Bahasa merupakan alat komunikasi dalam bentuk kata, kelompok kata, klausa dan kalimat yang disampaikan secara lisan ataupun tulisan. Menurut Linguistik Sistematik Fungsional (LSF) bahasa merupakan bentuk semiotika sosial yang sedang melakukan pekerjaan dalam konteks situasi dan konteks kultural, yang digunakan secara lisan ataupun tulisan.Â
Ada dua hal penting yang perlu digarisbawahi dari bahasa yaitu, pertama bahasa secara sistematik merupakan wacana atau teks yang terdiri dari beberapa jumlah unit kebahasaan yang secara hirarkis. Kedua, bahasa secara fungsional digunakan untuk mengekspresikan suatu tujuan proses sosial dalam suatu konteks situasi dan konteks struktural.Â
Secara semiotika sosial, bahasa merupakan sejumlah semion sosial yang sedang menyimpulkan realitas pengalaman dan logika, realitas sosial dan realitas simbol. Bahasa dipahami sebagai representasi yang berperan dalam membentuk subjek tertentu, tema-tema wacana tertentu, maupun strategi-strategi di dalamnya (Ismail, 2008).
Analisis wacana adalah kajian yang menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiah, baik dalam bentuk tulisan maupun lisan. Menurut Slembrouck analisis merupakan analisis unit linguistik terhadap penggunaan bahasa lisan maupun tulisan yang melibatkan orang penyampai pesan dengan penerima pesan dalam tindakan komunikasi.Â
Analisis wacana bertujuan untuk mengetahui pola-pola atau tatanan yang diekspresikan oleh suatu teks. Sebuah teks disebut juga dengan wacana. Wacana berupa teks dapat ditemui pada selebaran, poster, koran, majalah, buku dan teks tertulis lainnya yang mengandung unsur kebahasaan. Keberadaan wacana dapat kita temukan dalam media cetak seperti novel, media audio seperti pidato, media visual seperti lukisan, media audiovisual seperti film, di alam seperti lanskap dan bangunan (Hamad, 2007).
 Analisis wacana memiliki keterkaitan yang cukup kuat terhadap bahasa. Dari apa yang telah dijelaskan terkait pengertian bahasa dan analisis wacana dapat dikaitkan bahwa bahasa merupakan jembatan komunikasi melalui kata baik secara tulisan ataupun lisan. Analisis wacana menjadi pisau bedah dalam mengkaji bahasa yang ada baik itu secara tertulis (teks) atau secara lisan. Dua hal ini saling memiliki keterkaitan satu sama lain dalam menganalisis sebuah wacana yang ada.
Jika dibedakan menurut model analisis wacana terdapat lima model yaitu analisis bahasa kritis, analisis wacana pendekatan Prancis, pendekatan kognisi sosial, pendekatan perubahan sosial, dan pendekatan wacana negara. Kelima metode itu memiliki keterkaitannya dengan bahasa seperti keterkaitan bahasa pada analisis bahasa kritis untuk membawa ideologi tertentu melalui kata atau struktur gramatikal yang dipilihnya. Selain itu juga, metode analisis ini dikembangkan mengenai struktur dan fungsi bahasa, mempelajari tata bahasa dan praktik penggunaannya untuk mengetahui praktik ideologi.
Pada analisis wacana pendekatan Prancis, bahasa dipandang sebagai medan pertarungan melalui berbagai kelompok dan kelas sosial yang menanamkan keyakinan dan pemahamannya. Pendekatan kognisi sosial analisis wacana tidak hanya menganalisis teks semata namun juga memperhatikan bagaimana produksi teks tersebut dan alasan teks tersebut diproduksi.Â
Terdapat tiga dimensi pada pendekatan kognisi sosial yaitu berupa teks, kognisi sosial, dan konteks. Pada dimensi teks yang menjadi fokus penelitiannya yaitu struktur teks dan strategi wacana yang digunakan untuk menegaskan suatu tema tertentu. Pada dimensi kognisi sosial, penelitian berfokus pada proses produksi suatu teks yang berkaitan dengan kognisi individu penulis. Sedangkan dimensi konteks penelitian berfokus pada suatu masalah yang ada dalam wacana yang berkembang di masyarakat. Itulah beberapa keterkaitan yang ada bahasa pada analisis wacana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H