Mohon tunggu...
Choirunnisa
Choirunnisa Mohon Tunggu... Lainnya - mengurus rumah tangga

Thinking extrovert

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Kecerdasan Emosional, Pondasi Utama dalam Perkembangan Anak Sebelum Aspek Kognitif

12 Oktober 2024   11:38 Diperbarui: 14 Oktober 2024   11:30 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Meningkatkan kesejahteraan mental
EQ yang baik berkaitan erat dengan kesejahteraan mental. Menurut studi, anak-anak dengan kecerdasan emosional yang baik cenderung lebih sedikit mengalami gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi. 

Kemampuan mereka untuk mengenali dan mengelola emosi membuat mereka lebih tangguh dalam menghadapi tantangan emosional sehari-hari.

Risiko kurangnya kecerdasan emosional

Tidak memiliki kecerdasan emosional yang baik dapat berdampak buruk pada perkembangan anak. Berikut beberapa dampak negatif yang mungkin muncul:

1. Kesulitan mengelola emosi
Anak yang tidak memiliki kecerdasan emosional yang cukup akan mengalami kesulitan dalam mengelola emosi mereka. Hal ini dapat menyebabkan mereka mudah marah, frustrasi, atau cemas, yang pada akhirnya memengaruhi performa akademis dan hubungan sosial. 

Anak-anak yang memiliki kesehatan emosional yang tidak baik sering kali terlibat dalam perilaku bullying, termasuk mereka yang memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi. Ini menunjukkan pentingnya kecerdasan emosional.

2. Kesulitan dalam hubungan sosial
Anak yang kekurangan EQ mungkin kurang peka terhadap perasaan orang lain, yang menyulitkan mereka dalam menjalin hubungan sosial yang sehat. Hal ini bisa menghambat perkembangan keterampilan sosial yang penting untuk kehidupan sehari-hari.

3. Tingkat stres yang lebih tinggi
Anak yang tidak mampu mengelola emosinya dengan baik cenderung mengalami tingkat stres yang lebih tinggi. National Institutes of Health mencatat bahwa stres berkelanjutan pada anak-anak dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental mereka di masa mendatang.

4. Rentan terhadap gangguan kesehatan mental
Kekurangan keterampilan emosional juga bisa membuat anak lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan gangguan perilaku lainnya. 

Menurut studi yang dipublikasikan oleh American Psychological Association, tanpa EQ yang kuat, anak-anak tidak memiliki alat yang memadai untuk menghadapi tekanan hidup, yang meningkatkan risiko gangguan mental.

Strategi membangun kecerdasan emosional pada anak

1. Ajarkan anak mengenali emosi
Langkah pertama dalam membangun EQ adalah membantu anak mengenali dan memberi nama emosinya. Mengajarkan anak untuk mengidentifikasi perasaan seperti marah, sedih, atau senang akan membantu mereka lebih memahami diri sendiri dan belajar mengelola emosi mereka.

2. Jadilah contoh yang baik
Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat. Orang tua dapat menjadi teladan dalam mengelola emosi. Misalnya, ketika merasa frustrasi, orang tua bisa memberi contoh dengan menarik napas dalam-dalam dan menunjukkan cara mengendalikan emosi secara positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun