencegah paparan penyakit covid-19.
Semua orang terpaksa membatasi aktivitas nya dengan cara bekerja di rumah dengan bantuan alat komunikasi seperti Handphone, laptop, dan komputer.
Siswa-Siswa SD, SMP, SMA, dan Mahasiswa terpaksa melakukan pembelajaran secara daring karena harus menghindari keramaian untuk mencegah paparan virus covid-19.
Apalagi sekarang yang mengalami positif covid-19 semakin meningkat.Itu semua disebabkan karena masyarakat kurang waspada dengan tidak menaati aturan masyarakat untuk jaga jarak, mencuci tangan, dan  memakai masker.Kemudian covid-19 sangat mempengaruhi rendahnya tingkat permintaan terhadap pemasaran di Indonesia.Dapat dilihat ketika pemerintah mengakui daya beli masyarakat pada saat ini menurun disebabkan pendapatan yang mereka punya menurun juga.Penurunan pendapatan yang terjadi ini merupakan akibat dari adanya covid-19 yang menyebabkan banyak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) sehingga banyak orang yang pengangguran sehingga mereka sulit untuk memenuhi kebutuhan nya.Maka dari itu tingkat permintaan masyarakat di Indonesia menurun terhadap tingkat pemasaran.Jadi masayarakat pun ketika ingin membeli kebutuhan makanan, baju, dan sebagainya masayarakat sulit untuk memenuhi nya karena kurang nya pendapatan yang di sebabkan oleh covid-19.
Kementrian Ketenagakerjaan menyebutkan hingga  31 Juli 2020 jumlah pekerja formal maupun informal yang terdampak covid-19 mencapai lebih dari 3,5 juta.Dari jumlah tersebut,data yang sudah di hitung melalui BPJS Ketenagakerjaan mencapai 2,14 juta pekerja terdampak dengan rincian pekerja formal dirumahkan mencapai 1,13 juta, pekerja formal di PHK- mencapi 383 ribu dan terkahir pekerja informal terdampak mencapai 680 ribu orang.Jadi dari banyak nya yang terkena paparan covid-19 tersebut menyebabkan banyak pekerja di PHK  sehingga pendapatan mereka pun menurun.Dan semua itu sangat berpengaruh terhadap rendahnya permintaan terhadap pemasaran di Indonesia.Dapat di lihat ketika menurut Raden, indikator pendapatan masyarakat menurun itu antara lain penurunan perdagangan industri ritel, penurunan produksi usaha, penurunan nilai tukar paten, dan penurunan pendapatan pekerja.Dia menjelaskan bahwa suatu  penurunan daya beli masayarakat itu sejalan dengan laju saat ini yang sedang rendah bahkan terkontraksi mencapai 0,1 persen pada saat Juli 2020, kontraksi atau di sebut dengan deflasi mencapai 0,5 persen pada bulan Agustus dan September 2020.Sehingga menyebabkan suatu deflasi atau Harga suatu produk tidak mengalami kenaikan karena sepi nya permintaan.
Kesimpulan : Jadi covid-19 menjadi suatu faktor terhadap terjadinya penurunan suatu permintaan di Indonesia dalam suatu pemasaran karena pendapatan yang melemah menjadikan semua orang sulit untuk memenuhi kebutuhannya, walaupun harga suatu produk tidak mengalami kenaikan yang di sebabkan menurunnya permintaan.

Referensi : Katadata