Candi Ijo adalah sebuah candi Hindu yang terletak di Desa Caturtunggal, Sleman, Yogyakarta. Candi ini dibangun pada abad ke-9 oleh Dinasti Sanjaya dan dianggap sebagai salah satu candi tertua di Yogyakarta. Candi ini memiliki gaya arsitektur Hindu dengan pengaruh Budha.
Candi Ijo terletak di atas bukit dengan ketinggian sekitar 410 m di atas permukaan laut. Candi ini memiliki luas sekitar 2.500 meter persegi dan dikelilingi oleh hijauan serta pemandangan alam yang indah dari bukit-bukit sekitarnya.
Candi Ijo terdiri dari beberapa bangunan, yaitu bangunan utama, bangunan perwara, dan bangunan pendopo. Bangunan utama berupa tempat ibadah yang terdiri dari satu ruangan berbentuk persegi dengan atap berbentuk segitiga. Sedangkan bangunan perwara berfungsi sebagai tempat penyimpanan peralatan upacara dan bangunan pendopo sebagai tempat para biksu beristirahat.
Selain pengunjung yang datang untuk beribadah, Candi Ijo juga menjadi tempat yang populer untuk menikmati pemandangan matahari terbit dan terbenam. Di sini, pengunjung dapat menikmati suasana yang tenang dan damai sambil menikmati keindahan alam sekitarnya.
Candi Ijo, juga dikenal sebagai Candi Ijogini, adalah salah satu candi Hindu-Buddha yang terletak di Dusun Selopanggung, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Indonesia. Candi ini terletak sekitar 4 kilometer sebelah barat kompleks Candi Prambanan.
Candi Ijo didirikan pada abad ke-10 Masehi, pada masa pemerintahan Kerajaan Medang yang menguasai wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya. Candi ini diperkirakan dibangun pada masa pemerintahan Raja Daksa atau Raja Balitung Maha Sambu. Namun, sumber sejarah yang merinci pendirian candi ini sangat terbatas.
Candi Ijo ditemukan dalam kondisi yang cukup rusak pada awal abad ke-19 oleh seorang pematung Belanda bernama W.R. Van Hovell. Pada tahun 1975, Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala (sekarang Balai Pelestarian Cagar Budaya) melakukan upaya pemugaran dan konservasi terhadap candi ini.
Candi Ijo memiliki arsitektur yang unik dan menonjolkan ciri khas Jawa Tengah. Bangunan utama candi ini terdiri dari kompleks candi induk yang dikelilingi oleh beberapa candi kecil. Kompleks candi utama berbentuk empat persegi panjang dengan struktur utama yang terdiri dari beberapa tingkat. Di bagian atas kompleks candi, terdapat beberapa stupa dan perlengkapan persembahan.Selain bangunan utama, Candi Ijo juga memiliki beberapa bangunan pendukung seperti perwara (keling) yang terletak di sisi utara dan selatan kompleks candi. Bangunan-bangunan ini mungkin digunakan untuk upacara keagamaan atau sebagai tempat tinggal para biksu.
Keunikan Candi Ijo terletak pada lokasinya yang berada di atas bukit dengan pemandangan yang memukau. Dari puncak candi, pengunjung dapat menikmati pemandangan yang meliputi perbukitan hijau, sawah, dan Gunung Merapi yang menjulang di kejauhan.
Candi Ijo saat ini masih digunakan untuk kegiatan keagamaan oleh masyarakat setempat, terutama pada hari-hari raya Hindu-Buddha. Candi ini juga menjadi salah satu tujuan wisata sejarah dan budaya yang populer di Yogyakarta, menarik banyak wisatawan untuk mengagumi keindahannya dan menelusuri sejarahnya yang kaya.
Candi Ijo, prinsip-prinsip arsitektur Hindu-Buddha umumnya mengandung makna dan simbolisme yang dalam. Dalam konteks candi-candi Jawa kuno, bangunan-bangunan tersebut sering kali mencerminkan konsep kosmos dan hubungan manusia dengan alam semesta.