KOMPASIANA.com- Sekali lagi Ku pandangi pantulan diri ini di depan cermin, tanpa sadar setetes demi setetes air mataku turun begitu saja tanpa bisa dikontrol. Sekilas kembali muncul bayang-bayang tentang kejadian tadi siang saat bersama sahabatku, Siska.
FLASBACK ON
“Bidadariku..dengarkanlah seuntai syair yang Pujangga ini lantunkan”
Sontak saja semua pandangan yang ada dalam Caffe itu langsung tertuju ke meja ini. Yangmana beberapa diantaranya melihat begitu sinis ke arah sosok Laki-laki jangkung yang tengah berdiri di hadapanku itu. Aku hanya bisa memutar mata malas melihatnya lagi dan lagi.
“Parasmu yang cantik mempesona sudah memanah hati ini”, ucap Laki-laki itu yang langsung mendapatkan banyak sorakan.
“Sejak pertemuan awal kita..., kau lempar senyuman manis dari bibirmu yang ranum padaku”
“ Hentikan, please..”, mohonku padanya.
“Hidungmu yang mancung semakin mempertegas tatapanmu meski manik matamu begitu sendu di bawah kedua alis yang terukir bak bulan sabit”
“Su-...”
“CUUKUUUPP, tidakkah kau malu atas perbuatan bodohmu yang mengkhianati tampangmu”, bentakku padanya.