Awal dari semua ini adalah MPA. Pada saat itu mahasiswa baru tahun 2014 diwajibkan membuat Program Kreativitas Mahasiswa oleh dosen-dosen pengampu Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Kami tidak saling mengenal satu sama lain pada awalnya. Namun, pada akhirnya kami bertemu dan saling berbagi ide mengenai judul dan apa yang akan kami lakukan. Tidak ada suatu hal yang khusus saat itu. Kami, dimulai dari Nadhilah Amaliah Santoso, saya adalah mahasiswa Universitas Negeri Jakarta yang membagi ide cemerlang ini. Dibantu oleh rekan-rekan sejawat, Siti Nur Cholifah, Heru Wibowo, Taupan Syahbana, dan Novia Listiana yang semuanya adalah Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, mulai merancang suatu ide.
Masalah yang kami angkat adalah Bahan Bakar Terbarukan. Kami berpikir di tengah krisis ekonomi yang melanda dunia, kami ingin menciptakan suatu bahan bakar yang dapat digunakan oleh masyarakat pada umumnya. Lahirlah ide Briket Sabut Kelapa Sebagai Bahan Bakar Alternatif, Ekonomis, dan Ramah Lingkungan. Lalu mengapa kami memilih sabut kelapa? Sabut kelapa adalah bahan organik yang kaya kandungan karbon, sehingga dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar. Selain itu, wilayah target yang kami bidik, juga merupakan wilayah yang banyak pedagang es kelapa. Para pedagang ini, pada umumnya membuang sampah serabut kelapa begitu saja. Oleh karenanya, kami pun tergerak untuk melakukan penyelematan lingkungan disamping mengedukasi masyarakat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI