Tahukah anda di musim penghujan seperti saat ini perkembangbiakan nyamuk terjadi sangat pesat? Memasuki musim hujan, selain terjadinya banjir, hal lain yang perlu diperhatikan adalah penyebaran penyakit.
Salah satu penyakit yang sering muncul saat musim penghujan adalah Demam Berdarah Dengue (DBD). Berbicara mengenai demam berdarah, penyakit ini seakan menjadi topik yang tidak pernah ada habisnya, demam berdarah sendiri masih menjadi masalah kesehatan global yang serius terutama di daerah tropis dan subtropis. Pada umumnya DBD ini disebabkan dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki gejala yang bervariasi mulai dari gejala ringan hingga parah. Dalam beberapa kasus, gejala DBD yang sering ditemui adalah demam tinggi, nyeri otot dan sendi, kepala terasa sakit, ruam kulit, mual, muntah, dan perdarahan ringan seperti mimisan dan gusi berdarah. Penyakit ini tentu tidak dapat dianggap remeh, sebab dalam kasus yang parah, demam berdarah dapat menyebabkan perdarahan internal, syok, bahkan kematian jika tidak mendapat penanganan dengan tepat. Hasil catatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) per 13 Februari 2023 menunjukkan setidaknya terdapat 2.930 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan 24 kematian di Indonesia.
Lonjakan kasus DBD di Indonesia tentunya perlu mendapatkan perhatian yang ekstra, sebab di musim penghujan seperti saat ini perkembang biakan nyamuk terjadi sangat pesat seiring bertambahnya media-media perkembang biakan nyamuk. Sanitasi yang buruk juga dapat menjadi salah satu faktor yang mempercepat proses penetasan nyamuk, hal ini disebabkan penampungan air yang semula kering menjadi tergenang air sehingga memudahkan proses penetasan larva nyamuk.
    Lonjakan kasus demam berdarah di Indonesia ternyata tidak membuat pemerintah diam saja. Untuk mengatasi lonjakan kasus DBD, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menggencarkan gerakan 3M Plus yang dapat dilakukan di rumah. Adapun langkah 3M meliputi:
1. Menguras
Merupakan kegiatan membersihkan dan membuang  sisa air yang berada di penampungan air. Kegiatan ini bukan hanya membersihkan dan membuang sisa air saja, namun juga menggosok permukaan dinding penampungan air untuk membersihkan kotoran dan jentik-jentik nyamuk yang menempel.
2. Menutup
Kegiatan menutup yang dimaksudkan adalah menutup rapat semua tempat penampungan air apabila tidak digunakan. Selain itu, yang dimaksudkan sebagai menutup adalah menimbun sampah atau barang-barang yang tak terpakai untuk meminimalisir kemungkinan dijadikannya tempat perkembangbiakan nyamuk.
3. Mendaur Ulang
Mendaur ulang atau memanfaatkan barang bekas yang tak terpakai menjadi barang bernilai ekonomis. Hal ini dapat meminimalisir potensi bertambahnya media perkembangbiakan nyamuk. Selain itu, dengan mendaur ulang barang tak terpakai kita dapat menciptakan produk baru yang lebih bermanfaat untuk dipergunakan ulang.