Mohon tunggu...
Pricilla Pascadeany Frelians
Pricilla Pascadeany Frelians Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Pascasarjana Magister Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pembelajaran Bahasa Lokal, Resistensi Terhadap Globalisasi

12 Desember 2017   23:27 Diperbarui: 12 Desember 2017   23:59 1310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bahasa lokal merupakan sebagian kecil dari kebudayaan lokal. Hadirnya budaya global yang berhasil merebut hati masyarakat Indonesia menjadi tantangan bagi budaya lokal di Indonesia untuk tetap memiliki detak dalam keberlanjutan kehidupannya. 

Menjadi penting untuk membahas mengenai pendidikan bahasa lokal karena lewat menilik pada pendidikan bahasa lokal yang bagian kecil dari budaya lokal maka dapat dilihat bagaimana dalam menanggapi globalisasi ada kebijakan sosial di tataran nasional bahkan lokal sebagai bentuk letupan kecil perlawanan akan arus globalisasi yang kian membuat budaya lokal dikesampingkan dan ditinggalkan.

Popularitas Budaya Global di Indonesia

Keberagaman di Indonesia bukan lagi menjadi hal yang tidak diketahui dunia. Mulai dari suku, bahasa, agama, makanan khas hingga masyarakatnya yang beragam kerap kali menjadi hal yang menarik perhatian dunia. Namun, di Indonesia kebudayaan yang populer tak jarang malah budaya dari negara-negara lain. Adanya globalisasi dan kemajuan teknologi memperkenalkan Indonesia pada budaya-budaya negara lain yang akhirnya mencuri hati masyarakat Indonesia. 

Budaya berpakaian, contohnya. Industri garment di Indonesia kini populer dengan pakaian dari brand global. Sebuah survei pada September 2014 menunjukan 10 brand yang populer di masyarakat berdasarkan kicauan netizen di media sosial Twitter. Kesepuluh brandtersebut adalah Zara, H&M, Polo, Next, GAP, Guess, Lacoste, Levi's, Wakai, dan Uniqlo (Ratih, 11 Juli 2017). Deretan 10 brand pakaian yang populer di Indonesia tersebut ditempati oleh brand-brand yang juga telah populer di tataran global.

Selain industri garment, deretan film box office di bioskop-bioskop Indonesia juga dipenuhi dengan film-film luar negeri. Dilansir dari artikel yang berjudul "Daftar 10 film Hollywood terlaris semester pertama 2017", Beauty and The Beast, Guardian of The Galaxy 2, Logan, Wonder Woman,dan The Fate & The Furious merupakan sebagian dari deretan film box office mancanegara yang mengisi bioskop Indonesia pada tahun 2017 (Rappler Indonesia, 22 Juni 2017). 

Begitu pula deretan lagu favorit masyarakat Indonesia. Pada bulan Mei 2017, 7 lagu favorit yang masuk dalam New Single Top Hits pada aplikasi pemutar musik JOOX ditempati oleh 6 lagu barat dan satu lagu Indonesia (Tribunnews Style, 1 Mei 2017).

Garment,film dan musik yang digandrungi masyarakat Indonesia merupakan produk dengan muatan budaya negara-negara inti. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya budaya global hingga berhasil menjadi hal favorit masyarakat Indonesia hingga menempati popularitas yang melebih budaya Indonesia. Seperti yang penulis katakan di awal pembahasan ini, budaya global lebih mencuri perhatian dan menjadi favorit dikalangan masyarakat Indonesia. 

Apakah produk budaya Indonesia tidak melakukan perlawanan? Tentu saja budaya Indonesia tidak diam saja. Di antara brandgarment, film box office,dan musik-musik hits, produk budaya Indonesia di industri garment,film dan musik juga bersaing dengan produk budaya global dan kualitasnya mulai menyaingi produk global. Sayangnya, budaya global masih lebih menjadi favorit masyarakat Indonesia dibanding produk budaya lokal Indonesia.

Pendidikan Bahasa Asing di Indonesia

Salah satu aspek dari budaya adalah bahasa. Bahasa menjadi hal yang menunjukan perbedaan antara budaya satu dengan budaya lainnya. Misalnya, masyarakat Filipina menggunakan bahasa Tagalok, masyarakat Thailand menggunakan bahasa Thailand dan masyarakat Malaysia menggunakan bahasa Melayu. Lewat mendengarkan bahasa yang digunakan ketika berbicara seseorang dapat mengidentifikasi atau sekedar memperkirakan dari budaya atau negara manakah orang tersebut berasal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun