Mohon tunggu...
Dhea Nur Syofira
Dhea Nur Syofira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Peneriman Beasiswa Cendekia BAZNAS 2021

Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kisah Pemilik Toko Sepeda yang Meraih Banyak Keuntungan di Awal Masa Pandemi

1 Januari 2022   12:50 Diperbarui: 1 Januari 2022   12:56 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak masuknya virus Covid-19 ke Indonesia, pemerintah mengeluarkan kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang bertujuan untuk mencegah meluasnya penyebaran virus Covid-19 yang sedang terjadi antar orang. Oleh karena nya banyak kegiatan masyarakat yang dilakukan dari rumah.

Seperti halnya kota-kota di Indonesia, pemerintah Kabupaten Purbalingga juga menghimbau para warganya untuk beraktivitas dari rumah. Sehingga hal ini berdampak pada berbagai kegiatan masyarakat, seperti sekolah yang dilakukan dalam jaringan atau daring, dan juga bekerja dari rumah atau yang sering kita kenal dengan istilah WFH (Work From Home). Selain itu, PSBB juga berdampak pada banyaknya karyawan yang dirumahkan, serta pengusaha atau pedagang yang mengalami kerugian akibat kebijakan ini.

Kebijakan yang mengharuskan masyarakat beraktivitas dari rumah ini tentu saja menimbulkan rasa bosan yang berlebihan. Untuk mengurangi rasa bosan karena di rumah saja, sebagian masyarakat memilih untuk mencari kegemaran-kegemaran baru. Salah satu kegemaran masyarakat di masa pandemi seperti ini adalah dengan berolahraga. Selain untuk meningkatkan kekebalan tubuh, olahraga juga dapat mengurangi rasa kebosanan akibat rutinitas di rumah saja.

Olahraga yang digemari oleh sebagian besar masyarakat di masa pandemi, ialah bersepeda. Sepeda pada saat ini menjadi salah satu transportasi alternatif yang menjadi pilihan bagi masyarakat dalam melakukan aktivitas sehari-hari ataupun menjaga kesehatan tubuh.

"Semenjak WFH banyak orang-orang yang beli sepeda karena terlalu bosan dirumah, penjualan sepeda juga naik," ungkap Ibu Rari selaku pemilik salah satu toko sepeda bekas di Kabupaten Purbalingga.

Beliau juga mengatakan bahwa penjualan sepeda di awal masa pandemi mengalami kenaikan yang signifikan bahkan sepeda di tokonya pernah habis terjual. Berbeda halnya dengan masa sebelum pandemi, dimana keuntungan yang diperoleh tidak sebesar dengan keuntungannya di awal masa pandemi.

Akan tetapi setelah pemerintah mulai melonggarkan kebijakan terkait pembatasan aktivitas masyarakat, banyak dari sebagian pembelinya menjual kembali sepeda yang pernah dibeli. "Kalau sekarang saya harus siap rugi, mbak. Banyak orang-orang yang udah mulai berangkat kerja jadi sepedanya banyak yang dijual lagi ke saya," ujar beliau.

"Intinya jadi pedagang itu ya kudu ikhlas berapapun uang yang didapat, dan harus sabar juga nunggu pembeli." tambah beliau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun