Setiap orang pasti memiliki sebuah keinginan dalam hidupnya. Entah berupa keinginan jangka panjang ataupun keinginan jangka pendek. Untuk memenuhi keinginan tersebut, sebagai muslim tentunya selain berusaha kita juga harus selalu berdo'a kepada Allah SWT. Perlu diketahui, Allah SWT akan mengabulkan do'a hambanya melalui 3 cara, yaitu:
1. Doa kita dikabulkan saat itu juga
Kondisi seperti ini pasti sangat diharapkan oleh kita semua, sebab saat kita berdo'a untuk suatu hal, Allah SWT. akan mengabulkannya saat itu juga.
2. Do'a kita akan ditunda oleh Allah SWT
Jika kita berdoa namun do'a kita masih belum dikabulkan, jangan pernah khawatir. Sebab bukan berarti Allah SWT tidak akan mengabulkan do'a kita. Allah SWT hanya akan menundanya untuk kemudian mengabulkannya pada waktu yang tepat yaitu pada waktu yang terbaik untuk kita dan terbaik menurut Allah SWT.
3. Allah tidak akan mengabulkan do'a kita, namun akan menggantikannya dengan hal yang jauh lebih baik.
Pada cara yang ketiga ini, jika kita tidak bisa menyadarinya, pasti sebagai manusia kita akan merasa kecewa. Kita akan merasa bahwa do'a kita tidak dikabulkan oleh Allah SWT. Namun yang harus kita pahami adalah, apa yang dianggap baik oleh manusia, belum tentu baik di mata Allah SWT. Oleh karena itu, jika suatu saat kita merasa bahwa do'a kita belum dikabulkan, maka cobalah bersabar dan jalani semuanya dengan ikhlas. Sebab di balik itu semua pasti ada hikmah yang bisa kita ambil. Ada hal yang pada akhirnya membuat kita merasa bersyukur dan tersadar bahwa itulah yang terbaik untuk kita.
***
Saya memiliki sebuah pengalaman tersendiri mengenai dikabulkannya do'a melalui cara ketiga, yakni Allah tidak akan mengabulkan do'a kita, namun akan menggantikannya dengan hal yang jauh lebih baik. Hal tersebut saya alami saat menentukan pilihan kemana saya akan melanjutan kuliah. Saya selalu berdo'a agar saya mendapatkan yang terbaik menurut Allah SWT. Tapi tentu saja saya juga harus menentukan pilihan sendiri. Saat itu saya memilih UNPAD jurusan statistika sebagai pilihan pertama dan UPI jurusan pendidikan Matematika sebagai pilihan kedua. Dan sebagai alternatif saya memilih POLBAN jurusan D3 akuntansi.
Saat memilih UNPAD, sebenarnya ibu saya sedikit menentang karena jaraknya yang cukup jauh dari rumah membuat saya harus mencari tempat kost. Ibu saya khawatir saya tidak mampu menyesuaikan diri dengan keadaan disana. Namun dengan berbagai alasan, saya berusaha menjelaskan dan meyakinkan beliau agar mengizinkan saya kuliah disana. Sementara itu, saat saya hendak memilih UPI, giliran ayah saya yang kurang setuju.
Pada saat pengumuman PMDK POLBAN, ternyata saya tidak lolos. Meskipun saat itu saya tidak begitu mengharapkan POLBAN, tapi rasa kecewa tetap ada. Sebab banyak teman SMA saya yang lolos dan diterima di POLBAN. Sementara saya? saya masih harus menunggu pengumuman SNMPTN. Sampai pada akhirnya pengumuman itu tiba, ternyata saya juga tidak lolos UNPAD maupun UPI. Alhasil, saya menangis sejadi-jadinya. Dan pada saat itulah saya benar-benar merasa kecewa serta putus asa. Namun, Ibu saya berusaha meyakinkan dan menguatkan bahwa masih ada cara lain yang dapat ditempuh, yaitu melalu jalur SBMPTN.
***
Saya merasa ragu dan kurang percaya diri untuk mengikuti SBMPTN tersebut. Sebab, sejak awal saya tidak pernah mengikuti les / bimble apapun. Sementara teman-teman saya yang lain, saat libur pun mereka tetap mengikuti bimble, dan menunjukan keseriusan mereka agar bisa masuk ke perguruan tinggi negeri yang mereka inginkan. Saat itu, saya berfikir mungkin ini memang kesalahan saya. Sebab disaat orang lain melakukan usaha yang maksimal, saya hanya diam dan tidak melakukan apapun. Ini menjadi sebuah teguran bagi saya, hingga akhirnya, saya memutuskan untuk membeli kumpulan soal SBMPTN, dan berusaha mempelajarinya sendiri. Saya bertekad, saya harus bisa lolos SBMPTN. Jika tidak, saya lebih baik mempersiapkan diri terlebih dahulu untuk mengikuti SBMPTN tahun berikutnya.
Tapi, suatu hari sekitar jam 5 shubuh, saya mendapatkan sms dari teman yang mengucapkan selamat kepada saya karena telah lolos PMDK POLBAN tahap 2. Saya sempat tidak percaya, namun saat saya cek di website POLBAN, ternyata nama saya memang tercantum disana dan dinyatakan lolos PMDK tahap 2. Allhamdulillah.. saya merasa sangat beruntung pada saat itu, entah kenapa saya merasa sangat bahagia. Saya yakin, bahwa POLBAN adalah jawaban atas do'a-do'a saya. Sampai akhirnya, saya mengurungkan niat untuk mengikuti SBMPTN dan lebih memilih POLBAN. Saya yakin, masuk ke POLBAN adalah jalan terbaik yang diberikan oleh Allah SWT. Sebab jika saat itu saya diterima di UNPAD, mungkin saya tidak akan betah menjadi anak kost, dan secara tidak langsung itu akan lebih membebani orang tua saya dalam hal financial. Sementara itu, jika saya diterima di UPI, mungkin saya akan menyusahkan ayah saya, karena harus minta dijemput setiap hari.
Tapi, saat masuk ke POLBAN, Allah SWT seperti memudahkan langkah saya. Saya dipertemukan kembali dengan teman SD saya yang kebetulan rumahnya tidak jauh dari rumah saya. Sehingga saat akan pergi ke kampus, saya bisa numpang naik motor bersama teman saya. Begitu pun, saat pulang dari kampus.
Sebenarnya masih banyak lagi kemudahan yang Allah SWT berikan kepada saya selama saya berada di POLBAN. Dan saya sangat bersyukur akan hal tersebut. Saya benar-benar yakin bahwa POLBAN adalah tempat terbaik untuk saya. Saya bertekad untuk menjalani hari-hari ke depan dengan baik dan penuh semangat... :D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H