Mohon tunggu...
Dhea kaban
Dhea kaban Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Typing Chat Kamu Berisi Budaya?

11 November 2022   16:00 Diperbarui: 11 November 2022   16:02 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : foto pribadi

Masa sekarang memudahkan setiap orang berkomunikasi melalui banyak media. Salah satu media yang bisa di pakai yaitu chatting-an melalui sosial media. Sering tidak kita sadari, setiap orang ternyata punya ciri khas masing masing dalam gaya Bahasa mereka untuk bertukar pesan. Ciri khas tersebut berhubugan dengan latar belakang serta pengalaman yang dipunya masing masing pihak. Komunikasi memiliki aturan dan tatanan untuk memastikan komunikator dan komunikan mendapatkan makna dan pemahaman yang sama saat bertukar pesan, tetapi dengan adanya aturan komunikasi dapat menunjukkan keragaman budaya yang menyulitkan komunikasi antarbudaya karena memiliki standar yang berbeda sehingga dapat memungkinkan munculnya miskomunikasi (Samovar et al., 2017).

Menurut Samovar terdapat 3 konteks dalam komunikasi, terdiri dari bisnis, pendidikan, dan kesehatan. Nah, kali ini kita akan membahas di luar konteks tersebut. kita akan membahas tentang bagaimana seseorang menggambarkan diri mereka melalui cara mereka typing pesan. Setiap typing-an pesan dari seseorang juga bisa menimbulkan pengenalan bahkan pertukaran budaya dari masing masing pihak yang terkait dalam komunikasi tersebut.

Saya merupakan seorang mahasiswa yang melanjutkan Pendidikan jauh dari pulau tempat saya berasal. Saya berasal dari pulau sumatera yang mencoba memberanikan diri untuk merantau ke pulau jawa. Dari hal itu, akhirnya saya bertemu dengan banyak teman teman yang berasal dari suku, agama dan latar budaya masing masing yang pastinya berbeda. Saya bertemu dengan banyak sekali jenis logat daerah, bahkan susunan kalimat yang biasanya di pakai di berbagai daerah. Hal itu menjadi asing tetapi unik yang ternyata setelah di maknai lebih jauh, itu ada kaitannya dengan budaya.

Hal itu menjadi salah satu sorotan unik karena setiap orang yang memiliki latar belakang suku yang berbeda pada umumnya, akan memiliki ciri khas berbeda saat menyampaikan pesan, salah satunya dalam chatting. Hal itu kemudian sangat terlihat saat saya membandingkan contohnya Ketika teman saya yang mempunyai latar belakang suku Jawa dan teman saya yang berasal dari daerah sumatera. Pada umumnya akan sangat terlihat perbedaan, mulai dari logat Bahasa, imbuhan daerah yang di pakai bahkan susunan kata yang walaupun pada akhirnya sebenarnya hal itu akan menyampaikan makna yang sama.

Sebagai contoh, Ketika kedua teman saya yang berlatar belakang suku yang berbeda ingin menanyakan apakah saya sudah makan atau belum. Maka teman saya yang berlatar belakang suku jawa akan mengatakan "kamu udah makan belum e?" dan teman saya yang dari sumatera akan memakai logatnya dan mengatakan " ko dah makan?". Kedua kalimat itu memiliki arti yang sama tetapi cara penyampaian yang berbeda.

Hal itu menyadarkan saya bahwa ternyata cara seseorang untuk menyampaikan pesan kepada orang lain melalui typing-an chat juga menyimpan makna budaya didalamnya. Bukan hanya itu, kita sebagai komunikan juga, sadar atau tidak sadar akan mengikuti arus logat dan susunan kalimat dari komunikator pesan. Jika kita sedang berkomunikasi dengan orang jawa, maka kita akan berusaha untuk mengikuti cara mereka menyampaikan pesan, mungkin dengan menambahkan imbuhan daerah yang sudah biasa mereka pakai dan kita mengerti cara pemakaiannya, begitu juga dengan orang sumatera ataupun latar belakang suku lainnya.

Oleh karena itu, ternyata budaya ada disekitar kita dan selalu bersama dengan kita. Pertukaran budaya bisa terjadi kapan dan dimana saja, walau dalam kegiatan sekecil apapun. Selama adanya komunikasi verbal maupun non verbal, pertukaran budaya bisa terjadi saat itu juga.

Samovar, L.A, Porter, R.E, McDaniel, E.R, Roy, C.S. (2015). Communication:Between Cultures. 14th edition. Cengage Learning. Boston:USA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun