Mohon tunggu...
Dhea Maudia
Dhea Maudia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya Mahasiswi Jurnalistik - Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Happy Life

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Meningkatkan Kepercayaan Diri dengan Retorika Komunikasi NonVerbal

12 Juni 2024   10:22 Diperbarui: 12 Juni 2024   10:33 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oleh : Syamsul Yakin dan Dhea Maudia (Dosen dan Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)/dokpri

Retorika mengatakan bahwa berbagai situasi dan kondisi memengaruhi komunikasi verbal dan nonverbal. Pertama, perhatikan kepada siapa komunikator berbicara.

Kedua, tujuan komunikator mengirim pesan (for what purpose), ketiga, situasi di mana komunikator berbicara (in what situation), dan keempat, konteks yang dibicarakan.

Kelima, komunikator bermaksud memberi komunikan ke mana (ke mana jalan). Keenam, komunikator menggunakan media apa tradisional, konvensional, atau baru. Ketujuh, di mana proses komunikasi berlangsung atau dalam acara apa.

Komunikasi nonverbal dapat dibagi menjadi dua kategori berdasarkan media yang digunakan. Pertama, orang dapat berbicara satu sama lain secara langsung. Dalam komunikasi tatap muka, mereka dapat menggunakan ekspresi tubuh sebagai pengganti bicara.

Begitu juga, kontak mata, seperti melotot, memejamkan, memutar ke kiri dan ke kanan, dan mengerlingkan, berfungsi sebagai pengganti komunikasi verbal yang lengkap tanpa berkata-kata tetapi dapat dipahami.

Komunikasi nonverbal juga dapat menggunakan interaksi tubuh, baik bahasa tubuh maupun gerak tubuh. Dalam hal ini, bahasa tubuh adalah bahasa yang menggunakan gerakan anggota tubuh untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.

Gerakan tubuh adalah bahasa tubuh yang berbeda yang digunakan dalam proses komunikasi. Gerakan ini terjadi tanpa sadar dan tanpa diinginkan, tetapi tidak dapat dikontrol.

Kedua, komunikasi virtual yang dilakukan melalui internet, juga dikenal sebagai komunikasi tatap maya. Dengan berkembangnya platform media sosial, komunikasi virtual hampir sama dengan komunikasi tatap muka. Komunikasi daring sekarang disebut sebagai komunikasi tatap muka, sebagai lawan dari komunikasi tatap muka.

Dalam komunikasi tatap maya, komentar di room chat dapat digunakan untuk mengirim dan menerima pesan. Misalnya, orang yang mengirim dan menerima pesan dapat menggunakan emoticon yang ada pada keyboard, seperti koma, tanda hubung, dan tanda kurung. Komunikasi tatap maya berbasis visual, misalnya, akan dapat dipelajari lebih lanjut.

Komunikasi virtual dianggap memiliki kelebihan dibandingkan dengan komunikasi tatap muka. Misalnya, tingkat kesalahan diminimalkan dan setiap kesalahan diperbaiki. Komunikasi tatap maya lebih mudah dipahami dan dapat dilihat berulang-ulang. Sangat mudah untuk mengungkapkan emosi seseorang, seperti marah, bahagia, sedih, terkejut, dan lain-lain, selama komunikasi tatap maya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun