Di tengah dunia modern yang semakin kompleks, anak-anak menghadapi berbagai tantangan dalam pembentukan moralitas dan karakter. Teknologi yang berkembang pesat, media sosial yang mendominasi, dan lingkungan sosial yang terus berubah menjadi faktor utama yang memengaruhi perkembangan mereka.
Teknologi menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan anak-anak. Banyak dari mereka menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar, baik untuk bermain game, menonton video, atau menelusuri isi media sosial. Perilaku yang berulang - ulang ini dapat menimbulkan sikap addictive.Â
Dimana paparan berlebihan terhadap dunia digital ini dapat mengurangi interaksi anak-anak dengan keluarga dan lingkungan sekitar. Waktu bersama keluarga yang seharusnya menjadi momen untuk menanamkan nilai-nilai luhur malah tergantikan dengan waktu untuk bermain game di depan layar.Â
Dalam jangka panjang, tentunya hal ini dapat membuat anak-anak kehilangan pijakan moral yang kuat, karena dihadapkan pada berbagai informasi yang belum tentu baik untuk usia mereka, sehingga esensi nilai - nilai luhur akan sulit di bentuk karena dasar moralitasnya tidak ada.
Konten negatif yang bermunculan dan mudah diakses, seperti : kekerasan, perilaku tidak sopan, hingga nilai-nilai yang bertentangan dengan norma sosial dan budaya menjadi pengaruh buruk dari berkembangnya teknologi digital di era sekarang.Â
Waktu yang digunakan untuk menonton gadget juga berakibat pada kurangnya interaksi sosial, serta pengaruh teman sebaya yang tidak selalu positif dapat menjadi ancaman serius bagi perkembangan moral anak-anak. Dalam situasi seperti ini, orang tua dan pendidik harus mengambil langkah bijak untuk membantu mereka.Â
Salah satu cara yang dapat dilakukan agar nilai moralitas tidak luntur adalah dengan bercerita tentang pahlawan melalui sastra anak. Karena dengan cerita dapat memberikan pembelajaran bagi anak untuk masa depan, bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga dapat menjadi cermin nilai-nilai kehidupan yang menginspirasi anak untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Cerita pahlawan dalam sastra anak memiliki kekuatan unik untuk menyampaikan nilai-nilai moral tanpa terasa menggurui. Anak-anak cenderung lebih terhubung dengan cerita yang menghadirkan tokoh-tokoh pahlawan yang kuat, baik itu pahlawan tradisional dari legenda lokal maupun pahlawan modern yang relevan dengan kehidupan saat ini.Â
Melalui cerita-cerita ini, anak-anak tidak hanya mendapatkan hiburan, tetapi juga belajar tentang keberanian, kejujuran, empati, tanggung jawab, dan pengorbanan.
Misalnya, cerita rakyat Indonesia seperti Malin Kundang mengajarkan anak-anak tentang pentingnya menghormati orang tua, sementara Sangkuriang memberikan pelajaran tentang akibat dari keputusan yang egois.Â
Di sisi lain, tokoh pahlawan modern seperti superhero dalam cerita komik atau film memberikan contoh keberanian dalam menghadapi ketidakadilan dan memperjuangkan kebenaran.